Tumben tulisan ini tidak ada hubungannya sama mengajar atau belajar bahasa Inggris. Boleh dong ya... Saya jadi tergelitik saja dengan orang-orang yang mendengung-dengungkan katanya cinta Indonesia, dukung ekonomi lokal, karya anak bangsa, dsb, tapi sehari-harinya makan di restoran fast food (cepat saji) atau tempat-tempat 'wah' lainnya yang kebanyakan empunya (baca: bos besarnya) bukan orang Indonesia. Jadi saya mau berbagi pandangan sedikit kenapa makan di warung lokal itu penting kalau (katanya) kita cinta Indonesia. [caption id="attachment_153" align="alignnone" width="300" caption="Pindang goreng sambal, menu paling enak di Warung Bu Kum, Jl. Tukad Batanghari, Denpasar"][/caption] Suatu hari saya membuat janji dengan seorang teman di sebuah tempat makan baru dengan gaya kebarat-baratan. Tempat makan ini bukan warung biasa, dengan menu campuran barat dan Indonesia. Karena saya ingin makan makanan yang mengandung nasi, jadi saya pesan soto ayam. Ketika hidangannya disajikan, saya pun mulai mencicipinya. Alangkah terkejutnya saya. Saya yang terbiasa makan di warung pinggir jalan langsung kaget dan rasanya ingin marah dan protes ke yang punya tempat. Sama sekali tidak terasa seperti soto ayam! Kuah hambar cenderung pahit. Bumbu sama sekali tidak terasa. Sementara 100 meter dari tempat itu saya tahu ada warung soto dan nasi goreng Jawa yang menjual soto ayam paling enak di Denpasar. Ini terlalu! Sampai hari ini saya memang belum menyampaikan komplain atau keberatan saya ini ke pemilik atau manajemen tempat itu. Tapi biarlah saya simpan dalam hati dan saya ceritakan di sini. Inti dari pengalaman saya ini... Ada terlalu banyak tempat yang walaupun ia menawarkan kenyamanan, tapi makanan yang disediakan di situ justru tidak otentik dan tidak enak. Apalagi makanan yang berhubungan dengan makanan tradisional atau khas Indonesia. Rata-rata semua menawarkan kemasan yang menarik dan fasilitas yang dicari kebanyakan anak muda dan para profesional, misal: free wi-fi. Saya paham tiap tempat mempunyai model bisnis dan segmen pasarnya sendiri. Mungkin ini yang membedakan tempat-tempat seperti ini dan warung lokal biasa yang menjual 'makanan asli' (yang memang menjadi barang dagangan utama dan rasanya enak). [caption id="attachment_154" align="alignnone" width="300" caption="Rujak kuah pindang di Warung Pak Ketut Sudiana dekat Pasar Renon, Jl. Tukad Balian, Denpasar"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H