Sobat kompasiana, kali ini ibun Enok ingin berbagi saja mengenai bagaimana membekali anak sejak dini supaya dapat hidup mandiri. Awalnya, ibun Enok setelah mengalami menjadi orang tua baru berpikir bagaimana supaya anak-anak kelak dapat hidup mandiri, tidak terbatas pada gender laki-laki maupun perempuan. Setelah merenung dan membaca beberapa referensi terkait ilmu parenting maupun perkembangan anak, ternyata agar anak dapat hidup mandiri perlu dibekali sejak dini ketrampilan atau kecakapan hidup (life skill). Kenapa sejak dini atau sejak balita? Karena dari pengamatan dan pengalaman menurut ibun Enok, ketika dewasa akan lebih sulit untuk membentuk kecakapan hidup, apalagi kalau tidak dibiasakan dari kecil. Terutama bagi anak laki-laki, tak dapat dipungkiri pada saat dewasa belum tentu bisa hidup mandiri secara baik.Â
Keterampilan dalam kemampuan dasar rumah tangga, mengatur dan membereskan, memperbaiki dan merawat pada anak laki-laki menurut ibun Enok biasanya masih sangat kurang. Contoh kecilnya anak yang tidak mau membereskan mainan setelah bermain, merapikan barang pribadi, merawat diri sendiri, meletakkan barang pada tempatnya, cenderung berantakan, tidak terbiasa hidup sehat, dan sebagainya. Hayoo mengaku saja wahai para Bapak he3…
Mari kita pahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kecakapan hidup. Menurut salah satu sumber, Brolin (1980) menyatakan bahwa life skill atau kecakapan hidup adalah sebagai kontinum pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan oleh seseorang agar menjadi independen dalam kehidupan. Pendidikan kecakapan hidup tersebut dapat ibun Enok simpulkan sebagai kemampuan, pengetahuan, ketrampilan seseorang sebagai bekal hidup mandiri, tidak terlalu tergantung pada orang lain, sehingga dapat berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat. Selain itu kecakapan hidup diperlukan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi dengan mengambil keputusan secara efektif.
       Â
Daftar kecakapan hidup berdasarkan sumber focus on family pada tahun 2015 (trivingfamily.com) mencakup aspek kemampuan interaksi dengan orang lain, pengelolaan waktu, kemampuan dasar rumah tangga, pengelolaan uang, kebiasaan sehat, mengatur dan membereskan, kemampuan mengambil keputusan, memperbaiki dan merawat. Daftar ini disusun berdasarkan kemampuan yang sesuai dengan usia perkembangan anak, untuk anak usia 4-8 tahun, 8-12 Â tahun, 13-15 tahun dan 16-18 tahun. Ibun Enok tertarik untuk lebih fokus ke daftar usia 4-8 tahun, yang di dalamnya termasuk usia balita yang merupakan usia golden age, masa-masa paling penting untuk menanamkan berbagai kebiasaan yang baik, termasuk kecakapan hidup ini. Berikut ini daftarnya:
Kenapa ibun Enok membahas pentingnya kecakapan hidup ini pada anak laki-laki, karena sudah kodratnya biasanya anak laki-laki secara struktur otaknya cenderung hanya bisa fokus pada satu hal atau aktivitas (tidak dapat multitasking) daripada perempuan. Hal inilah yang bisa jadi menyebabkan lebih menantang atau sulitnya mendidik kecakapan-kecakapan hidup pada daftar tersebut daripada anak perempuan. Orang tua sering mengalami lebih mudah membiasakan hidup mandiri pada anak perempuan daripada anak laki-laki, sehingga menanamkan kecakapan hidup ini tidak bisa instan, memang harus sejak dini. Kalau sudah dewasa lebih sulit lagi untuk mencapai bekal kecakapan hidup tersebut. Setelah membaca check list kecakapan hidup, teringatkan untuk selalu memperhatikan dan mengkroscek bagaimana kecakapan hidup pada setiap milestone perkembangan anak-anak ibun Enok. Demikian yang dapat ibun Enok bagikan. Semoga bermanfaat bagi sobat kompasiana yang sudah menjadi orang tua maupun calon orang tua. (enok)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H