Mohon tunggu...
Nursuhadi  Bodong Widyasuhadi
Nursuhadi Bodong Widyasuhadi Mohon Tunggu... lainnya -

...Kalah Pilurdes Desa Sriharjo yang ke-3 tahun 2013....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pak Konyol Tidak Pernah Ngantor?

23 Agustus 2010   17:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:46 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Wah....... pak konyol bikin ulah! pak konyol yang perangkat desa itu membuat ulah yang tak ada yang berani menegornya, bahkan elit 1 desa tersebut tak dapat berbuat banyak, berbuatnya hanya sedikit saja yaitu membangun phisik daerahnya. Untuk membuat pengelolaan perangkatnya belum ada dana yang cukup, sampai saat ini dananya hanya cukup untuk kesejahteraan perangkatnya, bukan kesejahteraan rakyatnya. Ya, maklum, untuk menjabat elit 1 desa itu sempat meludeskan rekening banknya.

Sekarang programnya adalah mengembalikan isi rekening banknya yang sudah mulai sedikit mengembung karena ada yang mentransfer, tapi tak mau menyebutkan namanya. Sebagai bentuk ucapan terima kasih telah membangun jalan yang tadinya jalan tanah menjadi jalur cor beton. Besarnya transfer itu hanya 25 persen dari nilai proyek. Sementara untuk pengelolaan perangkat stafnya diurus nanti saja, toh memberi pengertian kepada pak konyol sangat sulit. Diancam mundur, pak konyol malah balik mengancam akan membuka aib elite 1desa itu.

Dulu pak konyol sudah pengumuman akan mundur dari jabatan perangkat desanya itu, tetapi itu hanya sekedar politik pak konyol saja, pak konyol hanya ingin mengetahui rating kepopuleranya di desa itu. Dan ternyata memang kepopuleranya tinggi, terbukti pak konyol tidak jadi mundur dari jabatan perangkat desa tersebut. Karena merasa dibutuhkan, maka pak konyol sudah tiga tahun ini jarang masuk kantor. Bahkan kursi dikantornya hanya diduduki oleh pak jaga malam saja. Itu saja dimalam hari. Padahal pak konyol dibutuhkan pemerintah desa dan rakyat itu di siang hari.

Pak konyol menjadikan kedudukan perangkat desa itu hanya sampingan, yang pokoknya adalah memborong proyek diluar, tetapi untuk memperkuat modal usahanya pak konyol meminjam uang sama elite 1 desa itu. Alokasi pinjaman diambilkan dari dana bantuan kaum tani, yang sebetulnya bantuan untuk pembelian pupuk dan peningkatan hasil taninya. Mengembalikanya bebas waktunya, artinya bebas tak dikembalikan asalkan mau menutup rahasia itu. Toh petani tak rugi, ketika musim panen, petani yang tanpa bantuan tersebut juga bisa panen, dan tak protes pinjamanya dipinjamkan kepada pemborong proyek itu.

Keanehan yang menjadi gagasan pak konyol adalah, pertemuan dan tempat berkoordinasi tak memerlukan kantor lagi, cukup menunjuk sebuah warung angkringan untuk dijadikan base campnya. Disitu sudah tersedia komplit minuman dan nyamikanya, jadi tak perlu mengeluarkan dana yang banyak.

Pak Konyol juga mengagas pembangunan desa dipusatkan pada pembangunan phisik saja, untuk membangun mental masyarakat disekitar kantornya tak perlu, toh mereka tidak kompak. Jadi, sampai jabatan habis elite 1 desa tersebut nantinya adalah pembangunan phisik, maksudnya agar proyek-proyek bantuan itu cepet cair, sehingga akan cepat menambah pengembungan rekening mereka masing-masing.

Tak perlu membuat LPJ, toh masyarakat tak dapat membaca tulisan tentang laporan itu. mengapa? karena laporan yang dibuat itu memang membinggungkan yang membacanya. Dan laporan itu hanya bisa dipahami timnya saja. Kok bisa? ya bisa....! buktinya mereka pada menandatanganinya, dan itu menunjukan bahwa mereka paham laporan pertanggungjawaban yang dibuat elite 1 desa tersebut.

Gagasan pak konyol memang hebat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun