Pernah berfikir kenapa ada cerita tentang Nabi ? Mukjizat ? Kitab dan segala perjuangannya ..katanya untuk memperbaiki masyarakat gelap menjadi terang..
Mungkin , untuk manusia era 3.0 dimensi digital ini Tuhan tidak perlu bertorika dengan radikalnya lewat kitabnya (lagi)..
Atau menurunkan nabi yang futuristic dengan superfantastic mukjizatnya ...
Alam cukup menjadi bahasa Tuhan.
Bahasa Tuhan yang hanya bisa dimaknai oleh mereka yang hati dan logikanya terbeli oleh kebenaran.
Kebenaran yang lahir dari perenungan.
Dialektika ,
Logika ,
Muhammad,
Einstein,
Thomas alfa Edison,
Galileo Galilei ,
Pramodya anannta Toer,
Tan malaka,
Syahrir,
Buya Hamka,
Mereka merenung dengan logika ..
Meradang dengan realita dan masalah..
Menggadaikan harga dirinya..
Disiksa , difitnah , dikucilkan , bahkan meradang dalam penjara .
Ya..menjadi budak budak kebenaran, apa salahnya budak kebenaran ?,
Harta , tahta , wanita menjadi itungan kesekian daripada idealisme kebenaran yang mereka genggam.
Bukan , seperti sekarang  , manusia yang ngaku modern , progressif .
Tuhan di obral , beragama sama kayak pelacur ,
Manusia manusia tanpa rasa kemanusaiaan itu memakai sorban , mengikat tasbih , mengenakan jubbah panjang katanya hijab , katanya syariat .
Manusia manusia tanpa rasa kemanusiaan itu memiliki kekayaan  berlimpah , sosialita namun melestarikan kasta , perbudakan .
Tuhan , Agama , kebenaran berlaku hanya  ditempat ibadah , kalau rumah , kantor semua bisa berubah sesuai upah …parah !
Menindas ketika ada kesempatan.
Korupsi asal tidak ketahuan.
menang dengan merendahkan.
beragama untuk kemunafikan.
berilmu untuk kekuasaan.
berharta untuk melestarikan kasta.
Manusia kemanapun kamu pergi , apapaun ideologi didadamu , kebenaran akan menuntutmu dan menuntunmu ..lolos dari seleksi Alam .
tidak sekarang , tapi nanti .
Kemunafikanmu bukan cara terbaik untuk selamat dari seleksi alam ini…
kebenaran itu akan membebaskanmu..
membebaskan dari rasa takut , pencitraan palsu..atau harga diri palsu .
Ing ngarso sung  tulodo ,Ing madya mangun karso ,Tut wuri handayani .
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI