Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Membuat Kebencian dalam Kampanye

19 Oktober 2018   16:44 Diperbarui: 19 Oktober 2018   16:52 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perkembangan teknik kampanye  di Indonesia mengalami perubahan ketika teknologi berkembang.  Saat itu medsos amat massif digunakan berbegai kalangan. Itu juga menyebabkan banyak pihak termasuk actor politik menggunakannya sebagai media untuk kampanye.

Media sosial dan media online yang punya daya distribusi yang hebat ternyata menyimpan penyakit berbahaya . Penyakit itu bernama hoax.   September lalu, Kepolisian Republik Indonesia merilis sekitar 3500 konten yang terindikasi hoax alias informasi bohong.

Hoax itu sering kali bergulir begitu saja di ranah media sosial public. Beberapa pihak telah menggiring opini sedemikian rupa sehingga public menerimanya sebagai suatu kebenaran. Di sisi lain masyarakat tidak terlatih untuk dapat membedakan mana informasi menyesatkan dan mana yang tidak.

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman mengatakan bahwa penangkalan informasi bohong harus dimukai dari tim kampanye masing-masing capres. Karena tim kampanye seringkali mengantongi data-data baik dari kubu sendiri maupun kubu lawan. Dan seperti pengalaman di beberapa Pilpres dan Pilkada tim kampanyelah yang mengolah dan kemudian menyebarkannya di medsos.

Saking massifnya , akhirnya data-data yang mengandung hoax itu menggulung data yang sebenarnya perlu bagi public. Visi misi adalah data yang amat diperlukan oleh public. Karena dengan visi misi, public mengetahui dasar pemikiran dari masing-masing kandidat. Beradu program dan diharap program terbaiklah yang akan dipilih oleh public.

Lebih lanjut Ketua KPU menegaskan bahwa masap-masa kampanye seperti sekarang ini harusnya dimanfaatkan oleh tim suskses untuk meyakinkan public dengan data nyata dan bukan hoax. Masing-masing jkandidat harus berkompetisi secara sehat.  Untuk ini KPU tidak main-main dengan sepakat bekerja sama dengan kepolisian dan Kemenkoinfo untuk menyaring  dan menutup akun-akun penyebar informasi bohong.

Dengan begitu kita harapkan pemilu akan berlangsung dengan damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun