Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Pilkada Damai, Pembelajaran Demokrasi yang Sehat bagi NKRI

29 Juni 2018   10:00 Diperbarui: 29 Juni 2018   10:09 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demokrasi untuk Semua - anisapurnamasari18.blogspot.com

Pada 27 Juni 2018 kemarin, untuk ketiga kalinya, setelah 2015 dan 2017, masyarakat Indonesia telah berhasil menggelar pilkada serentak secara damai. Pelaksanaan pilkada serentak pada tahun 2018 ini, patut diberikan apresiasi karena bisa berjalan lancar dan damai. Karena sebelumnya diprediksi bisa berpotensi rawan terjadinya konflik, akibat masifnya provokasi di dunia maya. 

Meski sempat terjadi ancaman terjadinya teror, namun aparat kepolisian berhasil menangkap jaringan teroris yang akan mengacaukan pelaksanaa pilkada. Diluar dari pada itu, pada hari pelaksanaan pencoblosan suara, bias berjalan dengan lancar. Dan partisipasi publik pun juga terlihat memilih pasangan calon yang didukungnya.

Berjalannya pilkada secara damai pada tahun ini, tentu tidak bisa dilepaskan dari peran serta semua pihak. Meski tak dipungkiri sempat munculnya kelompok MCA yang sengaja menyebarkan berita hoaks, namun masyarakat bisa melakukan filter, karena masifnya sosialisasi literasi media. Karena hanya melalui literasi media inilah, masyarakat lebih cerdas dalam menyikapi setiap informasi yang ada. Banyaknya masyarakat yang mengingatkan pentingnya menyebarkan pesan damai, menjadi salah satu faktor penyeimbang di tengah masyarakat.

Pesta demokrasi merupakan hal yang penting bagi suatu negara, termasuk Indonesia. Melalui pilkada ini, akan melahirkan pemimpin yang dipilih langsung oleh masyarakat. Dan pemilihan secara langsung ini, diharapkan juga melahirkan pemimpin yang disenangi oleh rakyatnya, pemimpin yang bertanggung jawab dan menghargai keberagaman. Karena Indonesia ini beragam, maka pemimpin yang lahir melalui keberagaman ini, juga harus menghargai yang namanya keberagaman. Jika tidak, negeri yang indah dan kaya akan sumber alam dan budaya ini, akan hancur karena perilaku pemimpinnya sendiri. Tentu saja kita tidak menginginkan hal tersebut terjadi di Indonesia.

Jika setiap pesta demokrasi mampu melahirkan pemimpin yang bersih, maka yang akan merasakan manfaatnya adalah masyarakat sendiri. Sebaliknya, jika pemimpin yang lahir adalah pemimpin yang tidak bertanggung jawab, setiap kebijakan yang dihasilkan dikhawatirkan hanya menguntungkan kepentingan kelompok tertentu saja. Karena itulah, menyehatkan demokrasi harus menjadi perhatian kita bersama. Hanya dengan menyehatkan demokratisasi di Indonesia, berbagai potensi ancaman yang akan terjadi bisa diminimalisir.

Mari kita jadikan pilkada serentak ini sebagai pembelajaran bersama, jelang pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden, serta pemilihan legislative pada 2019 mendatang. 

Karena semua partai dan elit politik, pasti akan berlomba bisa memenangkan persta demokrasi pada tahun mendatang. Apalagi partai politik juga pasti telah melakukan evaluasi, dari hasil perolehan suara di pilkada serentak. Apapun evaluasinya dan apapun strategi yang akan dilakukan pada 2019 mendatang, diharapkan tetap mengedepankan kedamaian. Jangan ada provokasi atas nama apapun. Jangan ada ujaran kebencian untuk menjatuhkan elektabilitas paslon. Karena pesta demokrasi yang damai, akan semakin mendewasakan sistem demokratisasi di negeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun