Memoria usil dimasa kecil, meluncurkan kedekatan dalam simpul erat, yang cuitannya membuat kita berbaur menjadi sendau gurau di waktu lampau, menelisik huru hara disaat dewasa dan mempertajam terjangan padanan di usia matang.
Senyawa hati dari mimpi, menghasilkan denting lagu merdu atas nama sayang, yang tak sanggup kau tenggelamkan di pusaran bumi, memunculkan gemuruh yang tak sepatutnya dalam aroma kesendirian.
Sahabat.............
Senyawa itu telah menyeretku dalam makna yang tak kupahami, melesat dalam spektrum luas, membentur kisi kisi penuh batas.
Diriku....... menghormati geloramu,Â
Dirimu....... menghargai batasanku,Â
Menggugurkan sekumpulan rasa cinta, meluruskan makna sahabat yang sebenarnya, jadilah sahabat sebisa yang kamu punya.
Sidoarjo, 25 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H