Jatinom, 02 Desember 2022. SMK Muhammdiyah 2 Jatinom sebagai lembaga pendidikan menengah kejuruan swasta yang sudah memperoleh status sebagai Sekolah Standard Nasional(SSN) sejak tahun 2006 . Mempunyai program keahlian Tehnik Audio Video dengan tambahan peminatan robotics, Teknik Pemesinan dengan tambahan peminatan Pengelasan , Teknik Kendaraan Ringan/Otomotif dan Teknik Multimedia. Berdiri sejak tahun 1994 , memiliki murid 1.232 siswa dan sudah menggunakan Standard Manajemen Mutu Internasional ISO 9001:2015. Tahun 2013/2014 termasuk sebagai sekolah percontohan di kabupaten Klaten yang menggunakan Kurikulum 2013 (hanya 7 sekolah di Klaten). Tahun 2014 menjadi Nominasi Sekolah Rujukan Nasional. Beralamatkan di Jl Krajan N0 2 Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.
Dari ribuan siswa yang berasal dari sekitaran Jatinom yang kebanyakan tinggal di daerah dataran tinggi menjadikan karakteristik siswa yang beranekaragam.Â
Tipe pembelajar visual yang cenderung fokus pada indrapenglihatan. Belajar dengan gaya belajar visual menggunakan indra mata dalam mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, serta membaca media. Tipe visual biasanya akan lebih nyaman belajar dengan mengakses citra visual yang menonjol berupa paduan warna, garis, maupun bentuk.Â
Kemudian ada lagi siswa yang mempunyai tipe auditori. Tipe auditori sangat mudah mengikuti instruksi verbal dibandingkan instruksi-instruksi tertulis. Orang-orang dengan gaya belajar ini juga lebih sensitif dengan nada, suara, dan ritme. Tipe auditori lebih mudah belajar dengan kembali mengulang dan membicarakan hal-hal yang ingin diingat. Akan tetapi, tipe yang satu ini cukup mudah terdistraksi di tengah kebisingan. Yang terakhir yaitu siswa yang mempunyai tipe kinestetik. Cara belajar kinestetik adalah metode belajar yang banyak melibatkan gerakan. Tipe yang satu ini akan mudah mengingat informasi dengan langsung mempraktekannya dibanding hanya mendengarkan atau membaca teori. Langsung menyentuh objek yang dipelajari akan membantu tipe kinestetik.
Dari ketiga karakteristik siswa tersebut yang lebih dominan dalam kelas X DKV 1 adalah siswa dengan tipe kinestetik. Untuk itu dalam proses pembelajaran Teks Deskripsi guru menggunakan objek secara langsung untuk diamati agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Kegiatan Pembelajaran Bahasa Jawa dengan materi Teks Deskripsi di Kelas X DKV 1 dilaksanakan pada tanggal 24 November 2022, dengan jumlah siswa 27 Siswa. Dengan tujuan pembelajaran,yaitu siswa mampu membuat satu paragraf teks deskripsi menggunakan bahasa mereka sendiri. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan di ruang gamelan selama 2 jam pembelajaran atau 90 menit.
Gamelan adalah instrumen musik yang terdiri dari beberapa alat musik yang dibunyikan secara bersama-sama dan termasuk alat musik tradisional di Indonesia yang berasal dari Jawa. Kepopuleran alat musik ini tak hanya di tingkat nasional, tapi juga sampai ke mancanegara. Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa yang terdiri dari kata gamel, yaitu memukul atau menabuh. Kemudian ditambahkan akhiran -an yang berperan untuk membentuk kata benda. Dengan begitu, gamelan diartikan sebagai alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Ada berbagai macam jenis gamelan yaitu mulai dari Kendang, Kenon, Kempul, Kethuk, Saron, Bonang, Gambang, Gong, Rebab dan lain sebagainya.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah mulai dari kegiatan apersepsi, guru membuka pembelajaran dengan salam dan doa, kemudian mengecek kehadiran siswa. Lalu mengulas pembelajaran minggu lalu dan menjelaskan materi yang akan dipelajari hari ini.Â
Setelah itu masuk pada kegiatan inti, guru menjelaskan tujuan pembelajaran, kemudian menjelaskan secara rinci teks deskripsi dengan cara membandingkan dengan teks narasi agar siswa mempunyai gambaran dengan cara membandingan kedua teks tersebut. Setelah memberikan teori kemudian guru memberikan contoh mengamati salah satu objek atau benda, yaitu kendang.Â
Guru menjelaskan bagian-bagian kendhang, jenis-jenis kendang dan lain sebagainya secara detail. Dari penjelasan guru dapat disimpulkan menjadi teks deskripsi satu paragraf. Setelah memberikan contoh guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apa saja yang belum siswa pahami.Â
Ada beberapa siswa yang belum paham dengan cara merangkai kalimatnya kemudian guru memberikan contoh bagaimana dalam membuat kalimat menggunakan bahasa Jawa. Setelah siswa merasa paham semuanya, dilanjutkan kegiatan diskusi, siswa diberi lkpd secara kelompok. Masing –masing kelompok membuat paragraf teks deskripsi sesuai dengan perintah. Selama proses diskusi siswa mengamati secara langsung objek yang akan dideskripsikan. Setelah diskusi selesai kemudian perwakilan dari masing-masing kelompok membacakan hasil diskusi, guru dan siswa lain menanggapi hasil diskusi, ada yang membenarkan kalimat yang salah ada juga yang menambahi kalimat sesuai dengan objek yang ditulis. Sehingga semua siswa ikut berpartisipasi dalam proses kegiatan pembelajaran.Â
Setelah tugas kelompok selesai, dilanjut dengan kegiatan penugasan secara invidu. Setiap siswa diberikan objek gamelan dan mendeskripsikan objek tersebut secara individu. Setelah mereka selesai kemudian membacakan hasil satu-satu untuk kegiatan penilaian. Karena waktu tidak cukup ada beberapa siswa yang tidak membaca hasilnya. Dari 27 siswa kelas X DKV 1 semua siswa mendapatkan nilai diatas batas minim, dan dinyatakan tuntas dalam mengikuti pembelajaran Teks Deskripsi.
Simpulan dari kegiatan pembelajaran teks deskripsi yang menggunakan media gamelan ataupun objek secara langsung ternyata dapat meningkatkan daya kreatifitas siswa dalam merangkai paragraf teks deskripsi serta memudahkan siswa dalam memahami bagian-bagian benda yang nantinya akan siswa deskripsikan. Sehingga dengan menggunakan media secara langsung dalam proses pembelajaran menghasilkan tujuan pembelajaran tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H