Mohon tunggu...
Retno Dwi Susanti
Retno Dwi Susanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - nikmati jatah gagalmu semasa muda

UNIVERSITAS JEMBER

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Penjualan Produk Kerupuk Melalui Digital Marketing di Desa Olehsari Kecamatan Glagah

31 Agustus 2021   16:44 Diperbarui: 31 Agustus 2021   17:59 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKN BTV III UNIVERSITAS JEMBER 2021 : Inovasi Penjualan Produk Kerupuk Melalui Digital Marketing Di Desa Olehsari Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi

Seperti yang kita ketahui Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan hal yang wajib di ikuti oleh Mahasiswa. Dalam perguruan tinggi Kuliah Kerja Nyata ini dijadikan sebagai sebuah media untuk para mahasiswanya dalam pemberdayaan masyarakat. Namun, ada yang berbeda dalam pelaksanaan KKN yang dilakukan kali ini, sama halnya seperti program KKN BTV periode sebelumnya yang dilakukan pada tahun 2020, yakni dilaksanakan secara virtual atau daring dengan objek kajiannya yang berada dilingkungan masing-masing para mahasiswa (back to village). 

Mahasiswa KKN BTV III Kelompok 04, Retno Dwi Susanti, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik angkatan 2018, yang dipimpin oleh NS. FITRIO  DEVIANTONY,S.Kep.,M.Kep. selaku DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) menjalankan KKN ini di salah satu Kabupaten yang letaknya terletak jauh di ujung Timur Provinsi Jawa Timur, yang tepatnya berada di Kabupaten Banyuwangi, Desa Olehsari Kecamatan Glagah. 

Desa Olehsari merupakan salah satu desa yang terletak sekitar antara 7-8 km kearah barat ibukota Banyuwangi sedangkan jarak desa dengan kantor kecamatan sekitar 0,3km. Desa Olehsari ini sebagian besar dihuni oleh masyarakat Using. Berdasarkan profil Desa Tahun 2017, Desa Olehsari sendiri terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 104 m dpl termasuk dataran tinggi dengan topografi desa berupa daratan dengan batas-batas wilayah sebelah utara berdampingan dengan Desa Kemiren, sebelah timur Kelurahan Banjarsari, sebelah selatan Desa Pendarungan Kec. Kabat dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Glagah. 

Desa Olehsari memiliki Luas Wilayah 254.465 ha, lahan terluas selain dari pemukiman dan juga pekarangan warga terdiri dari lahan pertanian dan perkebunan. Luas tanah sawah dan perkebunan adalah 190,210 Ha/ m, luas tanah sawah dan tanah perkebunan ini membuat sebagian besar penduduk di Desa Olehsari bermatapencaharian sebagai petani dan juga pedagang, namun juga tidak menutup kemungkinan juga dapat menghasilkan banyak wiraswasta yang dapat sukses jika terus dikembangkan.

Perekonomian Desa Olehsari selama ini bertumpu pada sektor pertanian, perdagangan dan sektor informal lainnya, dengan mayoritas penduduk yang bermata pencaharian  sebagai pedagang dan petani, dengan demikian potensi-potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan secara maksimal di Desa Olehsari yaitu sektor perdagangan berupa wilayah strategis dan potensi sektor pertanian. 

Dalam sektor perdagangan atau wirausaha, masyarakat Olehsari bisa dikatakan sangat kreatif, hal ini dapat ditunjukkan dari masyarakat yang membuat pasar malam yang digelar taip malam mingguan dengan menjajakan menu-menu jajanan tradisional khas Banyuwangi seperti nasi tempong, nasi cawuk, nasi pecel, kucur, ketan kirip, cenil dan lain-lain dengan harga yang relatif murah. Untuk menambah kesan tradisional para penjualnya pun menggunakan pakaian tradisional baik laki-laki maupun perempuan. 

Tidak hanya itu saja, banyak sekali para pedagang kacang, bahkan hampir tiap deret rumah yang ada di Olehsari menjadi pedagang kacang tanah yang kemudian dijual ke Bali. Tak lupa juga sasaran dalam program KKN ini, yaitu pengusaha kerupuk di Desa Olehsari yang terdampak Covid-19 yang menjadikan program tema KKN di Desa Olehsari adalah pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19.

Di Desa Olehsari ini ada beberapa pemilik usaha kerupuk, salah satunya usaha kerupuk pribadi milik Ibu Sofi. Dengan bahan yang sangat ekonomis yaitu tepung tapioka, ikan tengiri, garam dan juga fitsin. Namun dikarenakan adanya pandemi Covid-19 ini tentu menyebabkan penjualannya menurun.dengan begitu, program KKN BTV III ini hadir untuk menjadi solusi serta berusaha untuk membantu membedah memetakan segmentasi psar, menambah inovasi, branding yang massif, membantu promosi dan juga memasarkan produk kerupuk Ibu Sofi ini jauh lebih luas lagi, mengingat bahwa tidak semua masyarakat memahami cara memanfaatkan teknologi dan juga media sosial. 

Mengingat dalam situasi didalam pandemi Covid-19 ini strategi yang akan dilakukan yaitu dengan memanfaatkan Digital Marketing, karena satu-satunya cara transaksi jual-beli yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan Digital Marketing. Melalui Kuliah Kerja Nyata ini Retno Dwi Susanti dapat belajar berinovasi untuk meningkatkan hasil penjualan bersama sasaran melalui program kerja KKN. Rencana program kerja untuk kedepannya juga sudah memiliki beberapa tahapan yang sudah disusun sesuai dengan kebutuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun