Kita mengenal Python sebagai bahasa pemrograman yang banyak dipakai dalam aplikasi web, ilmu data, pengembangan perangkat lunak, dan machine learning (ML). Python digunakan developer karena lebih efisien dan mudah dipelajari. Salah satu keunggulan Python yaitu dapat dijalankan di berbagai platform.
Pemeriksaan sektor usaha jasa konstruksi yang dilakukan menggunakan aplikasi Python, perlu direncanakan dan mengimplementasikan beberapa langkah. Langkah-langkah tersebut adalah:
- Pengumpulan data
Pertama, data terkait sektor usaha jasa konstruksi dikumpulkan untuk keperluan pemeriksaan. Data tersebut antara lain berupa data keuangan, data karyawan, data proyek, maupun informasi lain yang relevan. Data yang dikumpulkan berasal dari sumber internal perusahaan atau eksternal misalnya laporan keuangan atau basis data industri.
- Pemrosesan data
Langkah selanjutnya yaitu memproses data agar dapat digunakan dalam analisis. Proses ini melibatkan pembersihan data, transformasi data, penghilangan nilai-nilai yang hilang, atau penggabungan sumber data lain. Aplikasi Python menyediakan berbagai pustaka dan alat pemrosesan data seperti pandas yang dapat membantu dalam langkah ini.
- Analisis data
Setelah memproses data, dilakukan analisis untuk memeriksa sektor usaha jasa konstruksi. Langkah ini melibatkan penghitungan metrik keuangan, seperti analisis tren proyek , rasio profitabilitas atau likuiditas, atau analisis karyawan. Pada tahapan ini menggunakan pustaka seperti NumPy atau SciPy guna menghitung metrik statistik dan matplotlib atau seaborn untuk visualisasi data.
- Visualisasi data
Setelah hasil analisis didapatkan, penting juga memvisualisasikan data supaya lebih mudah dipahami. Aplikasi Python tersedia berbagai pustaka grafik seperti matplotlib, seaborn, atau plotly yang dapat membantu kita membuat visualisasi yang lebih menarik dan informatif. Kita juga dapat membuat grafik, diagram, atau peta yang relevan dengan data yang diperiksa.
- Pelaporan hasil
Penyusunan laporan dengan merangkum hasil pemeriksaan sektor usaha jasa konstruksi. Kita bisa menggunakan pustaka seperti Pandas atau Jupyter Notebook untuk membuat laporan yang interaktif dan dapat dibagikan kepada orang lain dengan mudah.
Pada saat mengimplementasikan aplikasi Python dalam pemeriksaan sektor usaha jasa konstruksi, kita harus mempunyai pengetahuan yang memadai tentang bahasa pemrograman Python, serta pustaka yang relevan untuk memproses data dan analisis. Di samping itu, Kita perlu memahami konsep dan metode guna pemeriksaan sektor usaha jasa konstruksi supaya dapat melakukan analisis yang lebih akurat dan bermakna.
Berikut Praktik penggunaan program Python untuk melakukan pemeriksaan pada jasa konstruksi:
# Mendefinisikan tarif pajak
TARIF_PAJAK = {
  1000000: 0.05,
  5000000: 0.15,
  2000000: 0.25,
  float('inf'): 0.3}
def hitung_pajak(gaji):
  # Cara menghitung nilai pajak yang dibayarkan
  pajak = 0
  for penghasilan, tarif in TARIF_PAJAK.items():
    if gaji > penghasilan:
      pajak += (penghasilan - pajak) * tarif
    else:
      pajak += (gaji - pajak) * tarif
      break
  return pajak
# Meminta penghasilan jasa konstruksi dari pengguna
gaji = float(input("Masukkan besaran penghasilan atau omset dari jasa konstruksi: "))
# Mencetak jumlah pajak yang harus dibayarkan
pajak = hitung_pajak(omset)
print(f"Jumlah pajak yang harus dibayarkan: {pajak:.2f}")
Program ini mendefinisikan sebuah dictionary yang memuat tarif pajak PPh final atas jasa konstruksi di Indonesia. Selanjutnya, program tersebut mempunyai fungsi bernama hitung pajak yang menerima omset jasa konstruksi dan menghitung berapa PPh Final jasa konstruksi tanpa memperhitungkan biaya karena PPh konstruksi bersifat final. Kemudian fungsi ini menghitung jumlah pajak dengan cara mengiterasi seluruh tarif pajak atas jasa konstruksi yang ada di dalam dictionary, lalu menambahkan pajak sesuai tarif yang berlaku untuk tiap omset dari jasa konstruksi.
Berikut bagaimana menyusun kode Python untuk sistem pemeriksaan pajak di sektor usaha jasa konstruksi. Kasus di Indonesia, Pajak Penghasilan Usaha Jasa Konstruksi bersifat final dan tarifnya berbeda - beda disesuaikan pada klasifikasi usaha dan kualifikasi sertifikat badan usaha. Sebagai contoh sektor usaha jasa konstruksi dengan klasifikasi usahanya adalah pekerjaan jasa konstruksi dan memiliki sertifikat kualifikasi besar.
Berpedoman pada PP nomor 9 / 2022, tarif PPh Final sebesar 2,65%, dan sesuai UU HPP No. 7 Tahun 2021 tarif PPN menjadi adalah 11% berlaku mulai 1 April 2022. Contoh kode Python untuk :
Pemeriksaan Pajak pada Jumlah PPh Ps 4(2) Final yang harus disetor (contoh sederhana)
def calculate_tax(revenue):
  tax_amount = 0.0265 * revenue
  return tax_amount
revenue = 250000000
tax_credit = 5300000
print("Total Pendapatan Konstruksi SPT PPh Badan = " + str(revenue))
print("PPh Ps 4(2) Final Seharusnya = " + str(calculate_tax(revenue)))
print("\nPPh Ps 4(2) Kredit Pajak PPh Ps 4(2) Final (data internal KPP) = " + str(tax_credit))
print("PPh Ps 4(2) Kurang Disetor = " + str(calculate_tax(revenue) - (tax_credit)))
Guna memastikan kode Python di atas berjalan, dapat kita klik "run" pada tampilan Python, sehingga gambar yang dihasilkan seperti di bawah ini :
Pemeriksaan Pajak terkait PPN yang harus disetor
Setelah memahami bahasa pemrograman Python, maka dapat mengembangkan untuk Pemeriksaan PPN, seperti gambar berikut:
Demikian disajikan contoh pemrograman Python untuk Pemeriksaan Pajak Disektor Usaha Jasa Konstruksi. Detail implementasi spesifik tergantung pada persyaratan dan kerumitan pada proses pemeriksaan pajak. Kita perlu menyesuaikan dan memperluas kode supaya sesuai dengan kebutuhan spesifik pemeriksaan pajak, misal mengintegrasikan dengan sumber data, mengenai peraturan pajak yang berlaku, memvalidasi data input, dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H