Germer, Siegel, dan Fulton (2005) menyebutkan mindfulness adalah suatu kondisi kesadaran pada saat ini dengan penuh penerimaan. Mindfulness menekankan pada kesadaran, menjadi sadar sepenuhnya pada hal yang terjadi saat ini dengan mengalihkan pengalaman yang lain, diterima sepenuhnya tanpa penilaian (Mace, 2008). Willard (2016) dalam bukunya Growing Up Mindful menyatakan bahwa kesadaran pikiran membantu kita mengembangkan kecerdasan emosional, menambah kebahagiaan, meningkatkan rasa ingin tahu dan keterikatan, mengurangi kecemasan dan depresi, meringankan rasa sakit karena trauma, dan membantu anak-anak (serta orang dewasa) untuk focus, belajar, dan membuat keputusan yang lebih baik.
Mindfulness merupakan suatu keterampilan dalam memberikan perhatian dengan berfokus pada satu tujuan, saat ini, dan tidak menilai (Kabat-Zinn, 1990). Dengan kata lain, mindfulness merupakan suatu kondisi dimana pikiran, perasaan, dan tubuh berada pada saat ini (here and now), fokus dan penuh kesadaran ketika melakukan suatu aktivitas. Pikiran benar-benar fokus pada satu tujuan dan tidak kemana-mana. Orang yang bahagia atau sehat jasmani rohani akan mengembangkan kehidupan yang mindful. Pikirannya tidak mengembara kemana-mana, baik ke masa lalu ataupun masa depan. Biasanya orang yang hidup di masa lalu masih memendam penyesalan, kecewa, marah, kesal, dendam, dan perasaan bersalah. Sedangkan orang yang hidup di masa depan merupakan tipe orang yang cemas dan khawatir berlebihan, selain itu hidupnya juga cenderung terburu-buru dan tidak tenang.
Penggunaan mindfulness sebagai pendekatan intervensi psikologi berkembang pesat selama dua dekade ini. Hal ini tercermin dari jumlah publikasi ilmiah yang terdata oleh American Mindfulness Research, yang mencapai lebih dari 4000 publikasi. Tren jumlah tersebut semakin meningkat sejak tahun 1980 sampai dengan 2016. Penelitian tentang intervensi mindfulness di Indonesia sendiri mulai berkembang 10 tahun belakangan ini di berbagai Fakultas Psikologi dan Kedokteran. Bahkan beberapa sekolah kedokteran, seperti Monash University, University of Rochester, dan McGill University telah mengintegrasikan konsep mindfulness ke dalam kurikulum inti pendidikan dokter. Selain agar mahasiswa bisa mindful dan enjoy dalam menempuh pendidikan, sekolah-sekolah kedokteran tersebut menyiapkan dokter generasi baru yang sesuai visi dan misi universitas.
Penerapan Mindful Learning dalam Mengikuti Pelatihan
Mindful learning sendiri didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan akal yang rasional dalam memutuskan suatu keputusan, melakukan tindakan dengan mengetahui apa dampak tindakan tersebut bagi dirinya secara spesifik (Siahaan, 2018). Konsep mindfulness dapat diterapkan pada seseorang yang ingin memusatkan semua kondisi agar tetap tenang dengan penuh kesadaran. Mindfulness mengacu pada kehadiran pikiran yang didasarkan pada kemampuan untuk mengingat kembali pengalaman masa lalu untuk memperluas perhatian dan kesadaran sesaat untuk mengumpulkan kebijaksanaan. Seseorang yang memiliki kebijaksanaan akan memperoleh ketenangan dalam dirinya sehingga mempermudah menerima materi dalam proses belajar.
Inti dari pembelajaran dengan mindfulness atau mindful learning adalah memfokuskan perhatian dan kesadaran secara penuh pada saat melakukan kegiatan pembelajaran yang berlandaskan keyakinan bahwa pikiran, ucapan serta tindakan akan menghasilkan kebaikan. Sebagaimana dibuktikan pada penelitian-penelitian sebelumnya bahawa mindfulness dapat meningkatkan minat dan hasil belajar, Selain itu, kunci dari kebahagiaan dalam mencari ilmu adalah kita menyenangi ilmu tersebut terlebih dahulu. Terlepas dari berbagai metode atau teknik belajar, jika kita menyukai ilmu itu maka jalan untuk menempuh ilmu tersebut secara otomatis akan dibukakan dengan mudah oleh Tuhan Yang Maha Mengetahui. Oleh karena itu, pendekatan mindful learning berupaya agar kita menyukai proses pembelajaran yang dilalui. Mindful learning membuat kita lebih fokus dan resisten terhadap stres.
Lalu bagaimana cara untuk mempraktekkan mindful learning dalam mengikuti e-learning agar pembelajaran dapat efektif? Berikut terdapat 5 cara sederhana yang dapat dilakukan dalam mindful learning agar dapat lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, lebih fokus belajar, tanpa stres, menyerap materi dengan baik dan tentu saja mendapatkan hasil yang diharapkan (Fachrudin, 2017).
1. Niat.
Niat merupakan komponen penting dalam mindfulness. Sebelum melakukan aktivitas belajar niatkan diri untuk belajar sehingga dapat mengurangi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mengganggu selama proses belajar. Pentingnya membangun motivasi "every day and every where is learning" yaitu akan selalu ada pembelajaran dalam segala aktivitas kita. Atau dengan kata lain kita bisa mendapatkan pembelajaran dari pengalaman pekerjaan sehari-hari. Budaya dan motivasi belajar para pegawai menjadi kunci keberhasilan dalam memanfaatkan tempat kerja sebagai media belajar.
Narasumber atau trainer pelatihan e-learning dapat mengajak peserta pelatihan untuk bersama-sama memulai pelatihan dengan merenung sejenak untuk meluruskan niat belajar selama pelatihan. Selain itu, "trust and believe" juga perlu dibangun bahwa tempat kerja dapat bermanfaat sebagai media dan sumber pembelajaran. Perlu kita sadari bersama bahwa setiap orang wajib belajar dan setiap orang adalah sumber belajar bagi orang lain.
2. Â Beginners mind