Sementara Prof Ali Humaidi optimis desa bisa menjadi demokrasi deliberatif seperti yang dikonsep oleh Jurgen Habermas. Ada partisipasi sebagaimana indikator deliberatifnya sebuah demokratisasi. Namun kenyataannya, desa dipolitisasi dan dikapitalisasi.
Dr Mohammad Sobary mengingatkan apresiasilah demokrasi dengan terlebih dahulu mengapresiasi tradisi dan kearifan lokal bangsa. Sobary melihat bahwa buku tersebut tidak memisahkan ilmu dan seni. Penceritaannya diutarakan dalam bentuk prosa yang puitik. Terdapat 13 puisi di Bab 6 yang bercerita tentang rentetan peristiwa politik yang terjadi di kurun waktu 2017-2021.
     Buku setebal 526 halaman ini memang menarik. Berisikan mozaik pengamatan dinamika sosial melalui kaca mata seorang AS Hikam yang selain seorang Menteri Negara Riset dan Teknologi RI (1991-2001) juga pernah menjadi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) periode 1999-2001, anggota DPR RI (2004-2007) dan Ketua Dewan Analisis Strategis (DAS), Badan Intelejen Negara (BIN) periode 2013-2015.
     Menurut Hikam, buku "Demokrasi Sebagai Tanggung Jawab: Menjaga Demokrasi Indonesia dari Keterpurukan" merupakan catatan ringan sepanjang kurun 2016 -2022 yang ditulis dengan perspektif fenomenologi yang mengungkap realitas tidaklah sama dengan obyek karena pengalaman akan mewarnai.
    Dinamika sosial, politik, ekonomi dan lainnya tidak cukup dijelaskan sebagai obyek tetapi dimaknai sebagai fenomena sosial yang dinamis yang tidak akan selesai. Hikam cenderung lebih fokus mengamati relasi dan interrelasi negara dan civil society. Demokrasi Indonesia antara asa dan realitas.
    Prof. Dr. M. Syafi'i Anwar yang memoderatori diskusi peluncuran buku, mengatakan buku ini merupakan catatan kritis dan reflektif atas perkembangan dan dinamika kehidupan politik sehari-hari yang ditulis dengan gaya bahasa yang enak dibaca dan mudah dimengerti oleh masyarakat luas.
    Penerbitan buku "Demokrasi Sebagai Tanggung Jawab: Menjaga Demokrasi Indonesia dari Keterpurukan" diselenggarakan oleh Pusat Riset Kesejahteraan Sosial Desa dan Konektivitas Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerjasama dengan penerbit Raja Grafindo Persada.
      Acara peluncuran buku ditutup dengan pembacaan 2 buah puisi berjudul Bukan Kali Ini Saja dan Pertarungan Antara Tikus dengan Cicak karya Muhammad AS Hikam dari 13 puisi yang tertuang dalam Bab VI buku yang diluncurkan. Puisi dibacakan dengan apik oleh seniman Sastro Al Ngatawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H