Malaisia maaf lahir ya atas semua kesalahan saya. Tapi Batin saya mengatakan aku tak bisa memaafkan kesalahan-kesalahan yang sepertinya kamu sengaja dan sering kamu ulang-ulang, segala perilakumu itu menunjukan sikapmu yang tak suka terhadapku. Aku tahu kamu hanya mencari perhatian teman-teman saja biar kamu dikira pemberani dan hebat, padahal kamu Malaisia adalah rapuh dan lemah dalam segala hal.
Bayangkan saja, kamu kaya tetapi kamu tak mempunyai tenaga kerja sebanyak yang kamu butuhkan! dan kamu tak sanggup memberi bayaran yang layak kepada tenaga kerjamu, makanya kamu menipu tenaga kerja dari keluargaku dengan bayaran yang murah, itu saja kamu sering membuat ulah dengan alasan yang ilegal yang membuat kekacauan dan sebagainya. Padahal itu hanya sikapmu yang miskin tapi sok kaya.
Kamu juga sok intelek...! padahal kamu mengusung tenaga-tenaga pendidik terbaik dari keluargaku yang kesal karena tak diangkat-angkat menjadi CPNS kemudian kamu mengiming-imingi gaji tinggi, padahal mereka tak menginginkan gaji yang tinggi itu, mereka hanya butuh pengakuan dari keluargaku tetapi itu tak pernah didapatkan, bukanya keluargaku tak mau memberikan penghargaan itu, aturan keluargaku untuk mendapatkan pengakuan itu harus lama mengabdikan diri dan tak boleh terputus waktunya.
Kamu juga sok-sokan bersikap, kamu arogan.....arogan....! tahu arogan? kamu sok ketat, padahal kamu itu maling. Maling pejabat terbaik dan kepercayaan keluargaku dengan alasan masuk pekaranganmu, padahal kamu memasuki pekarangan keluargaku, dan kamu menculiknya dengan memperlakukan mereka seperti maling ikan yang sering dilakukan oleh keluargamu di kolam keluargaku. Kamu tahu kalau sikapmu itu bak peribahasa maling teriak maling?
Kalau kamu tahu...! keluargaku tak mau berkelahi denganmu bukanya karena takut, tetapi karena pertimbangan akan menghambur-hamburkan dana saja karena dengan berkelahi atau berperang denganmu hanya akan menambah utang keluargaku saja. Kamu yang tak tahu diri, kamu masih sepekarangan denganku saja kamu berulah, dengan menggeser-geser batas pekarangan rumah keluargaku dan merampok isi pekarangan keluargaku.
Sekali lagi itu adalah sikap agar kamu tahu malaisia, aku lahir memaafkanmu tetapi bathinku bersumpah akan menghancurkanmu apabila kamu menginjak-injak harkat dan martabat keluargaku!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H