Hari raya Idul Adha kita rayakan dengan melakukannya (merayakannya) secara bersama-sama. Lalu bersama-sama juga melakukan penyembelihan hewan kurban, sebagaimana tradisi idul adha . Kemudian hewan yang sudah disembelih itu didistribusikan kepada sesama, baik sesama muslim maupun non muslim.
Hal ini adalah salah satu symbol kebersamaan muslim. Entah itu dengan ekonomi cukup maupun pas pasan bahkan kurang. Mereka bersuka cita menerima hewan kurban dan kemudian menyantapnya. Melakukan Idul Adha secara berjamaah adalah bentuk silaturami untuk mempererat persaudaraan.
Hal yang juga penting adalah dalam mendistribusikan hewan bahwa hewan tersebut juga didistribusikan kepada para warga yang non muslim. Ini adalah bentuk solidaritas atau kebersamaan.
Dalam kisah Ibrahim dan Ismail, Ismail tergantikan dengan hewan korban. Allah mencatat Ibrahim sebagai hamba dengan ketaatan yang luar biasa.  Dalam pelaksanaan nya kini hewan korban itu tidak diberikan langsung kepada Allah SWT berupa korban bakaran, namun diberikan kepada manusia. Meskipun demikian pemberian daging kepada sesama sudah  dalam catatan Allah sebagai ketaatan.
Mengapa disebut ketaatan? karena orang yang berkurban sudah mengasihi sesamanya, makhluk yang menjadi ciptaan Allah dan milik-Nya. Lebih dari itu, ibadah kurban mengajarkan nilai luhur kemanusiaan. Daging kurban menjadi simbol kepedulian terhadap sesama tanpa memandang identitas di belakangnya.
Kita bisa melihat orang-orang yang mendapat daging korban bukan saja umat muslim tapi dari berbagai umat, yang menerimanya dan mengolahnya dengan gembira.
Hal-hal diatas adalah cerminan dari ajaran Rasulullah SAW yang selalu mengajarkan silaturami , kedamaian dan kasih sayang kepada orang lain. Orang-orang yang mengerjakannya akan mendapatkan surgaNya.
Ibadah kurban pada hakikatnya adalah simbol penyerahan diri kepada Sang Pencipta dengan menempatkan iman di atas segalanya. Selanjutnya, digantinya manusia (Ismail) dengan domba saat penyembelihan (Ibrahim) menyiratkan bahwa keimanan yang sejati tidak pernah mengajarkan kebencian dan kekerasan.
Ibadah kurban menjadi perlawanan nyata terhadap paham-paham radikal yang menyesatkan. Sebaliknya, ia mengajak manusia untuk menumbuhkan kasih sayang, kedamaian, Â kerendahan hati, dan kepedulian terhadap sesama manusia.
Â