Mohon tunggu...
Retno Astuti
Retno Astuti Mohon Tunggu... Guru - Guru BK

Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

11 Agustus 2024   22:59 Diperbarui: 11 Agustus 2024   23:00 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani mengajarkan bahwa pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah Keputusan yang akan diambil pastinya bukanlah keputusan yang mudah karena setiap keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut dan keputusan yang diambil kelak akan menjadi teladan dan rujukan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya.

Terdapat nilai-nilai kebajikan universal dalam kepemimpinan pembelajaran mencakup berbagai prinsip moral yang seharusnya menjadi landasan dalam setiap keputusan yang diambil seperti kejujuran, cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Dan jika dilakukan akan menciptakan wellbeing pada lingkungan sekolah.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching sebagai kunci pembuka potensi seseorang untuk untuk memaksimalkan kinerjanya. Coaching lebih kepada membantu seseorang untuk belajar daripada mengajarinya. Dari permasalahan coachee, perlu kiranya dalam pengambilan keputusan menggunakan 9 langkah pengujian akan menjadikan lebih efektif dengan kolaborasi rekan sejawat atau pemangku kebijakan.

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya sangat penting dalam pengambilan keputusan yang melibatkan dilema etika. Dengan kesadaran diri, empati, kesadaran sosial, dan kemampuan refleksi, guru dapat membuat keputusan yang tidak hanya adil dan bijaksana tetapi juga selaras dengan nilai-nilai moral dan etika yang tinggi, yang pada akhirnya berkontribusi pada lingkungan belajar yang wellbeing.

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika sering kali kembali kepada nilai-nilai yang dianut oleh seorang pendidik karena nilai-nilai tersebut menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Nilai-nilai ini mempengaruhi cara pendidik menafsirkan situasi, menentukan prioritas, dan memilih tindakan yang mereka anggap paling benar atau sesuai.

Pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman oleh karena itu, sesulit apapun keputusan yang diambil untuk permasalahan maka haruslah berdasarkan nilai-nilaikebajikan universal,dan bertaggungjawab terhadap segala dampak dari keputusan yang diambil.

Tantangan dalam menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika di lingkungan sekolah pasti semua ada dan hampir sama. Tantangan tersebut berupa dampak dari setiap pengambilan keputusan dan tidak ada komitmen dalam menyelesaikan.

Pengambilan keputusan yang kita ambil ini sangat berpengaruh dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita. Dimana merdeka belajar merupakan sebuah pendekatan untuk memberikan kebebasan yang bertanggungjawab kepada murid untuk mengeksplorasikan segala potensi, mengembangkan diri dan berpikir kritis dengan cara yang sesuai dengan bakat dan minat. Untuk memutuskan pembelajaran yang tepat bagi potensi murid yang berbeda-beda, penting bagi guru untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam proses belajar dengan melihat kesiapan belajar, minat dan profil belajar murid.

Keputusan yang diambil oleh seorang pemimpin pembelajaran dapat berdampak jangka panjang pada kehidupan murid-muridnya. Oleh karena itu, penting bagi pemimpin pembelajaran untuk mempertimbangkan dampak dari pengambilan keputusan semata untuk kepentingan murid, dan selalu berupaya menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan murid.

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya yaitu bahwa sesuai dengan Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani mengajarkan bahwa pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran adalah Keputusan yang akan diambil pastinya bukanlah keputusan yang mudah karena setiap keputusan akan merefleksikan integritas sekolah tersebut, nilai-nilai apa yang dijunjung tinggi oleh sekolah tersebut dan keputusan yang diambil kelak akan menjadi teladan dan rujukan bagi seluruh warga sekolah dan lingkungan sekitarnya dan dengan menerapkan nilai-nilai universal seperti kejujuran, cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun