Sobat Kompasiana, terkadang Ibun Enok saat berkendara motor tiba-tiba secara tidak sadar kebablasan dari tujuan yang diinginkan atau merasa tiba-tiba sudah sampai melewati suatu jalan. Lebih seringnya bukan karena mengantuk, tetapi karena tidak fokus atau sedang memikirkan sesuatu saat berkendara. Pernah juga saat Ibun Enok duduk di bangku SMU dan mengalami kecelakaan saat mengendarai motor karena tersenggol taksi, Ibun Enok tidak dapat mengingat persis kronologi kejadian dan ingatnya hanya sampai sekitar 1 KM sebelum tempat kejadian. Pernahkah Sobat Kompasiana merasa demikian?
Karena rasa penasaran, akhirnya Ibun Enok mencari tahu jawabannya. Ya, dari berbagai sumber referensi dapat disimpulkan ternyata itu adalah sebuah proses psikologis yang disebut "highway hypnosis" atau driving without awareness, yaitu suatu kondisi di saat pengemudi kendaraan kehilangan kesadarannya sesaat ketika mengemudi dan beralih otomatis ke mode autopilot.
Highway hypnosis vs Microsleep
Kondisi highway hypnosis berbeda dengan microsleep. Menurut situs oto.detik.com microsleep adalah kehilangan fokus dan memejamkan mata selama beberapa detik ketika berkendara, disebabkan karena kelelahan dan menahan kantuk. Apabila pengendara tetap memaksakan diri untuk melanjutkan perjalanan meskipun badan sudah sangat lelah dan mengantuk, hal ini bisa menimbulkan gejala Automatic Behavior Syndrome (ABS).
Berbeda dengan microsleep, highway hypnosis tidak hanya karena mengantuk atau kelelahan. Akan tetapi bisa juga meskipun pengendara dalam keadaan fit dan cukup istirahat. Ketika mengemudi dengan mode highway hypnosis ini, mata akan tetap dalam keadaan terjaga atau terbuka, tetapi seperti terhipnotis. Setelah pengemudi “bangun” atau tersadar sepenuhnya, maka tidak bisa mengingat periode ketika mengemudi dalam keadaan highway hypnosis. Baik highway hypnosis maupun microsleep sama-sama berpotensi resiko bahaya bagi pengendara di jalan raya.
Kenapa highway hypnosis terjadi?
Selidik punya selidik ternyata highway hypnosis disebabkan oleh situasi monoton yang dialami pengendara. Misalnya pengendara yang terlalu lama atau selalu berkendara di jalan yang lurus, panjang, dan rata. Selain itu, dapat pula terjadi saat pengendara melewati jalan yang sudah sangat dia kenal atau hapal dan situasi yang dialaminya sama, sering atau berulang kali hampir setiap hari, selama bertahun-tahun.
Dari segi pemrosesan kognitif di otak, kondisi highway hypnosis terjadi saat otak dalam rentang gelombang Alfa tengah sampai dengan bawah (frekuensi 8-12 Hertz), dimana otak dalam kondisi sangat relaks. Gelombang Alfa merupakan gelombang saat otak dalam status istirahat, yang membuat perasaan tenang dan mental stabil. Highway hypnosis mirip saat kondisi seseorang sedang melamun, melakukan meditasi, yoga atau mendengarkan musik lembut. Kondisi saat otak dalam frekuensi gelombang Alfa inilah sebenarnya tidak baik bagi pengemudi.
Bahaya Highway Hypnosis dan Cara Menghindarinya
Highway hypnosis sebaiknya dihindari karena pengendara berada dalam kondisi tidak sadar sepenuhnya. Dalam kondisi tidak sadar, maka akan berpotensi kehilangan kontrol atas kendaraan yang dikemudikan. Apalagi bila terjadi sesuatu secara mendadak, respon pengendara menjadi lebih lambat, akibatnya beresiko cenderung tidak dapat mengantisipasi situasi yang tiba-tiba dan menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Lalu cara apa yang dapat dilakukan agar terhindar dari highway hypnosis? Berikut tips-tipsnya:
