Mohon tunggu...
Retty Hakim
Retty Hakim Mohon Tunggu... Relawan - Senang belajar dan berbagi

Mulai menulis untuk portal jurnalisme warga sejak tahun 2007, bentuk partisipasi sebagai warga global.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menuju Kota yang Ramah bagi Semua

30 September 2015   23:31 Diperbarui: 30 September 2015   23:31 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika sebuah kota berkembang, maka ruang-ruang publik yang disediakan untuk warga akan sangat membantu meningkatkan interaksi dalam komunitas kota. Pemenuhan kebutuhan masyarakat kota untuk bersantai dan berinteraksi dengan sesamanya di ruang publik menjadi dasar rasa bahagia, motivasi, dan juga pada akhirnya menambah kesehatan dan daya juang masyarakat kota. Dalam rangka peringatan Hari Habitat Dunia yang dirayakan secara internasional pada tanggal 5 Oktober 2015, Perserikatan Bangsa-bangsa mengajak masyarakat dan pengambil kebijaksanaan publik di seluruh dunia untuk berdiskusi mengenai ruang publik bagi semua. Siapa saja yang termasuk dalam kata “semua’ itu?

Apakah semua warga itu termasuk warga yang punya uang dan yang tidak punya uang? Ruang publik pada dasarnya memberikan ruang interaksi bagi komunitas kota tanpa menarik bayaran atau keuntungan ekonomi. Bila masalah kemampuan ekonomi tidak menjadi masalah, apakah sungguh-sungguh semua warga sudah termasuk? Bagaimana dengan warga kota yang tuna netra atau memiliki disabilitas sehingga harus berkursi roda?

Jakarta termasuk kota yang berkembang dengan sangat pesat dalam pertambahan penduduknya. Walaupun mungkin belum bisa dianggap sebagai pertumbuhan kualitas hidup penduduknya, tetapi bulan April 2015 lalu A.T. Kearney, sebuah firma konsultan bisnis asal Chicago, Amerika Serikat merilis hasil penelitiannya yang menempatkan Jakarta sebagai kota dengan pertumbuhan terpesat sedunia dalam indeks Emerging Cities Outlook (baca: Huffingtonpost.com dan Tempo.com). Sebenarnya kota Jakarta terdepan di antara kota-kota dari negara berpendapatan rendah dan menengah. Posisi Jakarta bila dibandingkan dengan kota-kota besar yang ada di peringkat atas indeks kota global masih jauh tertinggal. Di balik kepesatan pertumbuhan kota, adakah kota Jakarta memberi ruang bagi semua warganya? Sudahkah kota Jakarta menjadi kota yang ramah bagi semua orang?

Jakarta sudah berusaha untuk ramah bagi semua warganya. Lihatlah penyediaan bus wisata Jakarta yang bertingkat dan boleh dinaiki tanpa bayar itu. Bus itu menyediakan sarana untuk pemakai kursi roda (baca: Bis Tingkat Wisata, Upaya Tingkatkan Pelayanan Wisata). Memang selama ini saya belum pernah melihat orang berkursi roda atau memakai tongkat penyangga menaiki bus tersebut. Mungkinkah karena area pejalan kaki di sisi kiri dan kanan jalan sendiri tidak memadai untuk dilalui kursi roda? Ruang publik yang ada, seperti pasar, taman kota, jalanan bagi pejalan kaki, sudahkah bersahabat bagi warga yang memiliki disabilitas seperti tuna netra dan pemakai kursi roda?

Menyediakan ruang publik bagi semua orang, termasuk bagi orang-orang dengan kebutuhan khusus, masih agak sulit ditemui di Indonesia (baca: Menagih Janji dari Teknologi). Bila Jakarta, yang menjadi barometer kota-kota di Indonesia, lalai memperhatikan hal ini, maka demikian pula kemungkinan yang terjadi di kota-kota lainnya. Pertumbuhan pesat kota-kota di Indonesia akan selalu meninggalkan sebagian dari warganya karena lalai memperlihatkan wajah kota yang ramah bagi mereka yang berkebutuhan khusus.

Untuk bisa menjadi kota yang ramah bagi semua orang tanpa kecuali, perlu kiranya para pengambil kebijakan untuk memulai memperhatikan kebutuhan warganya yang mungkin sedikit terlupakan ini. Dengan memberikan perhatian sejak perencanaan awal sebuah ruang publik, maka bisa diharapkan hal ini akan memberi kesempatan dan keberanian bagi mereka yang berkebutuhan khusus untuk ikut berinteraksi di ruang publik. Semoga pertumbuhan pesat kota juga berarti mengangkat kualitas hidup warganya, siapapun dia. Semoga kota-kota di Indonesia semakin maju pertumbuhannya, tetapi juga tetap menjadi kota yang ramah bagi semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun