Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar Persaudaraan dan Rasa Cinta dari Musik

28 Juni 2019   12:47 Diperbarui: 28 Juni 2019   13:24 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang yang suka musik, khususnya musik dari grup band Indonesia, saya kerap menyetel YouTube di pagi hari sambal mendengarkan lagu-lagu era 90-an. Juga, lagu-lagu anyar. Random saja. Biasanya itu menemani saya ketika bersiap untuk beraktifitas. Bisa juga menemani saya selagi membersihkan rumah sebelu seharian itu akan saya tinggalkan.

Tadi pagi, saya mendengarkan lagu dari BIP. Judulnya, Kita Bisa. Lagu ini sedikitnya bercerita tentang pentingnya persatuan di Indonesia. Dengan mengenyahkan segala kebencian. Utamanya, kebencian yang lahir dari perasaan berbeda satu sama lain.

Penggalan liriknya, kira-kira begini: Aku benci waktu dikuasai rasa benci, Aku berharap kita bisa berbagi cinta. Bersama kita bisa merubah semuanya. Dengan cinta kita luar biasa. Bersama kita bisa kita harus percaya. Dengan cinta kita luar biasa.

Tentu, tidak secara langsung lirik ini bercerita tentang perselisihan yang belakangan terjadi di Indonesia. Spesifiknya, perselisihan di dunia maya. Yang topiknya, perbedaan SARA. Termasuk, perbedaan pilihan politik.

Lagu ini mengisyaratkan pentingnya persatuan yang dilandasi rasa cinta satu sama lain. BIP tahu pasti bahwa dunia maya adalah ceruk untuk mensosialisasikan segalanya. Buktinya, mereka punya akun media sosial resmi. Termasuk, akun YouTube.

Mereka juga tahu bahwa persatuan dan rasa cinta itu penting. Kalau tidak, tentu mereka tidak akan membuat lirik lagu sesyahdu itu. Intinya, mereka sedang dan tampaknya akan terus memromosikan soal keharusan saling mencintai di bumi Indonesia.

Pastinya, bukan bermakna cinta dalam balutan romantisme. Namun, cinta sebagai sesame manusia ciptaan Tuhan. Sebagai sesama makhluk yang hidup di dunia ini. Sebagai sesama warga negara Indonesia.

Gairah persaudaraan itulah yang mesti dipupuk sepanjang hari. Yang tak kalah urgen, mengajak orang lain untuk juga memupuk rasa cinta. Dahulu, di masa sebelum kemerdekaan, rasa cinta tanah air dan cinta sesama anak bangsa, telah sukses membuat bangsa ini mengibarkan merah putih yang pusaka. 

Fakta ini, sudah sepantasnya menginspirasi untuk kehidupan sehari-hari kita di masa kini. Dengan cara itu, persaudaraan bisa makin kuat terhujam dalam jiwa-jiwa anak bangsa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun