Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menjadi Generasi Penggerak Perdamaian

26 November 2017   14:03 Diperbarui: 26 November 2017   14:07 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cinta Indonesia - stockphoto.

Sebentar lagi, tepatnya Juni 2018, 171 daerah akan menggelar pilkada serentak. Setahun kemudian, 2019, Indonesia kembali akan melakukan pemilihan presiden. Jika belajar dari sebelumnya, momentum politik ini seringkali dimanfaatkan oleh oknum atau pihak yang tidak bertanggung jawab. Tujuannya, tentu untuk mendapatkan kursi kekuasaan, tapi dilakukan dengan cara yang tidak benar. Misalnya, menebarkan berita bohong, menebarkan bibit kebencian kepada seseorang atau kelompok, bahkan tak jarang mengajak untuk melakukan perbuatan tidak baik, seperti persekusi. Fakta diatas seringkali terjadi di era pilkada atau pemilu. Mumpung masih ada waktu, mari kita semua bersama-sama aktif melakukan pencegahan, agar masyarakat tidak mudah terprovokasi.

Di era yang modern ini, dunia maya juga mulai ramai dengan berbagai macam distorsi informasi. Jika kita tidak pandai-pandai mencerna informasi, dan menelan mentah-mentah informasi, maka akan dengan mudah dipengaruhi oleh informasi yang menyesatkan. Terlebih, tidak hanya kelompok partisan saja yang memanfaatkan dunia maya untuk mencari dukungan, kelompok radikal pun juga menggunakan media ini, untuk menebarkan propaganda. Bibit radikalisme dengan bebas berkembang. Bibit kebencian dan intoleransi, sengaja dimunculkan untuk membuat kondisi tidak kondusif. Jika kelompok partisan dan kelompok radikal ini bersatu, tentu akan membuat Indonesia terancam.

Keberagaman yang menjadi karakter negeri ini akan terancam. Sifat toleransi yang menjadi nilai-nilai luhur negeri ini, juga akan terancam. Potensi ini juga pernah kita rasakan bersama pada era-era sebelumnya. Di pilkada DKI Jakarta misalnya. Ancaman tidak akan disholatkan ketika meninggal sempat muncul, hanya karena berbeda pilihan politik ketika masih hidup. Bahkan, sentimen agama juga sempat menguat. 

Karena Indonesia mayoritas muslim, maka harus memilih pemimpin muslim. Semengat toleransi yang selama ini begitu lekat, dirusak dengan sentimen keagamaan. Betul, mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim. Namun, masyarakat yang non muslim pun mempunyai hak yang sama terhadap yang muslim. Termasuk dalam hal memilih atau dipilih dalam pesta demokrasi seperti pilkada atau pilpres sekalipun.

Untuk meminimalisir hal tersebut kembali terjadi pada pilkada 2018 dan pilpres 2019, saatnya menjadi generasi penggerak perdamaian. Generasi muda harus menjadi generasi yang peduli. Jangan menjadi generasi pasif, yang hanya menjadi penonton ketika ujaran kebencian terus merebak. Ujaran kebencian harus dilawan dengan ujaran perdamaian. Sebarkanlah pesan damai diseluruh penjuru negeri. Ajaklah semua orang untuk menebarkan pesan damai. Implementasikan pesan damai melalui setiap ucapan dan tindakan. 

Dengan mengajak orang lain untuk menjadi generasi penggerak perdamaian, aksi persekusi atas nama apapun diharapkan tidak terjadi lagi. Ujaran kebencian diharapkan juga mulai berkurang, dan pelan-pelan hilang. Sehingga semua orang bisa saling berangkulan, hidup berdampingan, tanpa mempersoalkan keberagaman suku, budaya, agama dan bahasa.

Indonesia adalah negara yang sangat mengedepankan toleransi. Saling menghormati, saling mengharga, dan saling tolong menolong antar sesama, merupakan karakter yang terus dijaga dari generasi ke generasi. Jika bibit kebencian, intoleransi dan radikalisme terus dibiarkan menyusup ke setiap sendiri masyarakat, segala karakter itu pelan-pelan akan luntur dan menghilang. Mari kita introspeksi diri. Apakah selama ini kita menjadi generasi penggerak perdamaian? Atau justru generasi penebar kebencian? Ingat, Indonesia adalah negara dengan penuh keberagaman. Dalam keberagaman, masyarakat di negeri ini bisa tetap bersatu dan hidup saling berdampingan.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun