Mohon tunggu...
revalita s dos santos
revalita s dos santos Mohon Tunggu... Animator - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pola Komunikasi Dalam Pembelajaran pada Anak Usia Dini Melalui Bermain

23 Februari 2024   13:44 Diperbarui: 23 Februari 2024   14:02 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Abstrak
Investigasi ini mencoba mengidentifikasi pola interaksi guru dengan siswa TK Negeri Kihajar Dewantoro di kelasnya selama pembelajaran berlangsung. Penelitian ini bersifat kualitatif. Untuk penelitian ini, observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi digunakan sebagai metode pengumpulan data. Mengetahui adanya pola komunikasi guru dalam suatu kegiatan pembelajaran bagi siswa dapat dibuktikan dengan adanya temuan penelitian. cara di mana seorang guru berinteraksi dengan siswa selama kegiatan pembelajaran untuk mempromosikan area tertentu dari pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kata kunci: Komunikasi guru dalam pembelajaran Aud melalui bermain

Abstract
This investigation tries to identify a pattern in the way teachers interact with their class of Kihajar Dewantoro State Kindergarten students throughout a lesson. This study is qualitative in nature. For this study, direct observation, interviews, and documentation were used as data gathering methods. Knowing that there is a pattern of teacher communication in a learning activity for students can be demonstrated by a study's findings. the manner in which a teacher interacts with students throughout a learning activity to promote a certain area of a child's growth and development.
Keywords: Teacher communication in early childhood learning through play

PENDAHULUAN
            Ada berbagai bidang pendidikan anak usia dini yang dapat dikembangkan. Perkembangan anak masa depan akan dibangun di atas perkembangan ini. Salah satunya adalah ciri bahasa; kemampuan seorang anak untuk belajar bahasa tergantung pada kematangan selnya, lingkungannya, dan seberapa baik mereka dididik di sana. Pertumbuhan persepsi, pengetahuan, adaptasi, imitasi, dan ekspresi hanyalah beberapa elemen yang sangat penting bagi perkembangan bahasa anak.
Perkembangan bahasa adalah kemampuan seorang anak untuk berkomunikasi secara lisan dan dapat timbul dari pematangan alat bicaranya maupun dari lingkungannya (Gunars, 2008). Proses pengembangan kosa kata, proses pengembangan sematika atau makna kata, proses pengembangan sintaksis atau penyusunan kalimat, dan proses pengembangan paragmatik atau penggunaan bahasa untuk komunikasi merupakan komponen perkembangan bahasa anak. Meskipun proses perkembangan fonologis pada anak-anak sepanjang awal masa bayi atau tahun-tahun prasekolah tidak dapat dikatakan sempurna, namun secara praktis semua yang dikatakan oleh instruktur atau orang tua dapat dipahami. Namun, anak-anak dapat memahami hampir semua yang dikatakan orang tua atau instruktur. Selain itu, dapat dikatakan bahwa IQ anak cenderung stabil sepanjang waktu (Itadz, 2008: 7).
              Berbicara adalah keterampilan linguistik yang harus dikembangkan dalam konteks dunia anak-anak. Kemampuan berbahasa anak akan terus berkembang sehingga mampu bergaul dengan masyarakat. Anak-anak dapat mengungkapkan pikiran mereka dan bercerita berdasarkan pengalaman mereka sendiri. Karena anak-anak belajar dari keluarga mereka sebelum mereka belajar dari komunitas mereka, bahasa ibu mereka adalah bahasa pertama yang mereka gunakan. Akibatnya, bahasa keluarga dan masyarakat adalah bahasa yang pertama kali dipelajari bayi untuk diidentifikasi. Akibatnya, kita dapat mengamati kemampuan bahasa anak usia dini dari pola komunikasi yang dilakukan anak-anak sehari-hari. Agar anak-anak memahami pikiran, perasaan, dan tindakan anak-anak lain, komunikasi juga dapat mengajari mereka cara mendengarkan apa yang mereka katakan.
Selain itu, komunikasi dapat menginspirasi anak-anak untuk mengambil tindakan dengan memotivasi mereka dengan alasan di balik tindakan mereka. Anak-anak yang memiliki motivasi tinggi akan belajar mengambil risiko yang lebih besar untuk mencapai tujuan mereka. Dengan adanya motivasi, seorang anak juga dapat menentukan apakah mencapai suatu tujuan bermanfaat atau tidak, yang akan membantu anak tersebut tetap termotivasi dan memiliki hasil belajar yang lebih baik.          
Kapasitas seorang anak untuk membuat kata dalam bahasa atau berbicara sering digunakan untuk menunjukkan tingkat kecerdasan seorang anak. Jika anak banyak berbicara dengan teman-temannya, keterampilan ini akan terus berkembang. Ada anak-anak muda yang terampil berbahasa dan ada juga yang masih mengembangkan keterampilan berbahasanya. Bakat bahasa anak muda sangat bervariasi. Anak-anak lain terus berusaha mengatur kata demi kata, menyampaikan keinginan mereka, dan mengartikulasikan pikiran yang berputar-putar di kepala mereka. Namun, ada juga anak yang pendiam, yaitu anak yang kurang mampu mengkomunikasikan keinginan dan idenya kepada guru dan teman sebayanya. Aktivitas pola komunikasi orang tua dan guru yang juga beragam mempengaruhi seberapa intens anak berkomunikasi dengan mereka dan bagaimana mereka saling bertukar pesan. Anak juga memiliki bentuk pola komunikasi yang berbeda dengan orang tuanya dalam aktivitas sehari-hari. Pengalaman atau cerita anak menyampaikan ide-ide yang ada di benak mereka.

PEMBAHASAN
Bermain Pada Anak Usia Dini
             Proses tumbuh kembang pada masa bayi awal sangat terbantu dengan bermain. Anak harus berinisiatif dan mengambil keputusan untuk bermain agar anak tertarik untuk melakukannya. Instruktur juga harus dapat merencanakan permainan yang akan dimainkan anak dan menyediakan sumber daya permainan edukatif untuk anak. Akting peran juga dapat digunakan untuk mengembangkan aktivitas yang menarik perhatian anak-anak dan memotivasi mereka untuk berpartisipasi dalam aktivitas di dalam atau di luar sekolah. Oleh karena itu, kita mungkin menggunakan permainan peran dengan anak-anak, tetapi pertama-tama kita harus memahami apa itu permainan, berbagai jenis permainan, dan berbagai bentuk permainan peran.
Bermain dapat membantu perkembangan emosional, sosial, intelektual, linguistik, dan fisik anak selain untuk memenuhi kebutuhan dan kebutuhan perkembangan motorik (Hoorn and Friends, 2007: 3). Anak-anak dapat melatih fungsi otaknya dan menumbuhkan kecerdasannya melalui permainan, oleh karena itu menjadi tanggung jawab orang tua, pengajar, dan teman-teman untuk memupuk sifat-sifat tersebut sejak usia dini dan dapat mempertahankannya. mulai usia dini agar mereka dapat bertahan hingga mencapai usia dewasa dan dapat memberikan lingkungan dan rangsangan yang menyenangkan untuk merangsang dan mengoptimalkan otak dan kecerdasannya, sehingga jika anak telah melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya, ia tidak lagi berjuang untuk mewujudkan potensi yang dimilikinya. terletak di dalam dirinya.
Bentuk permainan konstruksi yang sesuai dengan perkembangan anak usia dini merupakan salah satu inisiatif perkembangan yang dapat dilakukan pada anak usia dini. Blok hanyalah salah satu dari banyak hal yang dapat digunakan untuk membuat game. Bermain dengan blok bangunan dapat membantu anak-anak mengembangkan proses mental mereka. Anak juga dapat mengkomunikasikan ide, persepsi, dan pemikirannya melalui penggunaan media berbasis bahasa. Karena bahasa merupakan media komunikasi antar manusia, maka memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia. Dan tanpa interaksi manusia, mustahil untuk bersosialisasi.
Hipotesis Jerome Singer menyatakan bahwa "bermain memberikan jalan bagi anak untuk memasuki rangsangan (stimulasi), baik dari luar maupun dari dalam, yaitu aktivitas otak yang konstan memutar ulang dan merekam suatu pengalaman". Hal ini menurut Mutiah (2012) pada halaman 107. Mutiah (2012) menulis bahwa "bermain bagi anak adalah suatu eksplorasi, eksperimentasi, peniruan, dan penyesuaian (adaptasi)". Anak-anak belajar melalui permainan, dan interaksi positif dengan teman sebaya, materi, dan benda serta bantuan orang dewasa dapat membantu anak-anak mencapai potensi penuh mereka.
Fungsi Bermain
             Permainan berfungsi sebagai teknik memperkenalkan diri kepada remaja, dan melalui bermain kemampuan berbicara anak dapat berkembang. Akibatnya, anak-anak mulai berpikir secara metaforis dan mengganti gambar dan gerakan mereka dengan kata-kata pada usia muda. Anak-anak mulai menggunakan bahasa untuk mengungkapkan keinginan, mendiskusikan emosi, dan terlibat dalam interaksi sosial. "Game digunakan sebagai sarana mendekatkan anak ke masyarakat, sebagai game sebagai sarana untuk dapat mengukur kemampuan dan potensi anak" (Mutiah, 2012: 113). Anak-anak akan dapat menampilkan keterampilan, imajinasi, dan minat mereka saat bermain dalam berbagai konteks. Anak-anak mampu mengenali kata kata demi kata dan memperluas kosa kata mereka. Oleh karena itu, bermain secara alami membantu anak-anak belajar banyak hal sekaligus merangsang semua bidang perkembangan mereka secara memadai. Sementara itu, Stone mengklaim bahwa "kegiatan bermain dapat mengembangkan berbagai potensi pada anak, tidak hanya dalam proses perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosional, dan kreatif, dan pada akhirnya prestasi akademik anak" (Yuliani dan Bambang, 2013: 36).
Jenis-Jenis Bermain
1.Mainkan dengan simbol. Bermain dengan merepresentasikan suatu proses sebagai simbol telah dipraktikkan oleh anak-anak sebelum mereka berusia dua tahun dan berlangsung hingga dewasa dalam 21 bentuk yang berbeda. Drama dan permainan konstruktif berhubungan dengan permainan simbolik.
2.Terlibat dalam permainan positif. Permainan konstruktif dapat menggunakan substansi atau benda yang terkait dengan suatu tujuan atau, dalam kasus yang lebih kompleks, mungkin terkait dengan simbol. Anak-anak bebas mendesain sendiri atau membangun substansi konkritnya sendiri dan menampilkannya sebagai objek. Oleh karena itu, pembentukan ide dan gaya berpikir anak itu sendiri lebih penting daripada hanya memperhitungkan pekerjaan saat bermain. Seorang balita kecil bermain dengan batu bata dan benda cair adalah sebuah ilustrasi.
3.Bertindak sesuai peran. Anak dapat membangun persona fiktifnya sendiri saat bermain drama, tergantung dari apa yang diinginkannya. Mereka bereksperimen dengan kondisi yang diinginkan dan bermain dengan gambar. Sebuah permainan sosiodrama akan berlangsung jika ada dua atau lebih anak yang memainkan permainan tersebut. Anak-anak mungkin berpura-pura menjadi dokter, ibu, juru masak, atau bermain dengan tema lain yang mereka pilih setelah berdiskusi dengan teman sebayanya. Menurut imajinasi masa kecil mereka, ketika mereka bermain sendiri, mereka akan dapat berkomunikasi dengan diri mereka sendiri. Ini membantu mereka mengembangkan bahasa dan keterampilan sosial lainnya sambil membantu mereka memahami dunia sebagai anak kecil.
Pengertian Komunikasi
Kata "commun" dalam bahasa Inggris, yang memiliki arti yang sama dengan "communis" dalam communis, berasal dari bahasa yang berbeda. Untuk berkomunikasi, seseorang harus berusaha untuk mengembangkan kesamaan makna. Kita dapat bereksperimen dengan berbagai fakta, ide, atau sikap dengan individu lain melalui komunikasi. Penghalang utama untuk komunikasi yang efektif adalah seringnya salah tafsir dari beberapa interpretasi dari tanda yang sama. Akibatnya, penting untuk memikirkan komunikasi sebagai aktivitas di mana tidak ada tindakan atau ucapan yang memiliki makna penuh kecuali para peserta komunikasi menyadarinya. Proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain sebagai akibat dari suatu interaksi sosial adalah komunikasi pada umumnya.
Ada banyak perspektif komunikolog yang berbeda tentang gagasan komunikasi, termasuk:
1.Menurut Onong Uchjana, kata "komunikasi" berasal dari kata Latin "komunikasi", yang berarti "pemberitahuan atau pertukaran pemikiran", dan yang memunculkan kata bahasa Inggris "komunikasi". Kata Latin communis, yang berarti sama atau sebanding, adalah arti sebenarnya dari komunikasi ini.
2.Menurut Deddy Mulyana, perilaku verbal dan nonverbal menyampaikan berbagai makna dalam percakapan.
Unsur-unsur Komunikasi
a.Pengirim adalah komunikasi yang berkelanjutan. Karena ada dua individu yang terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan pesan, yaitu komunikator dan komunikan, ekspresi atau isyarat mungkin sudah merupakan suatu jenis komunikasi.
b.Mukarom, Menurut pengertian penyandian, penyandian adalah perbuatan menciptakan konsep atau gagasan yang dapat digabungkan dengan menggunakan simbol atau kode untuk disalurkan melalui saluran media tertentu. Encoding juga dapat dilihat sebagai tindakan komunikator di mana ia mengubah apa yang ada di pikiran mereka ke dalam bentuk yang dapat dilihat oleh indra.
c.Pesan: Pesan adalah kumpulan simbol penting yang disampaikan oleh komunikator.
d.Media komunikasi adalah saluran melalui mana pesan dikirim dari komunikator ke komunikan.
Harold Lasswell (1948) mendefinisikan komunikasi sebagai upaya untuk memberikan solusi atas pertanyaan, khususnya apa, siapa, dengan saluran apa, dan kepada siapa komunikasi itu akan dikomunikasikan, serta pengaruh apa yang akan ditimbulkannya.
Cangara mendefinisikan media komunikasi sebagai saluran melalui mana komunikator dapat menjangkau audiens dengan pesan. Cangara berpendapat bahwa setiap anak atau orang dewasa memiliki panca indera, yang sering digunakan untuk melakukan proses komunikasi. Setiap panca indera seseorang, seperti mata dan pendengaran, akan merekam pesan, yang kemudian akan diolah menjadi landasan untuk tindakan selanjutnya.
e.Decoding adalah proses pengawasan, artinya menentukan makna tanda yang dikomunikasikan kepadanya oleh komunikator. dimana komunikator memiliki berbagai metode untuk memahami, mendeskripsikan, dan menginterpretasikan suatu pesan.
f.Komunikan yang telah menerima pesan komunikator adalah penerima.
Istilah "respons" mengacu pada reaksi atau kelompok reaksi yang dimiliki komunikan setelah menerima pesan.
g.Umpan balik merupakan reaksi dari komunikan yang menandakan jika komunikator berhasil dalam mengkomunikasikan pesan. Saya. Kebisingan adalah gangguan yang tak terduga dalam komunikasi yang dihasilkan dari komunikan mendapatkan pesan selain dari yang dimaksudkan oleh komunikator untuk disampaikan kepadanya.

Proses Komunikasi
Ada dua langkah dalam proses komunikasi, yaitu:
1.Metode komunikasi utama
Simbol atau simbol yang digunakan sebagai alat pembelajaran digunakan untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dalam proses komunikasi yang mendasar. Bahasa, tanda, gambar, warna, dan lambang lain yang secara langsung dapat "menerjemahkan" pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan adalah contoh lambang yang dapat disebut sebagai media pembelajaran.
2.Saluran komunikasi kedua
Dalam komunikasi sekunder, pesan disampaikan dari satu orang ke orang lain dengan menggunakan alat atau cara lain sebagai sumber media sekunder setelah memanfaatkan simbol sebagai media utama. Seorang komunikator dapat memulai proses komunikasi dengan menggunakan media kedua. karena audiens yang dituju komunikator sangat banyak atau terletak di daerah terpencil. Ada kebutuhan akan segalanya, termasuk surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film. Media kedua inilah yang paling sering digunakan untuk berkomunikasi.
Komunikasi Verbal dan Nonverbal
Aktivitas ikatan antara individu atau kelompok dapat dibuat atau ditingkatkan melalui komunikasi lisan dan nonverbal.
1.Pertukaran verbal
Pesan verbal atau disebut juga dengan komunikasi verbal pada hakikatnya adalah pesan yang diungkapkan melalui kata-kata yang bermakna bagi seseorang atau suatu kelompok (masyarakat). Bahasa adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kata-kata ini. Misalnya, seseorang akan berkata "terima kasih" atau "oh, ini benar" saat mereka puas atau gembira. Dengan demikian, dapat ditekankan bahwa komunikasi verbal adalah segala bentuk komunikasi yang melibatkan penggunaan kata-kata untuk menyampaikan informasi dari komunikator kepada komunikan yang terkait dengan suatu konsep, sentimen, atau tujuan tertentu.
2.Komunikasi nonverbal
Komunikasi nonverbal, juga dikenal sebagai pesan nonverbal, adalah jenis komunikasi yang sering digunakan dalam presentasi. Bahasa tubuh atau bahasa isyarat adalah contoh komunikasi nonverbal. Pesan yang dikirim melalui komunikasi nonverbal akan berdampak signifikan pada cara orang berkomunikasi.
Bentuk-Bentuk Komunikasi
1)Komunikasi intrapersonal, juga dikenal sebagai komunikasi antar siswa, adalah proses yang dapat dilihat sebagai percakapan antara dua orang atau lebih. Komunikasi interpersonal yang terus-menerus juga dapat berkembang menjadi pola dan cara mengontak unsur-unsur lain. Pengertian pola komunikasi adalah suatu bentuk atau pola yang dapat dihubungkan antara dua individu atau lebih dalam suatu proses menerima dan menerima sedemikian rupa sehingga penerima yang dituju akan memahami pesan tersebut apabila digunakan dengan benar.
2)Pada hakekatnya, komunikasi interpersonal mengikuti pola yang menghubungkan komunikator dan komunikan. Penalaran serupa berlaku untuk pengajaran dan pembelajaran yang khas di mana guru dan siswa berkomunikasi satu sama lain. Dengan berbicara dengan cara yang dapat mempengaruhi pendengar pesan, kebiasaan dapat dibentuk. Komunikasi interpersonal adalah jenis komunikasi yang dapat dilakukan secara langsung antara dua orang atau lebih. Suatu reaksi atau respon yang dapat dimanfaatkan pada saat itu akan terjadi dalam kontak interpersonal karena bersifat langsung atau tatap muka. Komunikator dapat dengan cepat menentukan keadaan di mana suatu komunikasi akan terjadi dengan reaksi langsung yang disaksikan oleh mereka. Akibatnya, komunikator dapat dengan cepat mengubah pendekatan mereka jika perlu. Misalnya, komunikator dapat dengan cepat mengubah sikap, nada, kontak, dan komunikan ketika lawan bicara kurang terlibat dalam berbicara.
3)Komunikasi kelompok pada dasarnya adalah metode komunikasi yang melibatkan sejumlah orang, dengan peran dan kesepakatan yang diputuskan oleh kelompok secara keseluruhan.
Pola Komunikasi
Secara umum, pola komunikasi dapat dilihat sebagai model bagaimana informasi disampaikan. Karena pola komunikasi merupakan komponen dari proses komunikasi, maka dapat dikatakan bahwa kedua istilah "pola komunikasi" dan "proses komunikasi" dapat dipertukarkan. Akibatnya, pola komunikasi dapat didefinisikan sebagai berikut:
a.Gaya komunikasi satu arah
Komunikasi satu arah atau ceramah adalah contoh komunikasi satu arah yang berfokus pada penyampaian informasi, pesan, atau informasi antara komunikator dan komunikan tanpa adanya umpan balik.
b.Pola komunikasi dua arah
Komunikasi tatap muka yang bersifat dua arah dapat menunjukkan bagaimana seorang komunikan dapat memberikan umpan balik kepada komunikator. Dalam menyampaikan informasi atau pesan, penting bagi komunikator dan komunikan untuk terlibat.
c.Komunikasi yang multi arah
Komunikasi multi arah atau komunikasi sebagai transaksi adalah istilah yang dapat diterima. Tidak ada kontak dinamis antara komunikan pada tahap ini.

METODE PENELITIAN
           Memanfaatkan teknik penelitian kualitatif. Sedangkan penelitian kualitatif lebih menitik beratkan pada pertimbangan kontekstual dan tidak terkait dengan statistik pengukuran empiris, akan menyampaikan fakta kualitatif secara verbal. Dalam penelitian, data biasanya dikumpulkan dalam bentuk narasi atau deskripsi data melalui wawancara, rekaman pengamatan, dan metode analisis data lainnya.
            Berbeda dengan eksperimen, di mana peneliti berfungsi sebagai alat utama untuk pengambilan sampel, pendekatan kualitatif adalah metodologi penelitian yang didasarkan pada aliran pemikiran positivis, menurut Sugiyono (2009: 15). Strategi pengumpulan data purposive dan snowball digunakan untuk sumber data. penekanan lebih menggunakan kombinasi analisis data induktif kualitatif dan temuan penelitian kualitatif.
Kirk dan Miller mengklaim bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi khusus dalam ilmu sosial yang terutama berfokus pada mengamati orang-orang di lingkungan mereka sendiri dan berkomunikasi dengan mereka dalam bahasa dan terminologi mereka (Zuldafrial, 2011: 2).
            Metodologi kualitatif digunakan dalam studi gaya komunikasi guru dalam pembelajaran berbasis permainan pada anak kecil. Di mana saya dapat menemukan peserta studi anak usia dini yang secara aktif berpartisipasi dalam pengajaran ekstraksi informasi dan komunikasi guru-siswa? Dengan menerapkan pola observasi guru, kami menggunakan metode observasi wawancara dalam penelitian ini untuk mengkaji proses belajar mengajar yang berlangsung di TK Pembina Ki Hajar Dewantoro. Saat melakukan proyek ini, kami menggunakan buku catatan lapangan dan panduan observasi untuk merekam aktivitas kelas yang kami lihat. Melalui wawancara dengan peserta penelitian, kami ingin mengetahui lebih jauh bagaimana TK Negeri Ki Hajar Dewantoro menerapkan pola komunikasi guru saat ini untuk pembelajaran berbasis bermain bagi anak usia dini. Selain itu, kami menggunakan pendekatan dokumentasi, yang memerlukan pengumpulan catatan untuk melihat bagaimana seorang anak berinteraksi dengan teman-temannya.
          Di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro, tempat kami belajar, kami berbicara dengan guru kelas. Artinya, komunikasi dilakukan setiap kali kelas dimulai karena menurut temuan wawancara kami, komunikasi memainkan peran penting dalam pembelajaran.                  
           Menurut temuan wawancara instruktur kelas yang kami lakukan, guru secara aktif mendorong partisipasi siswa di kelas dengan menyediakan materi pembelajaran dan merangsang diskusi. Ketika seorang siswa tidak terlibat dalam pembelajarannya, instruktur harus berperan aktif dengan memfasilitasi percakapan dan memberikan stimulasi dalam upaya melibatkan siswa dan menumbuhkan dialog pembelajaran yang menarik dan produktif.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pola komunikasi guru dalam pembelajaran di Paud          
           Ketika anak-anak bergaul dan berinteraksi dengan teman-temannya, kemampuan komunikasi awal akan muncul. Anak-anak akan bergaul dengan baik ketika mereka memiliki tingkat kepercayaan diri yang sangat tinggi. Perkembangan sosial dan emosional anak, yang merupakan komponen pertumbuhan yang sangat bermanfaat dalam mendukung kemampuan komunikasi anak, dapat mempermudah anak untuk belajar lebih baik dan mampu berprestasi dalam segala aktivitasnya, klaim Morrison (2012: 221 ).
             Hal ini dapat dibina dalam pendidikan anak usia dini agar siswa mampu mengkomunikasikan pengalamannya secara lisan, tulisan, melalui seni, dan melalui permainan. Anak dapat secara praktis membangun pengalaman melalui komunikasi tanpa merasa terbebani, sekaligus mengembangkan aspek kognitif dan linguistik terhadap proses komunikasi.
           Di TK Negeri Kihajar Dewantoro, ada beberapa langkah untuk proses komunikasi yang efisien. Dimulai dari kegiatan pembukaan, kegiatan masuk kelas, kegiatan masuk area, kegiatan inti, kegiatan makan siang, dan kegiatan penutup masing-masing:
1.Langkah Pertama
Komunikasi yang efektif dilaksanakan diawali dengan acara pengukuhan yang dilaksanakan pada hari senin yang meliputi Upacara Bendera Merah Putih yang diikuti oleh seluruh anak-anak TK Negeri Kihajar Dewantoro. Semua instruktur TK memberikan arahan untuk pelaksanaan upacara. Para pemuda dalam kegiatan upacara bendera bersama ini dipersiapkan untuk melaksanakan arahan yang diberikan oleh instruktur pemberi pelajaran sebelumnya. Selain itu, orang tua, instruktur, dan siswa tidak diperkenankan melintasi lorong sekolah sambil meneriakkan Indonesia Raya Lagi pada saat upacara bendera.
Anak-anak yang sudah terdaftar di sekolah dapat berbaris di samping instruktur yang memimpin barisan dengan bergabung dalam barisan bersama mereka.Anak-anak kemudian diinstruksikan untuk bernyanyi sebagai kelompok sebelum masuk ke kelas yang berbeda oleh guru.
Posisi yang dipilih anak-anak muda di sekitar mereka selama kegiatan latihan kooperatif ini terserah mereka. Selain itu, jika seorang anak berhenti melakukan senam karena terlalu lelah, mereka mungkin berhenti sama sekali. Selain itu, jika seorang anak datang terlambat sementara anak-anak lain sudah melakukan senam, anak tersebut dipersilakan untuk bergabung dengan mereka.
Proses komunikasi yang efisien dapat kita lihat dalam beberapa kegiatan awal tersebut di TK Negeri Kihajar Dewantoro, seperti:
a.Guru berinteraksi dengan semua siswa.
Kita dapat mengamati bahwa instruktur dapat menerima setiap murid mereka apa adanya melalui komunikasi, memungkinkan mereka membiarkan anak-anak merasa nyaman di sekitar kita. Karena cara kita berkomunikasi selama aktivitas pertama menunjukkan tingkat kenyamanan bagi anak. agar anak-anak dapat dengan gembira dan penuh semangat mengikuti upacara, pawai, dan senam bersama.
b.Menggunakan pertanyaan
Ketika acara pengukuhan yang meliputi upacara bersama, dayung, dan senam dilangsungkan, terjadi komunikasi yang lancar saat itu. Kami dapat mengetahui ketika salah satu instruktur kami dapat menggerakkan siswa dengan mengajukan pertanyaan kepada kami, oleh karena itu dapat disebut berhasil. Untuk mendorong anak-anak menyuarakan pendapat mereka dan untuk menanggapi pertanyaan dari guru sebelumnya, guru harus mengajukan pertanyaan kepada kelas.
c.Aku dan Kamu biasa mengungkapkan keinginan.
Komunikasi antara instruktur dan siswa mungkin mendorong yang terakhir untuk menyuarakan pikiran mereka. Anak sering menanggapi pertanyaan dari guru dengan kata "aku", "kamu", atau kata ganti lainnya. Ini menunjukkan bahwa mereka dapat mengambil inisiatif dan bereaksi terhadap apa yang dikatakan instruktur.
Apresiasi Saat Masuk Kelas Setelah upacara bersama, baris bersama, dan senam bersama, kegiatan masuk kelas dilakukan. Menurut pengelompokannya, para pemuda mengikuti kursusnya masing-masing, misalnya kelompok a mengikuti kelompok b. Guru kemudian dapat membantu siswa dalam memulai kegiatan kelas. Bernyanyi bersama adalah kegiatan pertama, dilanjutkan dengan doa bersama.
Kita dapat mengamatinya sebagai berikut dalam penerapan proses komunikasi yang sukses di awal masa kanak-kanak pada tahap menciptakan lingkaran ini:
1)Ekspresikan diri Anda melalui doa
Membentuk lingkaran memungkinkan orang untuk berkomunikasi sambil berdoa bersama. Semua anak di ruangan itu membentuk lingkaran di bawah bimbingan guru. Dengan demikian, anak-anak dapat menemukan hiburan di dalamnya karena mereka dapat berdoa bersama teman-teman mereka.
2)Gunakan kalimat pengantar untuk memulai.
Kita dapat menjalin komunikasi yang sangat baik dengan anak-anak melalui metode ini. Kita dapat mengamati contoh-contoh di mana seorang guru dapat merangsang siswa dengan memberi mereka petunjuk untuk memimpin doa yang dapat dilihat oleh anak-anak. Untuk mungkin dapat memprovokasi anak muda untuk mematuhi instruksi guru sebelumnya.
3)Memperhatikan apa yang dikatakan teman.
Agar pembelajaran berjalan lancar, mendengarkan apa yang dikatakan orang lain bisa disamakan dengan memperhatikan saat lingkaran sedang terbentuk.
4)Pengejaran utama
Setelah doa bersama, tindakan penting ini dilengkapi dengan mendengarkan pelajaran yang akan disajikan. Agar anak menggambar sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh instruktur di papan tulis sebelumnya, guru sesekali dapat menjelaskan gambar kepada siswa. Dan anak itu diperbolehkan untuk memasukkan gambar apa pun yang mereka suka.
Menerapkan terjadinya proses komunikasi yang berhasil pada titik ini, khususnya:
1)Mendemonstrasikan komunikasi kepada semua anak muda pada titik ini, komunikasi berlangsung sepanjang pembelajaran inti dan saat siswa bergabung di kelas dalam bentuk penerimaan atau dukungan. Mengingat seorang guru bisa mendapatkan keuntungan dari ini ketika mengajar anak-anak.
2)Saat berkomunikasi, gunakan frasa tanya.
Ketika seorang guru ingin menyampaikan pembelajaran, mereka telah menggunakan frase interogatif sebagai pengantar.
d.Kegiatan Makan Bekal
Anak-anak diinstruksikan untuk duduk sekali lagi untuk berdoa sebelum makan setelah kegiatan utama selesai. Mereka mengambil bekal yang sudah ada di ransel masing-masing, setelah selesai sholat berjamaah. Setelah itu, siswa sudah mengetahui bahwa mereka harus mencuci tangan di kran yang disediakan sekolah sebelum makan selain perlu berdoa. Makanan yang dibawa anak-anak dari berbagai rumah mereka akan dibagikan kepada semua orang.
Dengan latihan makan siang ini, anak-anak dapat berlatih berbagi dengan teman-temannya jika teman-teman tersebut lupa membawa bekal untuk sekolah. Mereka juga bisa mencicipi makanan yang dibawakan oleh teman-teman lain.
Berikut langkah-langkah komunikasi yang baik pada anak usia dini pada saat kegiatan makan siang bersama:
1.Gunakan kalimat terbuka
Berdoalah sebelum duduk untuk makan bersama anak-anak. Selain itu, instruktur memulai diskusi dengan mengajak salah satu anak untuk memimpin doa. Anak pendamping selanjutnya akan memimpin doa dengan bantuan guru. Setelah doa bersama, instruktur menyuruh anak-anak untuk mengambil makanan yang disediakan keluarga mereka. Selain itu, guru menyarankan agar anak tidak makan sambil menyajikan narasi dan tidak menumpahkan makanan apa pun. Ketika anak muda diberi dorongan awal agar mereka dapat berkomunikasi secara efektif, ini bisa berarti mereka dapat meningktakan komunikasi tersebut.
2.Menggunakan kata ganti "aku" dan "kamu" untuk menyampaikan gagasan anda dan saya berkomentar di TK Negeri Kihajar Dewantoro saat kami makan siang bersama. Instruktur menyuruh anak-anak untuk mengelap makanan yang mungkin jatuh setelah mereka selesai makan. Dengan cara ini, instruktur dapat mengajarkan tanggung jawab siswa di tempat.
Sedangkan pola interaksi satu arah, dua arah, atau banyak arah yang digunakan oleh instruktur kelas B pada hakekatnya adalah semua yang dilakukan. Namun, ketika pembelajaran terjadi secara satu arah, komunikasi lebih mendominasi. Sebelum pengajaran dimulai, instruktur meminta siswa untuk menceritakan pengalaman yang mereka miliki dan hal-hal yang telah mereka lakukan di rumah. Setelah latihan pertama selesai, instruktur memperkenalkan materi yang berkaitan dengan mata pelajaran hari itu, di mana guru dan siswanya akan saling berbagi cerita. Fokus guru adalah bagaimana memberikan konten kepada siswa.
Penggunaan pola komunikasi dua arah merupakan gaya komunikasi interpersonal, per (Sholicha, Fatonah, & Susilo 2015), di mana siswa bertindak seolah-olah mereka adalah pengajar dan bertukar pengetahuan. Siswa dapat memperoleh informasi dari pengajar sebagai komunikator yang dapat melakukannya dengan menggunakan berbagai teknik dan media yang menyertainya. Pola dua arah digunakan oleh instruktur selama latihan diskusi atau saat bereksperimen dengan bernyanyi atau sesi tanya jawab untuk mendorong anak muda membalas secara verbal dan nonverbal. Strategi komunikasi dua arah guru kelas B berusaha untuk melibatkan siswa dalam partisipasi aktif serta instruktur. Reaksi anak itu tampak lebih tenang. Karena mereka berbicara tatap muka, guru akan membantu dalam melihat. Instruktur akan membawa anak ke depan untuk melihat seberapa baik mereka memahami penjelasan guru. Ketika seorang anak harus berkomunikasi tatap muka dengan guru, beberapa anak terlihat canggung, acuh tak acuh, mendengarkan, atau mungkin takut. Akibatnya, anak lebih banyak diam atau hanya merespon secukupnya jika guru mengulang apa yang telah diajarkan sebelumnya.
Anak usia dini berbeda dengan usia lainnya karena dicirikan oleh berbagai kemungkinan minat dan kemampuan serta sifat yang beragam tergantung pada tahap perkembangan usia anak. Anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dalam beberapa cara yang sangat istimewa, yang memberi mereka karakter yang berbeda dari orang dewasa. Menurut Madyawati (2017), karakteristik anak usia dini adalah memiliki pribadi yang energik, aktif, spontan, dan sangat relasional, memiliki tingkat keingintahuan yang lebih tinggi, memiliki tingkat perhatian yang rendah, mudah frustasi, memiliki tingkat emosi yang lebih tinggi. fantasi, dan memiliki jiwa petualang yang tinggi. Orang-orang ini juga paling potensial selama masa studi dan ingin berteman.

KESIMPULAN
Anak usia dini mengacu pada seseorang yang berada di tahun-tahun formatif mereka, yang sangat penting karena proses pertumbuhan dapat maju dengan cepat. Anak usia dini juga memiliki kualitas, potensi, minat, dan kemampuan yang sangat berbeda dengan anak-anak lainnya, serta kualitas yang khas dan khas sesuai dengan fase-fase yang dialaminya dalam kehidupan.
           Dengan merangsang kita melalui permainan terencana, membaca awal dan kemampuan bahasa verbal kita dapat diperkuat. Sedangkan bermain merupakan metode bermain yang paling dapat diterima pada masa perkembangan awal. di mana anak-anak muda dapat meningkatkan keterampilan linguistik mereka di berbagai lingkungan bermain.
           Gaya keterlibatan satu arah instruktur selama sesi mirip dengan bagaimana guru sebelumnya menyampaikan informasi, memberikan instruksi, atau menawarkan nasihat. Pengajar melibatkan siswa dalam gaya interaksi dua arah di mana mereka berbicara, bernyanyi, dan terlibat dalam kegiatan pembelajaran lainnya di sekolah TK Negeri Kihajar Dewantoro. Seiring dengan pola komunikasi multi arah, dapat ditunjukkan bahwa interaksi antara anak dengan anak lainnya, seperti ketika anak sedang mendongeng, juga termasuk dalam interaksi atau komunikasi.
           Dua bentuk utama komunikasi yang digunakan oleh guru adalah verbal dan nonverbal. Seorang guru dapat berbicara dengan siswa secara langsung untuk membantu siswa memahami apa yang ingin dikatakan oleh instruktur. Instruktur juga dapat berkomunikasi secara nonverbal dengan menggunakan suara lembut dan keras, serta gerak tubuh, bahasa tubuh, dan bahasa isyarat saat berbicara kepada siswa.

DAFTAR PUSTAKA
Ratna Istiarini, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Volume 8, (Nomor 1, April 2014) Di akses pada tanggal 19 Februari 2024 09.00
Nurma Annisa Azzahra, Hardika, Dedi Kuswandi, Jurnal Pendidikan, Volume 4, (Nomor 2, Februari 2019)h 137-142, Diakses pada tanggal 19 Februari 2024 09.00
Anita Rosalinda, Jurnal Peningkatan Bahasa Pada Aud Melalui Bermain, (Nomor 1 Februari 2011), Diakses pada tanggal 19 Februari 2024 09.00
Dinar Nur Inten, Jurnal Media Tor, Volume 10, (Nomor 1, Juni 2017)h 109-120, Diakses pada tanggal 19 Februari 2024 09.00
Lili Mardiani, Rivda Yetti, Jurnal Penerapan Metode Bermain Dalam Mengembangkan bahasa Aud, Volume 4, (Nomor 2 februari 2020) Diakses pada tanggal 19 Februari 2024 09.00
Sri Wahyuning Astuti, Jurnal Promedia, Volume 3, (Nomor 2 Februari 2017) Diakses pada tanggal 19 Februari 2024 09.00
Suz Azeharie, Nurul Khorimah, Jurnal Pokommas, Volume 18 (Nomor 3, Desember 2015) Diakses pada tanggal 19 Februari 2024 09.00

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun