Mohon tunggu...
Nursuhadi  Bodong Widyasuhadi
Nursuhadi Bodong Widyasuhadi Mohon Tunggu... lainnya -

...Kalah Pilurdes Desa Sriharjo yang ke-3 tahun 2013....

Selanjutnya

Tutup

Nature

Wisata [untuk Pelajar=Piknik; untuk DPR=Studi Banding]

7 September 2012   18:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:47 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13470390801950450154

[caption id="attachment_197775" align="alignleft" width="300" caption="Jual Trebon"][/caption] Membaca tulisanya bung Sandro Gatra: Rabu, 5 September 2012 10:29 wib berjudul : Demi Logo Palang Merah,DPR Pergi ke Denmark dan Turki. Link url http://nasional.kompas.com/read/2012/09/05/1029492/Demi.Logo.Palang.Merah.DPR.ke.Denmark.dan.Turki Sangat senang hatiku, itu saja baru membaca. Kata orang jawa, "Ndahebo senenge atiku [umpama isa ngalami lan nyata] nek isa mangkat nyang negara Denmark utawa Turki!" Betapa senangnya hatiku [seandainya bisa merasakan pergi wisata ke negara Denmark atau Turki. Dengan biaya murah [maksudnya di biayai oleh negara] masih dapat pesangon dan disuruh menikmati fasilitas exekutif serta menikmati keindahan negara tersebut. Masalah kemasan studi banding atau merencanakan undang-undang atau membuat logo atau apa tak masalah, yang penting tujuan berwisata itu kepentingan utamanya. Tentang rencanaya membuat undang-undang urusan mereka, toh sebenarnya kan hanya untuk menyetujui saja, teken, kemudian sah dan tercatat sebagai negara yang berpartisipasi. Waktunya sehari selesai, naaaah...., sisa waktu itu yang harus dimanfaatkan untuk menyegarkan pikiran. Apalagi dibebani untuk menghabiskan 472 dollar AS per hari kalau ke Denmark, atau 365 dollar AS per hari  di Turki itu kan kaya mimpi basah rasane! [wuiiih....tak terbayangkan toh?] tapi tetep saja kurang lama, tak cukup dan tak memuaskan karena untuk menikmati negara-negara tersebut tak cukup hanya lima hari [bisa nambah gak ya?] dan totalan beaya seluruhnya termasuk tiket pesawat piknik anak-anak PAUD ini menghabiskan dana apabila dirupiahkan sekitar 1.3 milliar rupiah. Uang sebanyak itu, nek dihitung para tukang becak seminggu belum kelar, hla,,,,aneh ta? Para tukang becak belum kelar ngitungnya mereka sudah pulang ke Indonesia dengan wajah kecapean. Kasihan mereka habis menguras pikiran [karena mereka ditugasi melihat-lihat sebuah negara dan disuruh menentukan atau membuat logo yang tadinya palang merah itu] maka kemudian diberi kesempatan untuk istirahat secukupnya, biar nanti fresh lagi. Ketika sedang asyik membayangkan, isteriku nyediakan kopi, kopi khusus ramuan istriku disore itu disajikan beda dari biasanya yang disediakan dengan cangkir, kali ini dengan segelas kopi. "Bu, kok pake gelas?" kutanyaklan ke isteri. Sambil kedapur lagi isteriku menjawab tanpa terduga oleh saya, " Biar lama Ngedanya pak?" Aku mengejar isteriku ke dapur, " Eeeh...bu, maksudnya apa bilang begitu?" Sambil bersungut-sungut isteriku menjawab, " Biar sama edane seperti mereka......!' jawab isteriku sambil mengiris cengek untuk oseng-oseng kangkung. "Bu...Mereka itu maksudmu mereka sapa? Aja ngawur lho, kamu? Siapa mereka yang kau maksud itu?" "DPR,,,,,?" Jawabnya ketus. "Hlo, apa hubungane kamu dengan DPR? Wong kamu setiap hari mung masak kok hari ini tiba-tiba 'njeplak' urusan DPR!! koe ora edan to, bu?" saya mencerca isteriku. "Oraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.........." sambung isteriku, " Coba bapak pikir, Para DPR yang berkedok Studi Banding ke Denmark dan Turki itu menghabiskan duit satu koma tiga milyar, pak! lha hasile ki mengko apa? untunge nggo rakyat ki apaaaaa? Mbok duit sebanyak itu nggo membangun negara ini! membangun pendidikan ini! memberantas korupsi! pa apa sik bermanfaat, oras mung dinyeh-nyeh dinggo minggaat....! bajiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii............" Tidak sampai terselesaikan kata tersebut oleh njeplaknya mulut isteriku karena aku sumpal dengan telapak tanganku! Seandainya aku tak cekatan menyumpal mulut isteriku maka kata indah khas pisuhan dalam rumah tanggaku pasti terlepas bebas, dan akan membuatku malau terdengar tetangga. Bagaimana ndak malu, isteriku tadi mbengoke pasti, "Bajiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiingaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan................" begitu. Kasihan mereka para DPR yang keluar negeri itu di umpati isteriku kan?! Makanya aku sumpal mulutnya sehingga kata tersebut tak terucap.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun