Mohon tunggu...
Revaluna Salsabilla
Revaluna Salsabilla Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar

hai semua!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sistem Pemerintahan, Sosial, Ekonomi dan Kebudayaan Kerajaan Majapahit

24 Oktober 2024   21:10 Diperbarui: 24 Oktober 2024   21:10 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kerajaan Majapahit merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Kerajaan ini didirikan oleh Raden Wijaya yang bergelar Kertajasa Jayawardhana. Letak kerajaan ini berada di daerah Tarik, Mojokerto, Jawa Timur. Kerajaan Majapahit diperkirakan muncul dan berkembang sejak 1293 Masehi hingga 1500 Masehi. Menurut Djoko Pramono, puncak kejayaan Bahari di Nusantara berhasil dicapai pada zaman Kerajaan Majapahit. Saat itu, Majapahit mengandalkan kekuatan laut dan agraris, yang menjadikannya kerajaan besar serta memberi jaminan rasa aman dalam perdagangan nusantara. Komoditas agraris yang dimiliki Kerajaan Majapahit menjadi daya tarik tersendiri bagi kapal dagang internasional untuk singgah atau berlabuh. Keadaan ini semakin diperkuat dengan lokasi Majapahit yang berada di kawasan Sungai Brantas, Jawa Timur. Konsep kerajaan besar bercorak agraris dan maritim telah menjadi visi serta tekad utama Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Hal ini diperlihatkan dari pemilihan lokasi kerajaan yang berada di daerah Tarik di kawasan Sungai Brantas. Tujuan utama pemilihan lokasi ini ialah untuk mempermudah pengawasan perdagangan di daerah pesisir serta pengendalian produksi pertanian di kawasan pedalaman.

Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar bercorak agraris

Kondisi alam di sekitar kawasan kerajaan sangatlah subur sehingga tidak mengherankan jika komoditas pertanian Majapahit sangatlah melimpah. Dalam jurnal yang berjudul Canggu: Pelabuhan Sungai Masa Majapahit Abad XIV-XVI karya Mawardi Purbo Sanjoyo, dituliskan jika Majapahit bisa memanen padi sebanyak dua kali dalam kurun waktu satu tahun. Selain padi, Kerajaan Majapahit juga memiliki komoditas lainnya berupa semangka, kelapa dan manggis. Kunci utama keberhasilan tani di Majapahit ialah pemeliharaan sawah serta ladang yang dilakukan sebaik mungkin.

Faktor utama Kerajaan Majapahit sebagai kerajaan besar agraris

faktor utama ini dipengaruhi oleh lokasi kerajaan berada di kawasan yang memiliki tanah subur. Selain terletak di kawasan Sungai Brantas, Kerajaan Majapahit juga terletak di daerah yang memiliki banyak gunung berapi, seperti Gunung Semeru, Gunung Kediri dan Gunung Wilis. Tanah subur ini membuat penduduk Majapahit bisa dengan mudah bercocok tanam dan memanen hasilnya. Saat itu, hasil utama Majapahit ialah padi, lada, cengkeh, pala dan kapas. Letak Kerajaan Majapahit juga ada yang terletak di kawasan dataran tinggi dan kawasan bercuaca panas, sehingga penduduk Majapahit bisa bercocok tanam sesuai dengan cuaca dan hawanya. Contohnya padi lebih sering ditanam di kawasan bercuaca panas

Kehidupan Sosial Kerajaan Majapahit

Meski diwarnai banyak pemberontakan pada awal berdirinya, Kerajaan Majapahit berhasil berkembang menjadi kerajaan terbesar di Nusantara. Kondisi masyarakat Kerajaan Majapahit dengan kondisi bangsa Indonesia di masa sekarang jelas tidak sama karena perbedaan zaman yang membuat berbagai aspek kehidupan telah berubah Keadaan masyarakat Majapahit dapat diketahui dari berita China dari masa pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350). mencatat bahwa Jawa sangat padat penduduknya. Tanah Jawa sangat subur dan banyak menghasilkan padi, lada, garam, serta kain, yang menjadi barang ekspor utama. Masyarakatnya telah mengenal mata uang yang terbuat dari campuran perak, timah putih, timah hitam, dan tembaga. Pada tahun 1350, Tribhuwana Wijayatunggadewi turun takhta dan digantikan oleh putranya yang bernama Hayam Wuruk.  Periode pemerintahan Hayam Wuruk (1350-1389) merupakan masa keemasan Kerajaan Majapahit. Selama 39 tahun berkuasa, Hayam Wuruk dan Gajah Mada berhasil membuat seluruh kepulauan Indonesia bahkan Jazirah Malaka mengibarkan panji-panji Majapahit. Sumpah Palapa yang dilontarkan Gajah Mada pun terlaksana, dengan daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, ditambah Tumasik (Singapura) dan sebagian Kepulauan Filipina. Di samping itu, masa pemerintahan Hayam Wuruk menampilkan banyak usaha untuk meningkatkan kemakmuran rakyat. Berbagai kegiatan dalam bidang ekonomi (pertanian dan perdagangan) serta kebudayaan sangat diperhatikan. Hasil pemungutan pajak dan upeti dimanfaatkan untuk mendatangkan kesejahteraan bagi rakyat kerajaan dalam berbagai bidang. Untuk keperluan peningkatan kesejahteraan di bidang pertanian, raja memerintahkan pembuatan bendungan, saluran-saluran pengairan, dan pembukaan tanah baru untuk perladangan. Di beberapa tempat sepanjang sungai, dibuat tempat penyeberangan yang sangat memudahkan lalu lintas antardaerah. Dari prasasti dan relief-relief candi peninggalannya, diketahui bahwa pada masa Majapahit terdapat dua bendungan, yaitu Bendungan Jiwu untuk daerah persawahan kalamasa dan Bendungan Trailokyapuri untuk mengairi daerah hilir. Selain itu, Kakawin Siwaratrikalpa dari pertengahan abad ke-15 menggambarkan gemercik air sungai yang dialirkan dengan saluran dari batang bambu, merupakan jaringan irigasi yang mendukung persawahan. Kerajaan Majapahit benar-benar mempunyai perhatian tinggi terhadap air bersih yang dianggap sebagai sumber kehidupan. Selain untuk kepentingan pertanian, di daerah inti Majapahit telah dibangun suatu irigasi yang luas dan canggih, yang pada gilirannya menjadi pusat peradaban. Pengendalian banjir dilakukan dengan membangun kolam di beberapa tempat sebagai sarana penampungan dan penyimpanan air. Di Trowulan, sebagai ibu kota dan pusat segala macam kegiatan, dibuat kolam-kolam besar dan indah di samping bangunan-bangunan istana. Sedangkan di bawah rumah-rumah penduduk, dibangun selokan di beberapa sisi dan ditutup kotak-kotak batu bata supaya tidak becek ketika hujan. Di bidang keagamaan, Majapahit dikenal sebagai kerajaan yang toleran dengan keberagaman agamanya. Meski dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha, Majapahit hanya menganggap dua agama resmi yaitu Siwa dan Buddha. Hal itu berdasarkan Prasasti Waringinpitu yang dikeluarkan oleh Raja Kertawijaya pada tahun 1447, yang menyebut nama pejabat birokrasi kerajaan di pusat.Pejabat birokrasi yang dimaksud adalah Dharmmadhyaksa ring kasaiwan atau pejabat yang mengurusi Agama Siwa dan Dharmmadhyaksa ring kasogatan atau pejabat yang mengurusi Agama Buddha. Dengan luasnya kekuasaan, penduduk Kerajaan Majapahit memiliki kepercayaan yang bermacam-macam. Ada yang memeluk Hindu, Buddha, ajaran Siwa-Buddha dan ada yang masih percaya dengan kejawen atau animisme. Penemuan pemakaman Islam kuno di Desa Tralaya, Trowulan, Mojokerto, mengindikasikan bahwa ada pemeluk Islam di Kerajaan Majapahit. Bukti lain adalah dari keterangan Ma Huan, seorang penerjemah Laksamana Cheng Ho yang menyebutkan bahwa di Majapahit terdapat tiga golongan agama, salah satunya adalah Islam. Para penganut Islam umumnya adalah saudagar asing.Kerajaan Majapahit sangat memperhatikan bidang kebudayaan terutama bidang sastra. Banyak karya sastra dihasilkan pada masa kerajaan Majapahit. Misalnya, Kitab Negarakertagama ditulis oleh Empu Prapanca, Kitab Sutasoma dan Kitab Arjunawijaya ditulis oleh Empu Tantular. Dalam kitab Sutasoma tertulis makna budaya yang luhur, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Selain sastra, kebudayaan dalam bentuk bangunan candi berkembang cukup pesat.

pemerintahan Kerajaan Majapahit

Raden Wijaya (1293 - 1309 Masehi)
Raja Raden Wijaya selalu menghargai semua orang yang berjasa terhadapnya. Raja Raden Wijaya merupakan raja pertama, sekaligus yang mendirikan Kerajaan Majapahit. Pada saat pemerintahan Raja Jayakatwang, Raden Wijaya menarik simpatinya agar mendapat kepercayaan. Setelah mendapat kepercayaan, Raden Wijaya meminta sebuah wilayah di daerah Tarik. Di Tarik, masih banyak sekali pohon Maja yang tumbuh. Karena memiliki rasa yang pahit, akhirnya Raden Wijaya memberi nama daerah tersebut menjadi Majapahit. Jayanegara (1309-1328 Masehi)
Pada kekuasaan Raja Jayanegara, raja dikenal sebagai pemimpin yang tidak cakap atau dijuluki kala gemet (lemah dan jahat). Bahkan sering terjadi pemberontakan antarawilayah yang menjadi anggota Kerajaan Majapahit. Gayatri atau Bhre Kahuripan (1328-1350 Masehi)
Gayatri mendapat gelar Tribhuwana Tunggadewi. Masa pemerintahannya juga tidak berjalan mulus. Pada 1331 M terjadi pemberontakan di Sadeng dan Keta, Jawa Timur. Pada pemerintahannya, Ratu Gayatri mengangkat Gajah Mada sebagai Mahapatih Hamengkubumi Majapahit pada 1336 M karena berhasil mennyelamatkan Gayatri dari pemberontakan. Di sini Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa Hayam Wuruk (1350-1389 Masehi)
Kerajaan majapahit mengalami kejayaan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk. Bahkan kekuasaannya mencapai ke beberapa negara lain di Asia Tenggara. Selain itu karya sastra juga mengalami hal yang pesat. Kemakmuran juga dilihat dari majunya pertanian di lembah sungai brantas dan juga jalur perdagangan rempah-rempah Maluku. Perkembangan ekonomi makin kompleks, kebutuhan akan uang receh juga semakin meningkat dan raja harus mengimpor keping perunggu dari Tiongkok. Meski kegiatan ekonomi begitu maju, pada 1357 M terjadi perang Bubat. Setelah peristiwa tersebut Raja Hayam Wuruk kemudian meninggal. Sepeninggalnya raja Hayam Wuruk, kondisi Kerajaan Majapahit semakin melemah. Banyak daerah yang melepaskan diri dari Majapahit, karena banyaknya peperangan perebutan kekuasaan di antara keturunan selanjutnya. Sampai akhirnya Majapahit dikuasai oleh Kerajaan Demak. Kekuasaan pemerintah tertinggi dipegang oleh raja. Untuk menjalankan roda pemerintahan, kerajaan membagi kekuasaan menjadi tiga lembaga, yaitu: Sapta Prabhu, yang beranggotakan keluarga raja. Keluarga raja disebut juga dewan kerajaan. Dewan kerajaan bertugas mengurusi masalah keluarga raja, seperti penggantian mahkota kerajaan dan keputusan kerajaan.
Dewan menteri besar, yang dipimpin langsung oleh Mahapatih Gajah Mada. Dewan ini beranggotakan 5 orang. Tugas dewan mengatur urusan kenegaraan, kejaksaan, dan angkatan perang.
Dewan menteri, yang beranggotakan 3 orang menteri. Dewan menteri bertugas melaksanakan perintah raja. Kerajaan Majapahit mengatur wilayah pemerintahan menjadi beberapa kadipaten, setiap kadipaten dipimpin oleh seorang Adipati. Adipati merupakan wakil raja di daerahnya. Para Adipati memegang kekuasaan tertinggi di daerahnya.  Agar tidak terjadi pemberontakan kepada raja oleh Adipati maka dibuat ikatan yang kuat antara raja dan Adipati. Pengikat hubungan yang kuat tersebut dilakukan dengan cara menikahkan para Adipati dengan keluarga raja. Untuk mengawasi Adipati di kadipaten maka setiap 12 tahun sekali dilakukan upacara Srada. Upacara ini untuk menghormati arwah nenek moyang. Upacara Srada dihadiri segenap pejabat, Adipati, dan rakyat Majapahit.

Perekonomian Kerajaan Majapahit

Untuk mengembangkan perekonomian kerajaan, maka Kerajaan Majapahit menjalankan politik bertetangga dengan kerajaan-kerajaan asing. Kerajaan Majapahit memiliki semboyan politik luar negeri yang disebut "Mitreka Satata". Artinya, teman itu seaturan atau sederajat. Sebab, semboyan Mitreka Satata juga tercantum dalam Kitab Negarakertagama. Baca berita tanpa iklan. Selain itu, Kerajaan Majapahit juga memasarkan komoditasnya, seperti lada, gading, timah, beras, besi, intan, ikan, cengkih, pala, kapas, dan kayu cendana. Barang-barang tersebut dijual ke beberapa negara, yaitu Tiongkok, Ayodya (Siam), Champa, dan Kamboja. Perdagangan dan pertanian merupakan salah dua hal yang mampu mendongkrak perekonomian Kerajaan Majapahit. Untuk mendukung kehidupan perekonomian kerajaan, maka Kerajaan Majapahit juga membangun berbagai sarana untuk memudahkan proses berdagang, seperti jalan, lalu lintas sungai, dan pelabuhan. pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, ia mengusahakan peningkatan kesejahteraan rakyatnya dengan cara membangun bendungan-bendungan, saluran air, dan pembukaan lahan pertanian baru. Di sepanjang sungai itu juga dibangun jembatan penyeberangan untuk memudahkan hubungan antardaerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun