Mohon tunggu...
Retno MP
Retno MP Mohon Tunggu... karyawan swasta -

nothing special... just a wife, mom, employee..

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Menerjang Banjir Jakarta

20 Januari 2014   16:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13902105431549360607

[caption id="attachment_307123" align="aligncenter" width="460" caption="banjir di Daan Mogot (http://news.detik.com/)"][/caption]

Mau gak mau tapi harus. Harus itulah yang akhirnya membuat saya dan suami menerjang banjir Jakarta, khususnya sepanjang Jalan Daan Mogot dan Grogol demi satu tujuan, Stasiun Senen. Hari Minggu kemarin (19.01.14) saya harus mengantar adik ke Stasiun Senen yang akan pulang ke kampung. Adik baru saja mampir ke tempat saya bersama temannya dengan menggunakan sepeda motor dari kampung.

Berhubung cuaca yang makin buruk, beserta hadiahnya yaitu banjir, maka diputuskanlah pulang ke kampung dengan naik kereta. Mau naik bus juga gak mungkin, jalur pantura pun telah lumpuh karena banjir di Pamanukan, Subang.

Tiket kereta telah kami peroleh dengan reservasi online dan jadwal keberangkatan tepat pukul 13.00. Hanya satu yang bikin bingung saat itu. Seberapa kedalaman banjir saat itu? Apakah bisa diterjang? Berdasarkan informasi yang saya peroleh di TV, banjir sepanjang jalan Daan Mogot berkisar sekitar 60 cm (kira-kira selutut saya). Akhirnya diputuskan untuk menerjang banjir tersebut.

Berani? Yup, berani dan nekat. Daripada harus ketinggalan kereta. Beruntung motor suami dan adik saya bukan jenis bebek/matic. Kalau jenis bebek yang ada nanti malah berenang di tengah banjir kaya bebek ^_^.

Wuuuzz,, air muncrat sana-sini saat kami menerjang banjir itu. Celana sudah digulung sampai lutut tetap aja basah. Tidak sedikit motor bebek dan matic yang mogok karena nekat nerjang banjir. Banyak montir dadakan yang menawarkan jasa memperbaiki motor mogok.

Aman dari jalan Daan Mogot, kami masih harus menerjang banjir lagi di depan terminal bus Grogol (depan Univ.Trisakti). Tapi di daerah ini kedalaman air tak separah di Daan Mogot. Lepas Grogol kami aman dari banjir sampai stasiun Senen.

Setiba di stasiun kami masih harus berlarian demi mencapai peron karena kereta yang ditumpangi adik akan segera berangkat. Alhamdulillah masih keburu. Tapi tugas saya dan suami belum berakhir. Mengurus paket motor si adik dan siap terjang banjir lagi demi sampai rumah. Benar-benar menjadi hari yang "wow". Banjir-banjiran dan lari-larian di stasiun.

Sangat bersyukur saya bisa kembali dengan selamat sampai rumah. Si adik juga sudah sampai kampung beserta motornya. Dan saya juga sangat bersyukur karena daerah tempat tinggal saya tidak mengalami banjir seperti daerah lain.

Sedih sekali rasanya melihat warga mengungsi di halte busway. Tak ada yang bisa saya lakukan untuk mereka, hanya bisa membantu doa. Semoga musibah banjir di Jakarta dan seluruh daerah di Indonesia cepat surut kembali. Aamiin...

NB:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun