Mohon tunggu...
Retno Wahyuni
Retno Wahyuni Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - Dapatkan teman teman baru, tapi peliharalah hubungan dengan kawan kawan lama

Planner - PT. SCG Pipe and Precast Indonesia manufactur pipa beton dan beton pra cetak plant Wonoayu Sidoarjo. Selalu ingin belajar sesuatu yang baru, sesungguhnya tidak ada yang sia sia dari jerih payah belajar. FB : Retno Wahyuni Effendy | IG : @retno_wahyuni_effendy | Twitter : @RetnoW_Effendy | Linked : Retno Wahyuni Effendy | Blog : retno-wahyuni-sharing.blogspot.com |

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Seri Family Budgeting : Perlukah menyiapkan dana darurat?

2 Januari 2021   10:00 Diperbarui: 2 Januari 2021   20:39 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini sebuah pertanyaan yang mungkin bergentayangan di pikiran kita. Pengeluaran sudah begitu banyak masak ditambah lagi dengan menyiapkan dana darurat? Buat makan saja sudah pas pasan apalagi buat dana darurat? Atau pernyataan yang cukup menggelitik bahwasannya dana darurat hanya untuk yang berkecukupan, karena mereka yang serba kekurangan setiap hari adalah darurat. Upps...... memang begitulah sisi cerita kehidupan yang lain. Tapi tidak ada salahnya kita mempersiapkan payung sebelum hujan. Mempersiapkan hal terburuk yang mungkin saja terjadi.

Bagaimana sebenarnya mengelola dana darurat serta tip & triknya agar kita tidak terjebak dalam wacana saja tanpa pernah melaksanakannya :

  1. Sisihkan dana sebesar 5% sampai dengan 10% perbulannya. Penyisihan ini besarannya dari total pendapatan yang kita terima dalam sebulan. Besaran ini amat sangat tergantung dari penghasilan serta besarnya pengeluaran rutin yang memang harus dikebayarkan tiap bulan. Apabila memang bisa, mengapa tidak menyisihkan sebesar 10% dalam sebulan.

  2. Paksakan penyisihan ini tiap bulannya. Mencadangkan jangan menunggu kalau ada sisa dana, baru disishkan untuk mencadangkan dana darurat.

  3. Simpanlah di rekening terpisah dari rekening rutinitas. Hal ini agar uang dana darurat tidak tercampur atau ikut terpakai baik sengaja maupun tidak sengaja.

  4. Kumpulkan dana darurat minimal adalah 3x atau 6x biaya yang harus dikeluarkan dalam sebulan. Idealnya adalah bisa mengcover biaya dalam sebulan sebanyak 6x. Jikalau belum bisa sampai di angke tersebut mungkin bisa dimulai dengan 3x dulu. Apa salahnya bila secara kontinyu kita rajin dan tertib mencadangkan dana, kita bisa top up hingga terkumpul sampai 12x biaya bulanan kita. Semakin banya kesiapan dana kita maka semakin safety financial kita.

  5. Dana Darurat sifatnya harus liquid atau mudah dicairkan. Bisa disimpan dalam bentuk rekening bank, apabila dirasa perlu bisa diinvestasikan dalam deposito, emas dan perlu diperhatikan yang sifatnya harus liquid sehingga mudah dicairkan sewaktu waktu apabila dana diperlukan dalam keadaan darurat. Jadi jangan diwujudkan dalam tanah yang perlu waktu untuk menjualnya walaupun nilainya bisa saja bertambah

  6. Setelah dana darurat tercapai jumlahnya, bisa disudahi pencadangannya. Kalau dananya sudah terpenuhi seperti harapan, misalkan sebesar 3x atau 6x mengcover biaya bulanan, maka mencadangkan biaya darurat ini bisa diakhiri. Penyisihan yang rutin tiap bulan bisa dialihkan dalam bentuk tabungan atau investasi atau untuk pemenuhan kebutuhan yang lain.

  7. Yang terpenting mulailah dari sekarang. Jangan ditunda tunda. Semakin ditunda tunda maka dana darurat ini semakin tidak terwujud. Karena kita tidak tahu kapan musibah atau kejadian darurat itu datang menghampiri.

Sebagai ilustrasi sederhana

  • Besarnya penghasilan per bulan : Rp. 8.400.000
  • Total biaya rutin perbulan : Rp. 6.800.000
  • Penyisihan dana darurat : 5% X Rp. 8.400.000 = Rp. 420.000
  • Target dana darurat adalah : 3 X Rp. 6.800.000 = Rp. 20.400.000
  • Maka dana darurat terkumpul setelah : Rp. 20.400.000 : Rp. 420.000 = 49 bulan 
  • kurang lebih 4 tahun lebih setelah menabung dengan rajin dan tertib.

Dana darurat ini dapat dimanfaatkan pada kondisi kondisi yang darurat. Contohnya 

  • Terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
  • Terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengharuskan istirahat di rumah cukup lama
  • Terjadi bencana alam

kesemuanya itu membutuhkan persiapan dana yang cukup. Apabila kita telah mempersiapkan jauh hari sebelumnya, minimal bisa mengurangi kecemasan dalam menyiapkan kebutuhan dana yang mendesak.

Saya telah betul betul merasakan manfaat dari dana darurat ini. Maka oleh sebab itu saya menganjurkan untuk semua keluarga di Indonesia untuk segera take action. Jangan sampai menunggu bencana itu datang baru kata penyesalan menyusul.

Tatkala perusahaan dimana saya kerja tidak menunjukkan gejala tidak sehat, namun secara tiba tiba ada berita akan ditutup salah satu cabang diganti dengan pemilik baru. Kami harus berganti status menjadi karyawan kontrak dengan fasilitas dipotong diberbagai lini. Potongan perbulan tidak tanggung tanggung jumlahnya. Akhirnya dana darurat ini cukup membantu kami sebelum recovery financial kami berjalan sesuai yang kami harapkan.

Semoga bermanfaat dan membuka wawasan kita, seberapa penting dana darurat ini perlu dipersiapkan. Semua keputusan ada ditangan anda, karena perencanaan yang baik akan menghadirkan 50% keberhasilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun