Dunia seringkali tidak tepat dalam melihat Islam. Apalagi usai peristiwa black September 2001 dimana sekian banyak korban dan serangan itu sangat fenomenal dan tragis. Dunia menyakini serangan itu bermotif agama. Setelah itu, Islamfobia memang mendominasi pandangan dunia terhadap Islam. Orang menjadi takut atau bahkan anti kepada Islam dengan agama itu sarat dengan ajaran kekerasan, radikal dan intoleran terhadap sesama yang berbeda.  Citra Islam identik dengan kekerasan.
Namun sebenarnya Islam bukanlah agama kekerasan.Islam sebenarnya mengajarkan pemeluknya untuk menjaga diri dan lingkungannya dan selanjutnya dunia dari kerusakan dan kehancuran.
Namun untuk memahami itu memang tidak mudah. Salah satu cara kita mengubah pandangan terhadap Islam adalah memahami Islam dengan melihat dan memahami Nabi Muhammad sebagai Nabi dan manusia. Momentum Maulid Nabi adalah saat tepat untuk melihat itu.
Karen Armstrong dalam buku Muhammad: Prophet for Our Time (2007), menuliskan, "No view of the modern world is complete without an understanding of Islam. To understand Islam, we must understand Muhammad as prophet and man." Yang artinya kurang lebih untuk bisa memahami Islam dengan lebih baik, dunia perlu memahami Nabi Muhammad SAW terlebih dahulu. Perubahan sudut pandang ini sekaligus untuk menyelesaikan berbagai problem kemanusiaan di dunia dengan cara yang lebih baik .
Kita bisa melihat saat beliau hidup di Makkah. Beliau sangat "diganggu" oleh banyak sekali pertikaian , perbedaan dan peperangan yang nyaris tidak berhenti. Beliau nyaris tidak bisa tidur dengan nyenyak karena begitu banyak orang yang ingin menyerangnya. Namun tidak begitu saat beliau pindah ke Madinah. Di kota itu dia berkesempatan untuk meregulasi aturan di Madinah. Sehingga kehidupan di sana lebih aman damai dan terarah meski berbagai suku dan kepercayaan ada di sana. Semua menjadi harmoni dan hidup dengan damai.
Sifat-sifat Nabi Muhammad sangat agung dan layak dicontoh. Nabi Muhammad adalah pribadi yang tidak pernah tega melihat umatnya menderita. Sosok itu santun, toleran dan menghargai berbagai perbedaan dan keberagaman umat manusia.
Melihat semua ini, maka pada bulan kelahiran Nabi Muhammad ini, kita semua harus menginngat dan memahami dan kemudian melaksanakannya. Bagaimana Nabi yang agung itu memberikan suri tauladan yang paripurna kepada kita semua, dan kita harus mampu mencontohnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H