Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Idul Fitri, Menuju Arah Lebih Baik

6 Mei 2022   08:26 Diperbarui: 6 Mei 2022   08:27 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana jalan tol-JawaPos

Tahun 2022 kita merayakan Idul Fitri 1443 H dengan normal pasca pandemi karena Covid-19. Dengan bebas kita bisa saling berkunjung ke sanak saudara tanpa larangan ini itu berdasar alasan kesehatan, meski protokol kesehatan seperti masker dan jaga jarak tetap kita lakukan. Kebebasan ini banyak dimanfaatkan orang untuk menengok orangtua atau kerabat yang jauh dari kotanya.

Mereka bersilaturahmi, bermaafan dan saling mendoakan untuk kegiatan dan hari depan yang lebih baik. Para keponakan yang masih kecil juga mendapat kebahagiaan kecil berupa amplop yang biasanya mereka belanjakan jajan di minimarket terdekat. Intinya, IdulFitri kali ini pasti sangat berkesan dan membahagiakan dan terpenting dalam suasana menyenangkan dibanding IdulFitri masa pandemi.

Betulkah masa pandemi begitu tidak menyenangkan ?

Ya. Masa dua tahun itu memang sangat berat bagi kita. Bukan hanya kita dan keluarga saja tapi juga sebagian bangsa Indonesia dan dunia. Masa dimana kita selalu berbenturan dengan aneka keterbatasan : terbatas melakukan perjalanan, terbatas bekerja, terbatas bersekolah, tidak bisa berekreasi seperti biasa.

Intinya masa pandemi adalah satu masa di mana kita tidak bisa seenaknya. Ada hal-hal yang menjadi pertimbangan diantaranya soal kesehatan. Imbasnya memang panjang dan berat. Sekolah dan beberapa pekerjaan terutama sektor informal tidak bisa terlaksana dengan baik. Beberapa bidang usaha tidak maksimal bahkan terhenti seperti sektor pariwisata yang sebagian besar terhenti, begitu juga transportasi dan lain sebagainya. Bisa dikatakan pandemi sangat memukul roda ekonomi masyarakat.

Namun ada sisi yang bisa kita ambil hikmahnya pada masa pandemi yang lewat. Yaitu kita sepenuhnya menyerahkan diri dan keadaan eksternal kepada Allah SWT. Sebagai manusia, kita kerdil dan punya banyak keterbatasan dibanding dengan kekuasaanNYA. Situasi pandemi secara religi kita maknai sebagai salah satu rencanaNYA, yang bertujuan baik, yaitu selalu mengingat keterbatasan manusia, harus selalu rendah diri dan berbagi dengan sesama manusia.

Masa pandemi membuat kita berada di titik nol hidup. Antara keinginan dan keadaan yang tidak memungkinkan. Pandemi juga membuat kita harus menghancurkan sifat keras kepala dan keangkuhan kita, karena sifat itu tidak akan membuat keadaan lebih mudah tapi akan sebaliknya.

Pandemi juga membuat kita seperti diingatkan bahwa berbagi adalah jalan yang baik untuk kita dan sesama. Berbagi berarti kehilangan namun sejatinya adalah menambah pahala kita untuk kemudian hari.

IdulFitri kali ini memang benar-benar luar biasa ; setelah kita bisa melampaui masa pandemi itu kita menjadi sadar akan positioning kita sebagai manusia dihadapan Allah SWT. Kita lemah, tak berdaya dan seharusnya bergantung sepenuhnya kepada Allah. Keangkuhan dan keras hati dihancurkan dan diganti dengan kepasrahan kepada Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun