Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mencegah Kembali Munculnya Islamophobia

23 November 2015   10:23 Diperbarui: 23 November 2015   11:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Teror Paris yang terjadi pada hari Jumat (13/11) lalu masih menyisakan duka hingga saat ini. Sebanyak lebih dari 140 orang tewas dan puluhan, bahkan mungkin ratusan, luka-luka. Bukan hanya warga Paris saja yang menjadi korban, namun juga beberapa warga negara lain, termasuk di dalamnya Muslim. Ironisnya, tragedi yang diklaim dilakukan oleh ISIS itu kembali memojokkan kaum Muslim melalui islamophobia atau ketakutan berlebih terhadap penganut agama Islam karena dinilai dekat dengan terorisme.

Tentu saja hal itu tidak benar. Islam tidak pernah mengajarkan tentang kekerasan apalagi menganjurkan tindakan teror untuk hal apapun. Islam adalah agama rahmatan lil alamin atau agama yang berdasarkan cinta kasih, dan itu diperkuat oleh panduan hidup yang tertuang di dalam kitab suci Al-Qur'an, dkawah junjungan besar Rasulullah SAW, dan Al-Hadist. Jadi sudah sangat jelas Islam dan terorisme tidak memiliki keterkaitan apapun, apalagi menginspirasi untuk bertindak kekerasan.

Keprihatinan terhadap kembali munculnya isu islamophobia menjadi perhatian serius para Muslim, khususnya Muslim di tanah Eropa. Berbagai seruan dan gerakan damai dilakukan oleh para Muslim di sana. Salah satu yang paling viral adalah video mengenai seorang pria Muslim di kota Paris yang berdiri di tengah keramaian dengan mata tertutup dan menantang setiap orang untuk memeluknya dengan satu syarat, yakni berkeyakinan bahwa Islam tidak ada sangkut pautnya dengan terorisme.

Banyak orang awalnya ragu untuk memeluk pria Muslim tersebut, namun lambat laun keberanian pun muncul dan khalayak pun berbondong-bondong memeluknya, bahkan ada yang sampai menangis haru. Di akhir video, pria Muslim tersebut melepas penutup matanya dan berujar bahwa Muslim sama dengan penganut agama lainnya, sangat menjunjung tinggi perdamaian dan menolak kekerasan.

Apresiasi pun berdatangan dari seluruh penjuru dunia terhadap hal tersebut, di mana memujinya sebagai gerakan damai yang insipiratif. Hal serupa juga terjadi pada kampanye tagar #IllRideWithYou yang sebelumnya berasal dari daratan Australia. Sasaran kampanye tersebut adalah untuk meyakinkan para perempuan, baik Muslim maupun bukan, untuk tidak menghakimi penggunaan jilbab dalam kehidupan sehari-hari.

Kampanye itu juga mengajak para perempuan Muslim untuk tidak takut mengenakan jilbab di negara-negara non-Muslim karena bekeyakinan bahwa hal tersebut adalah bagian dari hak asasi manusia. Lebih dari itu, kampanye #IllRideWithYou juga menyiratkan bahwa masyarakat dunia berkeyakinan bahwa Islam bukan teroris, dan teroris bukanlah Islam.

Gerakan yang dapat dikatakan merupakan gerakan akar rumput, karena dilakukan swadaya oleh masyarakat, seharusnya menjadi cerminan bagi pemerintahan negara-negara di dunia untuk tidak melulu mengedepankan kekerasan dalam menumpas terorisme. Karena pada dasarnya paham kekerasan takut akan perdamaian, sehingga jika suasana damai mendominasi, maka kekerasan un akan lemah dengan sendirinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun