Mohon tunggu...
Reuben Nathaniel
Reuben Nathaniel Mohon Tunggu... -

Lahir 10 oktober 1996, saya adalah gitaris band akustik "TheOvertunes", saya juga penulis blog tentang liverpool. Ynwa

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Lebih Cinta kepada Bahasa Indonesia

25 September 2012   07:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:45 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13485576841922712928

Bahasa Indonesia adalah bahasa yang mulia, kebanggaan, identitas diri kami. Seberapa banyak orang yang masih berkata seperti itu? Apakah disekolah kita diajari tentang mentalitas seperti ini? saya rasa tidak.  Sekarang, apa saya cinta bahasa Indonesia? jelas ia! namun, sama besarnya dengan itu, saya ingin bahasa Indonesia ini lebih dicintai lagi.

Ada sebagian orang yang beranggapan bahwa dengan berhenti memakai bahasa asing, terutama bahasa Inggris, kita akan semakin menghargai bahasa kita sendiri. Menurut saya, "memaksa" orang untuk bangga terhadap Bahasa indonesia itu bukan jalan yang benar. Setidaknya, cara ini sangat tidak efektif. Saya sendiri masih berumur 16 tahun dan saya ingin melihat lebih banyak lagi "tarikan" kepada cinta bahasa Indonesia. Tanpa mengesampingkan keterampilan berbahasa asing. Pertama-tama, mengapa banyak orang lebih memilih bahasa asing dibanding bahasa Indonesia? yang pasti mereka tidak bisa melihat potensi besar dari bahasa ini, dan itu bukan salah mereka. Dengan bisa berbahasa asing, kita bisa mendapat pendidikan tinggi, perhatian lebih, go-international, hingga memenangkan kompetisi. Ini bukan salah mereka. Banyak negara asing yang sudah mulai mempelajari bahasa Indonesia. Mulai dari pemakaian nya dan bahkan sejarah nya. Jadi bagaimana kita memperkuat "tarikan" di dalam negeri sendiri? Apa yang dilakukan pelajar-pelajar dan pendidik diluar adalah mengenal bahasa negaranya sendiri, dan inilah yang memperbesar hormat bahasa mereka. Kita harus memperluas wawasan kita tentang bahasa Indonesia, ya kita berbicara dengan bahasa ini setiap hari, tapi apakah semua orang tahu bagaimana awal bahasa ini berkembang? Dari varian bahasa melayu riau-johor hingga perlahan dipisahkan oleh belanda? Pelajaran seperti ini harus mulai dimasukan kedalam sekolah tempat seluruh anak bangsa belajar. Sekarang wawasan bahasa telah diperluas, namun wawasan luas saja belum cukup. Cinta bahasa Indonesia harus ditanam dan di suplemen dengan penghargaan yang berkualitas. Benar sekolah-sekolah dan media nasional masih sekali-kali mengadakan lomba sastra bahasa. tapi saya rasa tidak ada salahnya jika kita bisa mencontoh apa yang negara lain lakukan. Bayangkan saja jika di Indonesia ada kompetisi sebesar National Spelling Bee di Amerika, dimana lebih banyak anak bangsa yang ikut terlibat. Saya justru akan terkejut jika dengan program sebesar itu kita masih belum cinta dengan bahasa Indonesia. Tentu hal sebesar ini tidak bisa dilakukan sendiri, Indonesia adalah negara yang besar, dan untuk menciptakan negara yang benar-benar bersatu kita butuh seluruh 244.775.796 juta penduduk untuk mewujudkannya. Negara ini memiliki bahasa yang mulia, sangat dibanggakan, dan beridentitas kuat. Dan kita semua tahu efek sebuah bangsa yang bersatu kuat bersama. Hanya satu arah keatas. Reuben Nathaniel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun