Budaya minum teh menjadi sesuatu yang melekat di tengah-tengah masyarakat Indonesia dan menjadi tradisi yang diwariskan secara turun-menurun. Teh dinikmati oleh berbagai kalangan tanpa peduli batasan kelas sosial, mulai dari bangsawan sampai masyarakat biasa. Teh merupakan minuman populer, menjadi pelengkap disajikan bersama makanan atau camilan dan bisa dinikmati kapanpun. Saat sarapan, makan siang ataupun makan malam tak jarang teh menjadi minuman pilihan. Saat ada tamu di rumah teh juga biasa disajikan untuk menyambut kedatangannya dengan atau tanpa camilan. Teh menjadi minuman pilihan yang praktis dan mudah disajikan. Saat acara resmi rapat ataupun acara kenegaraan biasanya teh juga menjadi salah satu pilihan minuman yang disajikan. Saat saya mengikuti kelas Crowds Meetup pun selalu tersaji teh di meja, sebagai teman belajar. Menjadi bagian yang berkesempatan mengikuti program Kompasiana Next Top Content Creator adalah kesempatan yang sangat saya syukuri. Karena bisa belajar dengan mentor yang hebat bagaimana menjadi seorang Content Creator saat ini, mengikuti perkembangan digital, menumbuhkan semangat belajar supaya tidak kalah dengan anak-anak muda yang lebih melek teknologi. Emak-emak yang mau belajar pasti juga bisa walau diperlukan sedikit lebih berusaha. Kelas Crowds Meetup 2024 ini menjadi wadah untuk para Kompasianer terpilih beda belajar bersama, dimentori para ekspert dan ada sesi mengumpulkan tugas dan mendapat feedback langsung dari mentor.
Menyenangkan sekali, seperti pembahasan teh di awal, begitu istimewanya teh di masyarakat, meskipun ada juga yang menganggap teh adalah minuman biasa yang pasti tersaji di setiap warung makan pinggir jalan. Teh sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Sangking akrabnya terkadang dilupakan asal usulnya.Â
Teh pada awalnya dibawa oleh seorang ahli botani berkebangsaan Jerman yang datang ke Indonesia pada tahun 1684. Kala itu teh hanya dijadikan tanaman hias saja. Baru pada abad ke 17, Belanda mendatangkan bibit teh dari China dalam jumlah banyak dan mulai ditanam di Indonesia. Pada awalnya penanaman teh mengalami banyak kendala. Kemudian didatangkan lagi bibit dari China sekitar tahun 1826, dan mulai terlihat hasilnya ketika dikembangkan di area Kebun Raya Bogor. Sejarah panjang teh hingga tersaji dengan mudah di meja saat ini menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk diulas lebih mendalam. Belum lagi jenis dan manfaat yang terkandung dari minuman teh, yang baik untuk kesehatan dan kecantikan.
Secara umum teh yang paling familiar di kalangan masyarakat adalah teh hitam dan teh hijau. Kedua jenis teh ini sangat mudah ditemui di pasaran. Teh hitam mempunyai warna yang lebih pekat jika dibandingkan dengan teh hijau. Dari sisi harga, teh hitam yang ada dipasaran harganya lebih terjangkau jika dibandingkan dengan teh hijau. Kualitas teh pun juga bermacam-macam. Ada yang diolah secara manual dan ada pula yang diolah secara pabrikan. Yang artisan biasanya memiliki pasar yang terbatas, dinikmati oleh para pecinta teh, dengan kualitas yang lebih baik dan harga juga berbeda. Berbicara tentang manfaatnya tentu banyak yang sudah tahu, dilansir dari situs Kemenkes Teh dapat memberikan efek menenangkan, melawan radikal bebas, membantu menurunkan berat badan, membuat kulit lebih sehat, menurunkan resiko penyakit Alzheimer, menurunkan kadar kolesterol, menurunkan resiko diabetes sampai risiko penyakit jantung. Belum lagi segudang manfaat untuk kecantikan dan perawatan tubuh.
Salah satu penghasil teh artisan yang pernah saya datangi adalah Teh Gumilir. Menyaksikan langsung proses pembuatannya membuat saya jatuh cinta dan ingin terus membeli lagi dan lagi saat stok di rumah habis. Bagaimana tidak jatuh cinta dengan produk yang satu ini, dikelola oleh sepasang suami istri yang menikmati masa pensiun namun tetap produktif menghasilkan produk terbaik. Memanfaatkan kebun di depan rumah yang tak terlalu luas, Teh Gumilir diolah dari daun teh terbaik, dipanen hanya di pagi hari dan diolah langsung setelah dipetik dengan mesin rumahan yang tak terlalu besar, namun hasil dan kualitasnya istimewa. Berkat ketekunan dari pasangan suami istri ini produk teh yang dihasilkan mendapat sambutan baik dari masyarakat, bahkan mendapat perhatian dari dinas Pariwisata dan Perkebunan Kabupaten Kulonprogo.Â
Teh Gumilir juga menjadi projects percontohan dan sering dijadikan tempat studi banding ataupun studi wisata.Â
Proses perawatan, panen dan pengolahan teh di sini menjadi salah satu wisata unggulan Desa Wisata Purwosari Girimulyo Kulonprogo. Tepat di Perbatasan Yogyakarta dan Purworejo di bawah Gunung Gajah. Perawatan kebun teh di sini tanpa sentuhan kimia, pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan kompos, tanpa campuran bahan kimia. Ini menjadi salah satu keunggulan dari Teh Gumilir. Buat anda para pecinta teh, wajib mencoba menikmatinya. Menjadikan Teh Gumilir menjadi produk pilihan untuk sajian minum harian dengan kualitas yang istimewa. Teh Gumilir menyediakan teh hijau dengan kualitas terbaik. Yang dikemas dalam 2 ukuran 50gr dan 100gr. Jika menghendaki dalam ukuran yang lebih besar bisa memesan secara khusus. Kalau soal rasa dan kualitas bisa diadu dengan teh hijau manapun yang mengklaim produk terbaik.
Jika anda tinggal di Jogja atau sedang liburan di Jogja, tak ada salahnya menyempatkan diri mengunjungi Perkebunan Teh Gumilir yang ada di Desa Purwosari Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulonprogo. Keindahan alam khas Bukit Menoreh akan memanjakan mata anda sepanjang perjalanan menuju ke kebun teh Gumilir.