Mohon tunggu...
Retno Asih
Retno Asih Mohon Tunggu... Administrasi - Retno Asih

Halo. Aku Retno,

Selanjutnya

Tutup

Book

Tentang Minimarket yang Merepotkan

19 Januari 2024   02:44 Diperbarui: 19 Januari 2024   02:56 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karena nyonya yeom terenyuh dengan adegan nasi kotak tadi, akhirnya nyonya yeom berinisiatif mengajak si tunawisma ke minimarket miliknya. Tunawisma itu Bernama Dokgo, entahlah1 dokgo siapa, hanya dokgo katanya. Sesampainya di minimarket, nyonya yeom memberikan nasi kotak termahal dengan variasi lauk yang paling banyak, serta berjanji akan memberikan jatah nasi kotak setiap hari untuk dokgo.

Latar berganti menjadi minimarket, dari dokgo yang hampir setiap hari datang ke minimarket dan sesuai janji nyonya yeom yang akan memberikan jatah nasi kotak dengan lauk terbanyak setiap hari, tetapi pada kenyataannya dokgo memilih nasi kotak yang hampir kadaluarsa.

Berkat mata Ajaib nyonya yeom, kini dokgo resmi direkrut menjadi karyawan minimarket milik nyonya yeom. Kini dokgo bukanlah dokgo yang kemarin, ia telah berubah menjadi dokgo yang lain, dengan penampilan yang semuanya baru, fresh, bahkan kemampuan bicaranya yang semakin hari semakin membaik, ia merasa seperti telah terlahir kembali, tetapi masih tetap dengan misteri bahwa siapakah sebenarnya dirinya ini? Entah sudah berapa lamakah dirinya ini kehilangan ingatannya? Petualangan pencarian jati dirinya yang sebenarnya pun dimulai.

Hari harinya di minimarket pun terasa lebih berwarna berkat kehadiran beberapa orang dalam hidupnya. Ada seorang gadis yang terbiasa melakukan petualangan pekerjaan paruh waktu sambil mempersipkan ujian CPNS-nya. Ada sorang ibu yang merasa dirinya tidak diterima oleh dua pria di hidupnya, yaitu suami dan anak laki-lakinya. Ada seorang pria pemabuk yang minder dengan dirinya sendiri, dimana ia merasa diacuhkan oleh istri dan putri kembarnya. Ada seorang remaja yang sedang mencari inspirasi untuk pungkasan karya tulisnya,  kemudian pencarian jati diri dokgo yang sebenarnya pun mulai membuahkan hasil, antara senang atau kecewa karena sekarang ia mengingat apa yang terjadi di masa lalu.

Sungai bukanlah tempat untuk jatuh, tetapi tempat yang harus diseberangi. Sedangkan jembatan adalah tempat untuk meyeberang, bukan untuk melompat. begitulah kata terakhir dokgo yang diucapkan sambil berlinang air mata, dengan seribu penyesalan di hati kecilnya ia memutuskan untuk tetap hidup sambil menghukum dirinya atas rasa bersalahnya. Sebenarnya apakah yang terjadi di masa lalu dokgo? Siapakah dokgo ini? Serta, memangnya seberapa merepotkannya kah minimarket tersebut?

  • Kelebihan novel:
  • Novel bergenre healing fiction, bertema sehari-hari yang ada kalanya relate dengan kehidupan kita sehari-harinya. Jadi banyak pelajaran yang bisa kita petik.
  • Alur cerita menarik. Dengan sudut pandang setiap tokoh yang berbeda di setiap babnya. Dengan konflik yang berbeda-beda pula.
  • Isu/cerita yang diangkat oleh penulis sangat relevan dengan kehidupan sehari-hari, yang menjadikannya ringan dan heart warming untuk dibaca.
  • Setiap akhir babnya,  membuat kita penasaran dengan cerita apa yang akan disajikan oleh sang penulis beserta tokoh dan konfliknya.
  • Ceritanya meninggalkan kesan sendiri bagi pembacanya.
  • Design sampul minimalis dengan judulnya yang membuat kita penasaran.
  • Terjemahannya enak dibaca.
  • Kekurangan novel
  • Jalan cerita terlalu mudah ditebak, namun masih cukup membuat kita penasaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun