Mohon tunggu...
Retno Logia
Retno Logia Mohon Tunggu... lainnya -

Islam | Asli Jawa \r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Benalu Ortodoks di Tubuh Islam!

12 Oktober 2013   16:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:38 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Entah apa gerangan yang membuat ideology “moderat” dan “ortodoks / anti moderat” begitu ideologis sekali meracuni dan menyebarkan pemikiran mereka , kita lihat saja mulai dari pendekatan institusi pendidikan  , lembaga , organisasi , media (tidak perlu dijelaskan apa , dan detail namanya) yang mengatasnamakan 2 kubu tersebut sama sama ada dan kuat , dan sama sama memiliki  “ pola dakwah “, asumsi ,dan logika berfikir sendiri dalam memahami atau lebih tepatnya “menafsirkan Islam”  , kadang mereka masuk dalam ruang dan ranah yang tidak lagi  ilmiah , artinya mereka sama sama menjegal kebenaran atas nama keadilan , kesejahteraan dan social.

Syariat yang digambarkan “ moderat” adalah syariat yang pro demokrasi , dan syariat “ortodoks” anti demokrasi , sungguh jika ada wadah yang mampu menampung 2 kekuatan besar islam ini mungkin , kesenjangan berfikir antara mereka yang , moderat dan ortodoks tidak berlanjut seperti ini, dan membuat Islam dan pemikirannya semakin Absurd.Asing .

Bagaimana sudah Allah jelaskan mengenai konsep Tuhan , konsep kemanusiaan , dan segala konsep dasar kehidupan , bermasyarakat , bernegara , etc, didalam sejarah , Alquran , dan bukti bukti keuniversalan ilmu pengetahuan yang ada , sejalan . namun yang ada dua perdebatan 2 kelompok besar ini bukan saling mengkoreksi namun menyesatkan satu sama lain .

Contoh 1 saja pemikiran yang ada adalah……………………………………………………………………………………………..

Rumusan masalah : bagaimana memandang  kedudukan akal dengan Al quran?

Menurut Moderat : Akal sejalan dengan Al – quran ,bahkan boleh melakukan perubahan jika diperlukan dan jika diharuskan.

Menurut Ortodoks :  Akal dibawah Alquran , dan Alquran harus dipahami apa adanya , karena Alquran ini adalah keramat.

Kita ketahui sendiri dengan pendekatan sejarah perdebatan macam ini harusnya sudah final dimasa kejayaan islam masa itu , dimana ada kelompok muktazilah dan kawan kawan (termasuk kelompok Pro dan Kontra ) , dimana kalau kita telaah masing masing argumentasi atau hujjah mengenai rumusan masalah ini sudah selesai , dan itu beberapa abad yang lalu . sekarang Islam masuk abad 21 .

Namun sekarang diabad 21 , umat islam masih saja diributkan mengenai persoalan persoalan asumsi , persoalan metodelogi menelaah Alquran .dimana jika kita bayangkan pemikiran agama Kristen ortodoks dan protestan sudah sangat maju sekali dalam melakukan explorasi pemikiran internalnya , agama lain dalam kemajuan yang layak , apalagi pemikiran ateis dan agnotis yang digawangi para scientist ,akan tetapi Islam membuat kuburan sendiri dan kontribusi terbesar justru dari internal Umat Islam sendiri.Innalillahi.tapi islam luar biasa ya masih bisa jadi agama terbesar k-2 setelah Kristen didunia ini ?? wkwkwkw.

Dengan adanya perbedaan diantara “moderat” entah itu beraliran liberal radikal atau moderat dan ortodoksi islam yang diwakili ideology wahabisme , sepertinya kok gak kelar kelar ini ada pertanyaan ?kok bisa gak kelar kelar? , ada yang aneh , karena jika secara keilmuwan masak iya tidak ketemu titik temunya didebatin sudah lintas abad loh????? , dan faktanya berujung subyektivitas, saya jadi ragu 2 keberadaan aliran ini sudah lagi tidak menegakkan “amar maruf nahi mungkar” tapi ya kepentingan subyektivitas mereka  , merasa sok benar sendiri, namun yang lebih parah jika 2 aliran besar islam antara “ moderat “ dan "ortodoks"  ini sudah ditumpangi kepentingan politik , dan kinerja masing masing institusi ternyata dibayar oleh request Sang Maha Kuasa yang bernama kepentingan politik.Lantas , buat apa pemirsa menyaksikan drama goblok para moderat dan ortodoks ini ? buang buang waktu , jika menjadi agnotis membuat kita obyektive dalam berfikir maka agnostic lebih baik , karena sejatinya Allah menciptakan Akal dimanusia tidak lain tidak bukan untuk menegakkan kebenaran , buktinya adanya kemajuan peradaban seperti yang kita rasakan seperti ini , tanpa bangunan dan semangat kebenaran mustahil dunia ini kita nikmati kemajuannya , contoh kemajuan bidang matematika , tanpa ada kebenaran 1+1 = 2 , mungkin ilmu matematika akan stagnan mati dan tidak ada kecanggihan teknologi . Maha Benar Allah dengan Segala FirmanNYA.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun