Mohon tunggu...
retno selasih
retno selasih Mohon Tunggu... -

Pejuang suara hati yang luka

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ISIS Itu Bukan Islam!

19 Agustus 2014   13:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:10 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_338767" align="aligncenter" width="263" caption="Sumber : RajawaliLines.com"][/caption]

Maraknya pemberitaan mengenai sepak terjang dan aktivitas propaganda yang dilakukan ISIS di Indonesia akhir-akhir ini di berbagai media massa baik cetak maupun online, dianggap sangat meresahkan dan tentunya menjadi isu sensitif yang menuai kontroversi di berbagai kalangan masyarakat, dari yang secara terang-terangan atau terselubung melalui gerakan bawah tanahnya mendukung ISIS sampai yang secara tegas menolak dan menentang kehadiran ISIS di Indonesia khususnya dan secara pandangan prinsip pada umumnya.

ISIS (Islamic State in Iraq and Suriah) adalah sebuah gerakan lintas negara yang telah menyebar di banyak tempat di Timur Tengah. Gerakan ini dipimpin oleh Abu Bakr al-Baghdadi yang "mengklaim" bercita-cita ingin mendirikan negara ke- khalifah-an yang bersyari'ah Islam dengan menyatukan wilayah Irak, Suriah, Mesir, Lebanon, Israel, dan Yordania.

Sejauh yang marak di beritakan oleh media-media massa, dilihat dari sepak terjangnya yang sarat dengan tindakan-tindakan kekerasan yang mengatas namakan jihad memerangi ke-kafiran, ISIS bukanlah aliran yang berisi ajaran teologi dan ritual keagamaan, melainkan lebih menyerupai gerakan - gerakan politik untuk menyingkirkan pihak-pihak yang tidak sepaham dengan cara apapun termasuk cara-cara kekerasan sampai pembunuhan.

14084058401323850506
14084058401323850506


ISIS telah menjadikan agama Islam sebagai dalil legitimasi pembenaran bagi perilaku-perilakunya yang pada kenyataannya hanyalah aksi-aksi brutal dan radikal sadis yang menginjak - injak hak hidup sesama manusia, dimana merupakan hak azasipaling mendasar manusia di belahan dunia manapun, dan tentunya tidak ada agama apapun yang membenarkan hal ini, termasuk agama Islam yang tidak membenarkan tindakan kekerasan sampai pembunuhan pada sesama.

Sebagai negara muslim terbesar dunia yang dibangun dengan pilar-pilar ke-beragam-an dan ke-majemuk-an, semakin berkembangnya radikalisme  dengan penyebaran paham ISIS, tentu perlu disikapi dan diantisipasi secara dini. Satu sisi penduduk Indonesia sangat berpotensi untuk mendukung dan semakin memperkuat keberadaan dan perjuangan yang sedang digalang oleh ISIS, tetapi di sisi lainnya Ideologi ISIS jelas sangat bertentangan dengan ideologi Pancasila, Negara Kesatuan RI, dan kebinekaan di Indonesia. Untuk dapat mengantisipasi ancaman laten seperti ini, tentunya perlu kerja sama dari semua pihak yang bersepakat, baik dari pihak pemerintah, kalangan agama, TNI/POLRI bahkan sampai pendidik dan orang tua serta masyarakat pada umumnya.

Sudah sepantasnya pemerintah beserta segenap jajarannya melarang perkembangan paham ISIS tersebut dan menindak tegas, termasuk ancaman kehilangan kewarganegaraan RI bagi siapapun yang terlibat langsung atau mendukung ISIS di Indonesia. Para orang tua dan guru juga tentunya memiliki peranan penting terhadap masing - masing anak atau siswa sehingga harus memberikan pemahaman yang benar agar mereka tidak mudah terprovokasi ajaran maupun isu menyesatkan seperti ISIS.

Sudah sepantasnya pula sebagai masyarakat, kita lebih cermat dan pintar dalam menyikapi propaganda ISIS ini, karena sudah jelas ajarannya tidak mencerminkan ajaran Islam sama sekali.

Bagaimana menurut anda?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun