Mohon tunggu...
Retty Hakim
Retty Hakim Mohon Tunggu... Relawan - Senang belajar dan berbagi

Mulai menulis untuk portal jurnalisme warga sejak tahun 2007, bentuk partisipasi sebagai warga global.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merayakan Festival Hari Museum Internasional di Museum Nasional Indonesia

19 Mei 2014   17:08 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:22 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_336616" align="aligncenter" width="633" caption="Festival hari museum internasional dibuka dengan tabuhan Taganing, musik tradisional dari Sumatera Utara"][/caption]

Festival Hari Museum Internasional dan 236 tahun Museum Nasional Indonesia dibuka hari Sabtu, 17 Mei 2014, di Museum Nasional yang juga dikenal sebagai Museum Gajah.  Pembukaan festival ini ditandai dengan tabuhan Taganing, alat musik dari daerah Sumatera Utara, oleh Prof. Kacung Marijan, Ph. D. (Direktur Jenderal Kebudayaan), Dra. Intan Mardiana, M.Hum (Kepala Museum Nasional), dan mantan Menteri Pendidikan Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro. Turut menghadiri pembukaan tersebut, Drs. Luthfi Asiarto dan Dr. Endang Sri Hardiati, majelis kehormatan Asosiasi Museum Indonesia.

Sebenarnya acara yang berhubungan dengan Festival hari Museum Internasional dan 236 tahun Museum Nasional Indonesia ini sudah digulirkan sejak tanggal 5 Mei 2014 dengan diadakannya lomba penulisan esai bagi blogger dan lomba membuat komik. Dalam pembukaan acara secara resmi pada hari Sabtu kemarin, sekaligus dibuka Pameran "Potret Museum Nasional Dulu, Kini, dan Akan Datang."

[caption id="attachment_336875" align="aligncenter" width="780" caption="Demo pembuatan batik menarik perhatian anak-anak sekolah"]

14004688621098625639
14004688621098625639
[/caption]

Dari tanggal 17 Mei hingga 24 Mei 2014 ada beragam acara yang diadakan di Museum Nasional Indonesia. Pada hari pembukaan kemarin tampak demo pembuatan wayang, pembuatan batik, maupun melukis gerabah. Selain demo tersebut juga diadakan workshop kreativitas seni dan kriya yang tampak dihadiri oleh murid-murid sekolah dari berbagai sekolah di Jakarta. Pada hari Jumat 23 mei 2014 akan dilangsungkan seminar "Kekunaan Singhasari", serta pertunjukan video mapping pada hari Jumat dan Sabtu (23 dan 24 Mei) dengan puncak acara pada malam penutupan Festival hari Sabtu 24 mei 2014.

[caption id="attachment_336867" align="aligncenter" width="922" caption="Dirjen Kebudayaan, Kepala Museum Nasional, dan tamu undangan menengok Pameran "Potret Museum Nasional Dulu, Kini dan Akan Datang""]

1400468337366427634
1400468337366427634
[/caption]

Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah sejumlah anak muda yang bersama sebuah robot berpakaian pramuka hasil kreasi kelompok robotik mereka yang tampak menerima kedatangan pengunjung pameran di ruang pameran temporer gedung B. Mereka adalah Akbar, Falih, Viga, dan Isa yang duduk di kelas X SMAN 28 Jakarta. Robot tersebut adalah hasil karya anak-anak itu yang akan digunakan untuk meramaikan museum keliling dari Museum Nasional Indonesia.

[caption id="attachment_336873" align="aligncenter" width="427" caption="Siswa siswi SMAN 28 memperkenalkan robot buatan mereka kepada Dirjen Kebudayaan"]

14004686951098934295
14004686951098934295
[/caption]

Pertunjukan musik dengan kolaborasi berbagai alat musik dari Nusantara yang dibawakan oleh kelompok Archipelago mengalun indah dan riang, menarik perhatian semua hadirin akan keindahan suara alat musik tradisional Indonesia.

Penampilan anak-anak sekolah dengan tarian dan paduan suara mereka juga merupakan bagian yang menampilkan harapan-harapan akan kebangkitan kesadaran akan kayanya budaya Indonesia.

Seperti yang dikatakan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan, Kacung Marijan, Ph. D, sekarang adalah saatnya Museum membuka diri, tidak lagi sekedar diapresiasi oleh kalangan tertentu tetapi juga membuka lebih banyak kesempatan untuk masyarakat umum agar turut merasakan keramahan museum. Dengan membuka diri, diharapkan masyarakat akan semakin mencintai museum, dan semoga juga bisa belajar dari kearifan lokal dan mengembangkannya menjadi sumber inspirasi dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun