Mohon tunggu...
Retty Hakim
Retty Hakim Mohon Tunggu... Relawan - Senang belajar dan berbagi

Mulai menulis untuk portal jurnalisme warga sejak tahun 2007, bentuk partisipasi sebagai warga global.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berbagi Kisah, Berbagi Rindu...

30 Maret 2021   16:31 Diperbarui: 30 Maret 2021   16:41 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak kisah menarik yang muncul di balik pertemuan daring murid-murid antar negara. Ketika murid-murid SMP Saint John's BSD berbagi kisah dengan murid-murid dari Filipina dan Thailand, bukan hanya percakapan budaya yang muncul tetapi juga menjadi luapan kerinduan mereka. Kerinduan merata adalah rindu kembali ke sekolah, kembali bertemu teman-teman di sekolah, bertemu guru sekolah, dan kembali bersekolah seperti biasa. Ada kerinduan untuk jalan-jalan, sehingga presentasi budaya dan festival budaya yang dibagikan menjadi penyegar sekaligus motivasi untuk suatu saat bisa berkunjung ke negara tetangga mereka di ASEAN tersebut.

Ada juga kisah rindu yang sedikit berbeda. Ketika murid-murid dari sekolah Saint John's Catholic School selesai mempresentasikan pemaparan mereka, tidak disangka ada komentar dari seorang murid dari Filipina, "Saya rindu Ibu..." Rupanya, ibunya bekerja sebagai guru di Indonesia. Kondisi pandemi covid-19 yang bersifat global ini memang menahan cukup banyak guru ekspatriat untuk tidak bisa pulang ke kampung halaman mereka.

Pulang ke kampung halaman mereka berarti mengeluarkan biaya untuk tes PCR sebelum dan sesudah perjalanan. Belum lagi, masa karantina sebelum dan sesudah perjalanan membuat jadwal yang mereka miliki untuk bertemu keluarga menjadi sangat terbatas. Itulah sebabnya cukup banyak guru ekspatriat yang memilih tetap tinggal di Indonesia pada liburan kenaikan kelas bulan Juni 2020 maupun liburan akhir tahun di bulan Desember 2020.

Jazmille Marie D. Glumalid, siswi SMP dari Filipina, mengaku cukup nervous dalam mempersiapkan presentasinya, "Ini pertama kali saya harus berbagi kisah kepada murid-murid sekolah dari luar negeri." Rupanya, walaupun terdengar sangat fasih dalam berbahasa Inggris, tetap ada keraguan dalam diri anak-anak ini untuk menyampaikan presentasi mereka kepada orang asing. 

John Gabriel G. Tacaisan,  siswa SMP dari Colegio del Sagrado Corazon de Jesus (Filipina) menyiapkan materi yang menjelaskan kekayaan bahasa lokal karena memiliki minat yang lebih tinggi dalam bidang bahasa.

Nate, dari Thailand, yang sudah duduk di bangku akademi, sangat tertarik pada kebaya karena dia ingin menjadi Pramugari dan menurutnya kebaya yang biasa digunakan oleh pramugari sangat indah dan menarik.

Murid-murid SMP Saint John's Catholic School sangat antusias dalam mempersiapkan tugas presentasi mereka. Mereka mengumpulkan banyak bahan yang menurut mereka akan menarik untuk diperkenalkan kepada teman-teman baru mereka dari luar negeri. Keuntungan mereka adalah materi yang kaya dari budaya lokal dari Sabang hingga Merauke. 

Perbedaan dan kesamaan merupakan kekayaan budaya yang menarik dan memberikan warna-warni dalam kehidupan dari setiap negara. 

Hampir senada, murid-murid maupun guru-guru mereka merasa kegiatan berbagi kisah, menjadi duta bangsa bagi teman-teman dari negara lain, merupakan kegiatan yang patut sering dilaksanakan. Menurut guru-guru kegiatan ini bisa memberikan tambahan keahlian sekaligus menambah kepercayaan diri anak-anak tersebut. Suatu kemampuan yang akan menunjang perkembangan mereka di kemudian hari sebagai bagian dari warga dunia yang global.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun