Mohon tunggu...
retno purnamasari
retno purnamasari Mohon Tunggu... -

mencari suatu jalan yang amanah dalam kesempatan hidup ini supaya menjadi makhluk Allah yang berguna.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengaruh Tayangan Televisi Bagi Mutu Pendidikan

1 Februari 2014   21:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:15 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Televisi sendiri adalah salah satu sumber belajar yang menggunakan media Audio Visual. Dalam hal ini Televisi sudah menjadi tontonan rutin buat anak-anak, tidak hanya anak-anak saja bahkan orang dewasa sampai orang Lansiapun yang mungkin masih normal dalam pendengaran dan penglihatannya televisi menjadi teman Rumah yang setia. Apalagi banyak sekali tayangan pertelevisian yang sangat menarik dari mulai informasi dalam negri sampai keluar negri,dan ada juga dalam lingkup dunia anak-anak sampai yang membutuhkan bimbingan orang tua.
Tapi seiring berkembangnya zaman tayangan dunia pertelevisian lebih banyak mempertontonkan hiburan dan tayangan-tayangan yang membuat motivasi anak untuk belajar menurun. Nilai-nilai Edukatifnya mulai tersingkirkan dan lebih banyak mempertontonkan tentang hal-hal yang tidak semestinya dilihat oleh anak-anak,karena selain menurunkan motivasi belajar anak, bisa juga berdampak terhadap kepribadian anak dan juga menjadi salah satu penyebab Lunturnya kebudayaan negri kita. Tak sedikit film-film yang ditayangkan mengandung unsur-unsur yang kurang baik misalnya dari model pakaian yang lebih ke modernitas, kata-kata yang tak sesuai dengan bahasa negara kita,sikap tingkah laku adegan yang dipertontonkan dan itu semua bisa berdampak sangat buruk jika tidak adanya bimbingan dari keluarga/ orang tua,sedangkan dalam faktanya tontonan yang bersifat Edukatif sendiri hanya beberapa dan terhalang pula oleh waktu aktifitas anak-anak pada umumnya, bayangkan saja pada waktu anak-pulang sekolah tayangan yang bersifat edukatif hanya ada pada beberapa stasiun Televisi dan itu juga waktunya sangat singkat, mungkin bagi sebagian anak tayangan pada waktu itu menjadi teman makan siang, teman menjelang tidur istirahat. Tapi, tak sedikit pula anak-anak tak sempat menonton tayangan Edukatif tersebut pada waktu itu,karena biasanya waktu pulang sekolah digunakan untuk bermain dengan temannya/ mengikuti pendidikan keagamaan atau sering disebut juga DTA. Sebagian besar waktu anak-anak menonton televisi pada saat sesudah waktu ibadah shalat maghrib, pada saat itulah tayangan-tayangan yang mempertontonkanhal-hal yang positif sangat jarang sekali terlihat, bahkan lebih banyak sekali tayangan-tayangan yang tidak mendidik.
Dalam hal ini peranan orang tua atau pihak keluarga harus bisa mengatur waktu untuk anak-anaknya. Supaya senantiasa berada dalam kaidah-kaidah yang benar ,perlu adanya bimbingan-bimbingan agar anak mampu memfilterisasi mana yang baik dan tidak dalam tayangan pertelevisian tersebut. Jangan terlalu memporsir anak-anak untuk terpaku pada tayangan pertelevisian, ajak anak-anak untuk bermain sambil belajar sesibuk apapun kegiatan orangtua luangkan sedikit waktu untuk mendidik dan membimbing anak. Amati seberapa jauh perkembangan anak baik dari sikap,sifat,pengetahuan, dll. Apakah lebih banyak Negatifnya apakah Positifnya. Dalam hal ini pula sangat berpengaruh terhadap mutu pendidikan ,misalnya anak yang terlalu larut menonton televisi tayangan kesukaanya mungkin keesokan harinya ketika ia harus sekolah,ia bisa kesiangan sering mengantuk dikelas sehingga menghambat proses pembelajaran dan lebih tidak terfokus, ibadahnya juga tertinggalkan, Sikap moral dalam pergaulan dilingkungan yang buruk dll.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun