Mohon tunggu...
Litha Oyoshi & RDP
Litha Oyoshi & RDP Mohon Tunggu... -

Akun maya milik bersama pasangan Litha Oyoshi dan RDP.\r\nLitha dan RDP merupakan pasangan sejak tahun 2011.\r\nBercita cita memiliki dua anak, dan satu gorila, satu gajah.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Dibesarlan oleh Seekor Gorilla dan Gajah di Hutan

10 Oktober 2013   20:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(foto doc.kita berdua)

Kecelakaan pesawat itu pun terjadi begitu cepat. Aku tiba-tiba saja telah terpisah dari ke dua orang tuaku. Entah bagaimana akhirnya aku hidup dengan seekor gorilla di tengah hutan. Satu hal yang kuingat, aku mempunyai seorang kawan main bernama Revangga. Ia juga tinggal di hutan dan dibesarkan oleh seekor gajah. Kami sering main bersama menangkap belalang, kupu-kupu lalu melepasnya lagi, melihat kunang-kunang di malam hari, melihat bintang yang berkelap-kelip dikejauhan. Oya, kami senang memanjat pohon dan bermain dengan monyet hutan, gajah, gorilla, rusa, serta binatang hutan lainnya. Revangga bernasib sama denganku, sepertinya ia juga korban kecelakaan pesawat terbang. Aku senang bermanja-manja dengan RDP, bagiku ia seorang kakak yang baik. Ia pun sangat sayang kepadaku.

Pada suatu ketika aku hampir tergelincir di tebing sebuah jurang. Revangga dengan cekatan menangkap pergelangan tanganku dan menarikku ke atas. Waktu itu aku masih cengeng karena aku masih kecil. Dengan rasa sayang ia memelukku dan mengatakan padaku,”diam sayang… jangan menangis. Akupun diam dan aku merasa tenang di sisinya. Bayangkan saja, di usiaku yang kecil aku kehilangan papa dan mamaku. Aku tak tahu bagaimana nasib mereka berdua? Sekali lagi yang kuingat adalah sosok gorilla yang menimangku dan memelukku sayang. Dan gajah itu, memberiku minum dengan belalainya. Ya, Kami dibesarkan bersama-sama dengan gorilla dan gajah.

Aku senang sekali bermain ayunan bersama dengan Revangga. Waktu itu aku lihat Revangga sedang menarik-narik akar pohon pinus.

“Untuk apa akar pohon pinus itu?.”

“Aku akan membuat gelang untuk kita berdua . Gelang itu jangan sampai lepas dari tangan kita.”

“Mengapa,”tanyaku.

“Jika lepas,pasti kita terpisah…”

“Aku tidak mau,”kataku sambil menggelengkan kepalaku.

“Kau harus memakainya… Itu sebagai bukti bahwa kamu dapat menjaga kebersamaan kita.”

Revangga dengan cekatan menganyam gelang itu. Ahirnya gelangitu pun jadi. Revangga memakaikannya satu di tanganku dan satu di tangannya.

“Jangan hilang ya,”kata Revangga sambil menggandeng tanganku.

12 Juli 2002

Siang ini aku sedang memanjat pohon apel dan aku berayun-ayun dari satu dahan ke dahan lainnya. Aku memetik buah apel untuk Revangga. Setelah cukup aku turun dari atas pohon dan berjalan menuju sungai. Wah, segar sekali air sungai itu. Aku segera menceburkan diri di sana. Tiba-tiba tanganku tergores batu dan berdarah, hingga gelang itu terlepas dari tanganku. Tak peduli rasa sakit dan pedih di tangan, aku mencoba menggapai gelang yang hampir saja hanyut terbawa arus. Ah, untung kena?!.

Ketika aku pulang seisi hutan panic. Gorilla mencakar-cakar tanah dan gajah menghentak-hentakkan kakinya. “Ada apa ini?.” Pasti terjadi sesuatu… ternyata RDP lenyap entah kemana. Sejak saat itu aku tak pernah melihat RDP. Aku ingat kata-kata RDP agar aku menjaga gelang di tanganku. Aku masih sedih, dengan kejadian itu. Tapi aku yakin di satu hari nanti aku akan bertemu kembali dengan RDP. Bukankah gelang itu masih ada di tanganku?. Karena aku takut gelang itu hilang, maka aku menyimpannya di suatu tempat.

7 September 2013

Aku tengah berjalan-jalan di hutan dengan seekor anak monyet. Aku ingin bermain bersamanya dimana dulu aku bermain dengan RDP. Semuanya membuat aku teringat akan RDP, juga akar pohon itu. Dan gelang yang ia pakaikan padaku sekian tahun yang lalu. Tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara mesin, ini mengerikan sekali?!. Aku segera bersembunyi di balik semak-semak. Aku memeluk tubuh monyet kecil itu. Ternyata ada seorang mahluk sedang menaiki sebuah mesin,, entah apa namanya. Pemuda itu berambut agak gondrong dengan sebuah tas ransel dipunggungnya. Matanya melihat kesana-kemari, aku sangat takut dengan orang itu. Dengan berjingkat-jingkat aku berjalan ke balik semak belukar. Tapi sungguh sial, aku tersandung akar pohon. Aku terjatuh dan anak monyet itu berlari panic.

Pemuda itu menoleh ke arahku dan menghampiri aku. Ia memegang tanganku dan membantuku berdiri. Tangan itu? Sepertinya aku pernah merasakan sentuhannya….. Aku menatap pemuda itu dan ia pun menatapku.

“Kau sakit…. Kau luka?”

“Tidak… aku tidak apa-apa.”

“Rumahmu dimana?.”

“Apa itu rumah?aku tidak mengerti.”

“Aku akan mengantarmu pulang… naiklah kemari.”

Pemuda itu menaikkan aku di atas mesin dan aku memegang erat pemuda itu. Ketika aku tanpa sengaja menarik lengan baju panjangpemuda itu, aku melihat ada sebuah gelang akar di pergelangan tangannya. Apa aku salah melihat?. Dengan tidak sabar aku pun segera menangkap dan memegang kuat pergelangan tangan pemuda itu.

“Kau dapat darimana ini?.”

“Kenapa gelang ini ada padamu?!.”

Pemuda itu pun menghentikan bunyi mesin yang ditumpanginya.

“Memangnya kenapa kau tanya ini gelang siapa?.”

“Kau harus menjawabnya! Milik siapa gelang itu?!.”

“Gelang ini milikku?!.”

“Bohong! Kataku berteriak keras.”

“Kau pasti merampas gelang itu dari temanku?!.”

Dengan serta merta aku menonjok dadanya dan hampir saja ia terjatuh karena pukulanku.

“Kenapa kau memukulku?! Kata pemuda itu sambil menangkis tonjokkan keduaku.

“Gelang itu milik temanku dulu. Tolong kembalikan padaku,”kataku.

“Kau punya gelang seperti ini?.”

“Aku punya!. Ini,”kataku sambil mengeluarkan gelang itu dari jalinan ikat pinggangku yang kubuat dari akar juga. Pemuda itu mengambil gelang di tanganku dan mencocokkan dengan gelang yang ada di tangannya.

“Ini asli?! Kata pemuda itu berteriak keras.

“Kau…. Adalah…. Dengan cepat ia memelukku dan menciumi ke dua pipiku.

Pemuda itu lantas mengajakku melompat ke atas pohon dan berayun-ayun. Ia mengajakku ke sebuah goa tempat aku dan RDP dulu sering duduk berdua sambil bercerita dan menyimpan buah-buahan yang kami dapatkan dari hutan. Ternyata dia adalah RDP……

RDP mengajakku tinggal bersamanya di sebuah kota. Dan kami berencana untuk membuat sebuah rumah di hutan ini, agar kami dapat tetap berkunjung melihat teman-teman di hutan. Gajah dan gorilla sudah merupakan bagian dari kehidupan kami berdua. Karena merekalah kami tetap hidup hingga detik ini. Kami juga berencana suatu saat nanti jika kami berjodoh kami akan menikah, memiliki 2 orang anak, dan memelihara seekor gorilla dan seekor gajah. Ini adalah impian kami……

NOTE: Jika engkau mencintai seseorang berharaplah agar cinta itu menjadi nyata. Meski terpisah oleh beribu-ribu jarak dan waktu, harapan itu adalah kekuatan bagimu. MIRACLE IN YOUR LIFE. Dan jangan pernah berputus asa dalam harapan, karena harapan akan tetap hidup selagi engkau percaya. BELIEVE IT AND YOUR DREAM WILL BE COME TRUE…..

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun