Mohon tunggu...
Retno Handoko
Retno Handoko Mohon Tunggu... -

Aku ingin terbang naik becak. Maka ketika aku tengah berada di awang-awang, becak itu akan segera mengingatkanku; bahwa aku dan becak adalah dua hal yang berketergantungan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekorek Api Kegilaan

5 Desember 2011   04:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:49 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


aku terjaga di kota lelah
matahari rendah, bulan di bawah
di pertempuran waktu
orang-orang menenteng muka

aku yang lelah; menjampi-jampi jam-jam
yang sangat malam. seberapa banyak jantung?
sebanyak asap yang melindap di udara malam

dunia kuganti dengan selimut kumal
aku tidak lagi peduli pada matahari

aku sendiri pada ruang hitam dengan satu lilin
dan gulita ini melecut jiwa yang terperangkap
hidup tidak pernah mudah

aku mau menjadi takut, menjadi diam
yang terbunuh oleh waktu

sungai-sungai yang melaju pada pembuluh
kubakar dengan sekorek api kegilaan
dan hari ini, aku menatap dian nan hitam

aku mau menggenggam obor,
yang tidak terlalu besar, tapi cukup untuk menatap
tawa para perawan, para penyamun,
para pemuda,
yang lapar dengan kata-kata
yang menari pada sajak-sajak yang mengalun di telinga mereka
yang jujur dengan ketidakjujurannya
yang indah dengan ketidakberdayaannya
menangkap malam
mencengkeram siang
melukis resah
di pasar-pasar
di kafe-kafe
di jalan-jalan
di mesjid-mesjid
di sarang-sarang penyamun

aku mau menerjemahkan angin
agar kutemukan bungaku yang terhempas
di bawah bulan yang mungkin sedang malu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun