Sobat Kompasiana, rasa malas dan prokastinasi (perilaku menunda-nunda pekerjaan) merupakan 2 hal yang lazim kita temui dan tak dapat dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, diantaranya rasa lelah, bosan akan rutinitas, kurang dapat mengelola waktu dan menentukan skala prioritas, rasa tidak percaya diri akan kemampuan diri sendiri, mudah menyerah terhadap keadaan, merasa tidak punya solusi lagi, tidak yakin mempunyai harapan dapat berhasil mencapai tujuan dan faktor lingkungannya yang kurang memotivasi. Lantas, haruskah ketika kita dilanda rasa malas dan prokastinasi menyerah begitu saja tanpa melawannya?
Kita dapat mencoba belajar dari filosofi yang menjadi prinsip hidup orang Jepang agar dapat diterapkan untuk menghalau rasa malas dan prokastinasi. Menurut pengamatan Ibun Enok sewaktu di negeri sakura, orang Jepang tidak hanya terkenal dengan etos kerja, budaya malu dan disiplin yang tinggi, tetapi mereka juga memiliki prinsip hidup atau nilai-nilai kebaikan yang dipegang teguh dan mengakar dalam hidupnya. Tentunya kondisi lingkungan sekitar sangat mendukungnya.
Inilah prinsip-prinsip hidup orang Jepang tersebut yang patut kita teladani dan terapkan, yaitu:
1. IKIGAI
Artinya setiap orang harus memiliki alasan atau tujuan hidup yang jelas. Dengan menentukan alasan atau tujuan hidup, seseorang akan semakin menemukan kebermaknaan hidup.
Kita dapat memulai dari alasan bangun tidur setiap pagi hari. Jangan membayangkan sesuatu hal yang besar. Mulailah dari hal-hal simple dan sederhana untuk menemukan makna kebahagiaan hidup. Misalnya, bangun dengan rasa syukur dan mencium si kecil di samping kita, menikmati indahnya matahari terbit, minum teh hangat, memasak sarapan pagi, dan semacamnya.
Hal-hal sederhana ini berangsur-angsur nantinya tanpa kita sadari dapat membuat terus bersemangat dan bahagia saat melakukannya tiap hari tanpa terbebani. Dengan menyadari alasan kita hidup mulai dari bangun pagi dengan hal-hal simple dan sederhana akan muncul rasa syukur dan bahagia sehingga dapat mulai membangun harapan dan tahu persis apa yang harus diperjuangkan dalam hidup. Dengan kata lain memulai pagi dengan hal positif yang menjadi alasan dan tujuan hidup sehingga mampu membangkitkan semangat dan harapan hidup.
2. KAIZEN
Artinya perbaikan positif terus-menerus atau berkesinambungan. Kita berusaha fokus untuk memperbaiki diri ibaratnya menjadi 1% lebih baik setiap harinya. Jika kita ingin berubah menjadi lebih baik tentunya tidak dapat secara instan hasilnya, harus bertahap dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang penting konsisten dan berkesinambungan.
Dengan meniatkan untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik sedikit demi sedikit dan terus menerus, maka kita akan lebih termotivasi dan lebih rajin menjalani aktivitas sehingga mengarah menuju kesuksesan atau tujuan yang kita harapkan. Misalnya saja, mulai membiasakan menata tempat tidur setiap pagi, berolahraga jalan kaki 10 menit, bersedekah 1000 setiap hari, jika sering tidak percaya diri di depan umum dapat berlatih setiap hari sebentar saja di dalam pikiran seolah-olah kita sedang memberikan presentasi di depan umum lalu berlatih di depan kaca, dan sebagainya. Jangan lupa berikan hadiah atau reward pada diri sendiri atas kemajuan atau keberhasilan yang telah dicapai setelah upaya kaizen.