Mohon tunggu...
Reva Maha Putra
Reva Maha Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Negeri Malang

Belajar untuk menulis perihal yang masih sulit.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Terusan Ambarawa UM, Antara Kesesakan dan Kebahagiaan

5 September 2024   21:15 Diperbarui: 21 September 2024   21:00 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
YouTube/AnnisaPristya

Mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) pasti sudah tidak asing dengan Jalan Terusan Ambarawa. Kawasan yang berada dekat dengan gerbang Ambarawa UM ini, menjadi kawasan kos-kosan favorit mahasiswa UM. Biaya kos yang terjangkau dan kemudahan akses menuju UM, menjadi faktor incaran banyak mahasiswa.

Saat perkuliahan aktif kembali, Ambarawa menjadi kawasan yang selalu ramai dikunjungi mahasiswa. Di kala jam istirahat, mahasiswa datang berbondong-bondong mengunjungi Ambarawa yang dari ujung ke ujung selalu dipenuhi mahasiswa.

Di Ambarawa, segala kebutuhan sangat tersedia dan lengkap, mulai dari fotokopi, toko sembako, warung makan, dan berbagai macam jajanan yang bervariasi. Menjadikan Ambarawa surganya mahasiswa.

Ambarawa memiliki akses jalan yang sempit dan hanya bisa dilalui satu sepeda motor di setiap sisinya, tak heran sering terjadi kepadatan di kawasan ini. Ditambah, seringnya mahasiswa memarkir motornya di sisi jalan mengakibatkan jalanan semakin sempit.

Hal yang paling mengejutkan adalah, adanya kendaraan roda empat yang terkadang mencoba masuk Ambarawa. Hal ini semakin menambah sumber masalah dan meresahkan pengguna jalan.

Seperti halnya yang dirasakan Ummi Lailatul, mahasiswi Fakultas Sastra yang sering mengunjungi Ambarawa.

“Kalau tinggal di Ambarawa bisa lebih cepat sampai ke kampus terutama Fakultas Sastra. Juga banyak para pedagang sehingga sejalan untuk beli makanan dan minuman, terus juga enggak terlalu panas. Kurangnya Ambarawa itu sempit dan susah diakses kalo lagi banyak motor lain, agak kotor juga dan banyak jalan rusak,” ungkap Ummi Lailatul. 

Hal yang sama dirasakan Tazkhiya Putri, mahasiswi yang menempati indekos di Ambarawa yang juga menceritakan berbagai kondisi selama tinggal di Ambarawa.

“Ambarawa pastinya semua orang tahu kalau jalanannya sering macet. Sering lihat jalannya kotor di kanan dan kiri karena ada beberapa sampah yang meluber dan enggak membuang sampah di tempatnya, jadi kalau hujan itu jorok dan bau. Di sudut sudut jalan kalau enggak hati-hati suka ada kotoran kucing. Sukanya di Ambarawa itu karena kemana-mana entah beli makan atau ke kampus dekat, jadi enggak perlu banyak tenaga atau kendaraan,” ungkap Tazkhiya.

Walaupun begitu, Ambarawa menjadi kawasan yang sangat berarti dan menjadi kebahagiaan bagi para mahasiswa. Selain itu, juga menjadi sumber penggerak ekonomi bagi warga menjalankan berbagai macam usaha. Ambarawa akan menjadi kenangan bagi yang pernah menyinggahinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun