Mohon tunggu...
Retno Endrastuti (IBUN ENOK)
Retno Endrastuti (IBUN ENOK) Mohon Tunggu... Human Resources - Diary of Mind

Menyukai tulisan2 ringan dengan topik psikologi populer, perencanaan kota dan daerah, kuliner, handycraft, gardening, travelling...terutama yang kekinian

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Gastronomi Sayur Legendaris Brongkos

11 Agustus 2024   20:15 Diperbarui: 11 Agustus 2024   20:21 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sobat Kompasiana, bagi masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah pasti tidak asing dengan makanan khas satu ini, brongkos. Tidak hanya gudeg, ternyata Yogyakarta juga memiliki makanan khas brongkos. Beberapa daerah di Jawa Tengah juga memiliki versi khasnya masakan brongkos, seperti di Magelang, Temanggung, Demak, dan Solo.

Dalam khasanah gastronomi Jawa, sayur brongkos menjadi salah satu Java Deli yang berarti "enak-enakannya orang Jawa". Tidak hanya bercita rasa lezat, brongkos menyimpan sejarah unik sehingga dapat dikatakan menjadi salah satu produk budaya masyarakat Yogyakarta dan Jawa Tengah. Yuk, kita simak bagaimana gastronomi brongkos.

Histori Brongkos

Menurut sejarahnya, konon kabarnya asal kata brongkos berasal dari perpaduan bahasa Inggris dan Perancis, yaitu "brownhorst" yang artinya masakan daging yang berwarna coklat. Hingga akhirnya lidah orang Jawa menyebutnya dengan brongkos. Masakan brongkos konon kabarnya menjadi makanan kegemaran Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan masyarakat Yogyakarta pada umumnya.  

Oleh karena memiliki sisi historis sebagai produk budaya, pada tahun 2018 yang lalu pemerintah Indonesia telah menobatkan brongkos sebagai warisan budaya tak benda. 

Seputar Masakan Brongkos

Bahan dasar masakan brongkos sama dengan rawon Jawa Timur, yaitu menggunakan bumbu kluwak yang berwarna hitam pekat. Hanya saja brongkos dimasak dengan santan kental, sedangkan rawon tidak menggunakan santan. 

Bumbu dan bahannya pun sangat kompleks karena diracik dari berbagai macam bumbu seperti kluwak, bawang putih, bawang merah, merica, kemiri, kencur, lengkuas, cunthi dan sebagainya. Lalu ditambahkan bahan isian berupa daging sapi yang diiris kotak-kotak kecil (ada juga yang menggunakan tetelan), kacang tolo, kulit melinjo, cabe rawit utuh, tahu magel, dan telur rebus. 

Perpaduan kuah kaldu sapi dan santan yang gurih dengan kacang tolo, tahu dan daging sapi yang empuk menimbulkan cita rasa yang sangat otentik, gurih, lezat dan manis. Ditambah lagi kalau dimasak dengan cara tradisional yaitu memakai kompor tanah liat dan arang. Aroma yang dihasilkannya pun akan berbeda, khas dan begitu menggugah selera. Cara menikmatinya dengan menambahkan nasi hangat dan kerupuk udang. 

Wisata gastronomi yang otentik dan legendaris dapat menjadi aktivitas wisata yang seru dan menyenangkan. Sobat Kompasiana dapat mencoba makanan brongkos ini, yang mungkin baru dan belum pernah dicicipi sebelumnya. Masakan brongkos dapat dijumpai di banyak rumah makan tradisional di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Menikmati cita rasanya yang lezat dan otentik akan memberikan sebuah pengalaman dan kenangan yang dapat diceritakan kembali ke orang-orang terdekat. Selamat mencoba!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun