Mohon tunggu...
Retno Nurfaizah
Retno Nurfaizah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru sejarah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran Make A Match akan Lebih Meninggkatkan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

12 Januari 2024   14:15 Diperbarui: 12 Januari 2024   14:19 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sebagaian besar masih berpusat pada guru (teacer centered). Akibatnya siswa kurang tertarik dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Terlebih jika materi yang disampaikan hanyalah bercerita yang dapat membuat siswa bosan dengan metode ceramah.

Pengalaman sebagai seorang guru ketika menyampaikan pembelajaran di kelas dengan metode ceramah, banyak siswa yang tidak memperhatikan dalam mengikuti pembelajaran. Siswa banyak yang bercerita sendiri, mengantuk dan sebagainya. Seakan pembelajaran sangat membosankan dan ingin segera berakhir.

Dirasa perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran supaya siswa dapat ikut berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi tersebut diharapkan siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran di kelas. Model pembelajaran tersebut yaitu Make A Match (mencari pasangan melalui kartu). Menurut Dewa Nyoman Suprapta (2020) Make A Match adalah model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep melalui suatu permainan kartu pasangan dalam batas waktu yang ditentukan.

Pada saat pembelajaran seorang guru bertugas sebagai pembimbing agar pembelajaran berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.  Dengan model pembelajaran Make A Match siswa menjadi lebih aktif, kerjasama antar siswa lebih dinamis dalam suasana yang lebih menyenangkan.

Tujuan model pembelajaran Make A Match menurut Homroul Fauhah dan Brillian Rosy (2021) ialah untuk menciptakan hubungan baik antara guru dengan siswa, dengan cara mengajak siswa bersenang-senang sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik. Sehingga tujuan model Make A Match untuk pendalaman materi, penggalian materi, mengajak siswa berpikir cepat, meningkatkan kreativitas dan tanggung jawab siswa, membuat siswa lebih antusias sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar.

Langkah-langkah dalam menerapkan model pembelajaran Make A Match adalah (1) Pertama-tama memberi tugas kepada siswa mempelajari materi yang akan dipelajari, (2) Pecahlah siswa menjadi 2 kelompok, misalnya kelompok A dan kelompok B. (3) Bagikan kartu pertanyaan kepada kelompok A dan kartu jawaban kepada kelompok B. (4) Sampaikan kepada siswa bahwa mereka harus mencari/mencocokkan karta yang dipegang dengan kartu kelompok lain. berikan batasan maksimum waktu kepada siswa. (5) Mintalah semua anggota kelompok A untuk mencari pasangannya di kelompok B. Jika mereka sudah menemukan pasangannya, mintalah mereka melaporkan diri kepada guru. Catatlah laporan siswa pada kertas yang sudah dipersiapkan. (6) Jika waktu sudah habis, sampaikan kepada siswa bahwa waktu sudah habis. Bagi siswa yang belum menemukan pasangan, mintalah mereka untuk berkumpul tersendiri. (7) Panggil satu pasangan untuk presentasi. Pasangan lain dan siswa yang tidak mendapat pasangan memperhatikan dan memberikan tanggapan apakah pasangan itu cocok atau tidak. (8) Terakhir, beri konfirmasi tentang kebenaran pasangan tersebut. (9) Panggil pasangan berikutnya, begitu seterusnya sampai seluruh pasangan melakukan presentasi.

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Make A Match menurut Homroul Fauhah dan Brillian Rosy (2021). Kelebihan a. Dapat menjadikan suasana aktif dan menyenangkan. b. Materi yang disampaikan menarik. c. Dapat mempengaruhi hasil belajar. d. Suasana keceriaan bertambah. e. Kerja sama antara siswa lain tercapai. f. Adanya rasa gotong royong pada seluruh siswa. Kekurangan a. Sangat membutuhkan pengarahan guru dalam melaksanakan pelajaran. b. Waktu perlu dibatasi. c. Guru harus mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan. d. Jika murid pada kelas banyak (>30 siswa/kelas) apabila kurang tepat maka akan menimbulkan keramaian. e. Dapat mengganggu ketenanga belajar kelas lainnya.

Diharapkan dengan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil yang memuaskan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun