Mohon tunggu...
revalinads
revalinads Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah mahasiswi ftik, pgsd unisnu jepara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Efektivitas Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membangun Karakter Demokratis pada Anak Usia Sekolah Dasar

6 Januari 2025   21:12 Diperbarui: 6 Januari 2025   21:11 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Nama: Revalina Dwi Salsabila 

Mahasiswa PGSD unisnu jepara

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), demokratis adalah kata sifat demokrasi. Warga negara yang demokratis adalah warga negara yang memiliki perilaku hidup yang baik dalam kehidupan pribadi maupun kenegaraan dengan memegang nilai-nilai demokrasi.

Demokrasi pendidikan dimaknai sebagai pendidikan yang bertumpu pada nilai-nilai Demokrasi pendidikan adalah suatu pandangan yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan tenaga pendidik yang sama dan adil kepada semua peserta didik tanpa membeda-bedakan dalam segala aspek dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas demokratis dan pedagogy of hope. Pendidikan demokratis adalah pembelajaran yang dibangun untuk mewujudkan lingkungan yang kritis dan aman, menghidupkan dialog, dan keikusertaan seluruh pihak. Dari uraian dapat disimpulkan bahwa demokrasi pendidikan adalah pendidikan yang menerapkan nilai- nilai demokrasi yaitu pendidikan dimana didalamnya terdapat proses pembelajaran yang tidak membeda-bedakan siswa baik secara status sosial, suku, agama, ras, maupun membedakan siswa dari aspek yang lainnya. Demokrasi pendidikan diwujudkan dalam pembelajaran disekolah yang demokratis yaitu dengan melibatkan semua pihak seperti guru, murid, maupun pihak lain yang terlibat dalam pendidikan (Zahrawati B, 2018).

PEMBAHASAN 

Menurut Undang-Undang RI, No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertangung jawab.

Pendidikan merupakan kunci untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran demokrasi warga negara. Karena kurangnya pemahaman, demokrasi seringkali menyimpang dari jalurnya. Kesalahan persepsi dan interpretasi ini menyebabkan fenomena seperti demokrasi yang tidak sesuai dengan nilai-nilai sejati. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum siap menerapkan demokrasi secara utuh. Perilaku politik yang masih tradisional dan intoleran, serta penggunaan kekerasan politik, menjadi bukti bahwa kesadaran demokrasi masih perlu ditingkatkan. Untuk itu maka perlu dilakukan pendidikan demokrasi sejak dini agar peserta didik memiliki karakter demokratis. Karakter demokratis adalah karakter yang menjunjung tinggi persamaan, menghargai pendapat orang lain, musyawarah, kebebasan dan tanggung jawab.

Sifat atau karakter demokratis adalah perilaku yang mencerminkan nilai- nilai demokrasi. Pendidikan kewarganegaraan harus bisa melahirkan peserta didik yang mempunyai karakter demokratis, karakter ini harus di dasarkan pada cita- cita demokrasi Indonesia. Karakter demokratis berkaitan erat dengan civic disposition, karena mempunyai sifat demokratis merupakan sifat warga negara yang baik atau good citizen. Anak usia sekolah dasar cenderung meniru apa yang mereka lihat dan dengar atau disebut imitasi, sehingga peran guru sangat penting untuk memberi contoh apa dan bagaimana karakter demokratis itu. Perkembangan siswa usia sekolah dasar di pengaruhi oleh lingkungan sekitar mereka, oleh karena itu Sekolah Dasar mempunyai tanggung jawab untuk membentuk sifat atau karakter demokratis pada anak. Pendidikan kewarganegaraan dapat dinilai efektif membangun sifat demokratis pada anak jika pembelajaran yang dilakukan tidak monoton dan dapat menarik rasa ingin tahu peserta didik. Adapun faktor- faktor yang memengaruhi yaitu:

Guru atau tenaga pendidik. Guru merupakan pengajar, bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan peserta didik mencapai tujuan pendidikan, sehingga guru yang tidak mengikuti zaman atau perubahan akan cenderung menggunakan metode yang itu itu saja.

Metode pengajaran Metode pengajaran memengaruhi proses ini dikarenakan guru yang menggunakan metode belajar ceramah maka peserta didik akan cenderung bosan dan enggan mendengarkan.

 ingkungan apatis, peserta didik yang berada dalam lingkungan apatis seringkali mempunyai sifat malas belajar. Kondisi ini membuat peserta didik menjadi acuh, kondisi lingkungan juga sangat berperan dalam semangat belajar siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun