Mohon tunggu...
Retno Asih
Retno Asih Mohon Tunggu... Administrasi - Retno Asih

Halo. Aku Retno,

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Diajakin Main Penunggu Rumah Kakakku

29 Juli 2024   19:42 Diperbarui: 29 Juli 2024   19:56 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bummm"

Aku terbangun kemudian duduk sambil merasakan tubuhku yang terasa sakit karena terjatuh. Aku yang setengah sadar hanya percaya bahwa aku baru saja bermimpi melayang, tapi anehnya tubuhku terasa sakit.

Bodohnya aku masih belum merasakan ada yang janggal dan kemudian aku melanjutkan tidur pagiku.

Sialnya, aku kembali melayang untuk kesekian kalinya. Tetapi kali ini aku berhasil sadar, aku membuka mataku dan ternyata aku memang melayang. Terasa ada dua tangan besar nan dingin menopang punggung dan kakiku. Dan sialnya lagi aku dibanting olehnya. Kini aku merasakan sakit yang kesekian kalinya.

Entah karena memang saking capeknya aku karena terlalu lama aku tidak pernah begadang atau karena memang aku yang agak lain, aku melanjutkan lagi tidur pagiku.

Kini aku dengan kesadaran penuh merasakan tubuhku kembali terangkat, melayang kemudian terjatuh lagi ke Kasur. Aku memikirkan tentang apa gerangan yang mengangkatku berkali-kali kemudian menjatuhkanku layaknya aku adalah mainannya.

Kini dengan sadar aku kembali memejamkan mataku, tetapi kali ini aku hanya berpura-pura. Walau sebenarnya rasanya aku terlalu takut dan merasakan sakit diseluruh tubuhku karena berulang kali terjatuh. Aku hanya ingin memastikan dan melihat ada apakah gerangan sebenarnya yang ingin bermain denganku.

Sesuai dugaan, tak lama setelah aku memejamkan mata, tubuhku kembali terangkat oleh kedua tangan besar yang menopang punggung dan kakiku. Aku merasa tubuhku terlalu kecil untuk ukuran tangannya yang besar, tangan itu terasa dingin seperti es dan berbulu lebat. Aku spontan membuka mataku dan melihat sekeliling, kini aku merasakan tubuhku melayang di ketinggian yang terlalu esktrem, terlalu tinggi bagiku bahkan hampir mencapai plafon rumah. Aku merasa ngeri sekaligus ketakutan karena secara nyata tubuhku melayang di ketinggian itu pun seketika menjerit dan bersuara lantang..

"Heii, kalo mau ngajakin main jangan curang dong. Ayo main sama-sama, jangan main petak umpet sendirian kaya gini." Teriakku ketakutan.

Tak lama setelah teriakan lantang itu selesai, adrenalinku terpacu karena merasakan tubuhku terbalik kemudian terjatuh secara tiba-tiba dari ketinggian itu.

"Brakkk"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun