Mohon tunggu...
Retno Megawati
Retno Megawati Mohon Tunggu... -

Saya mahasiswa UNS PGSD Kampus VI Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perkaya Otak

24 Desember 2010   04:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:26 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Otak Unik dan Memperkaya Otak

Otak manusia sangat unik bahkan seseorang terlahir kembar identik pun mempunyai otak yang berbeda. Dari perbedaan tersebut cara yang paling tepat untuk menghargai adanya keunikan dan perbedaan adalah menghargai adanya perbedaan gaya belajar.

Setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda dan tidak hanya satu. Misalnya seseorang tergantung pada lingkungan, pembelajar ini suka menyerap lingkungannya dengan berinteraksi, bereksplorasi dan mengobservasi sehingga pembelajaran dilaksanakan di alam seperti kunjungan ke lapangan, situasi-situasi nyata dan eksperimen.Misal lagi visual eksternal, pembelajar ini lebih suka membacakan daripada dibacakan, suka menulis dan kerapian, pengeja yang baik dan tidah mudah terganggu oleh kebisingan. Jadi, guru dalam mengajar kepada semua gaya pembelajaran, cukup dengan memberikan sebanyak mungkin pendekatan pembelajaran yang berbeda.

Otak kita yang unik juga harus diperkaya agar dapat digunakan secara optimal. Nah, untuk memperkaya otak kita perlu memperbanyak pengalaman pembelajaran tentunya dalam frekuensi yang cukup banyak dan menantang serta lingkungan yang mendukung dan menstimulasi secaraintelektulitas. Selain itu, pengayaan juga akan memperkaya otak kita, bagi otak pengayaan dapat membawa kepada pertumbuhan titik-titik koneksi untuk interaksi dari sel ke sel, badan-badan sel yang lebih berat, dendrit yang lebih panjang dan pertumbuhan sel yang lebih banyak. Pendidikan yang semakin tinggi tingkatannya memiliki pengaruh terhadap percabangan dendrit.

Pengayaan harus suatu stimulus yang baru, stimulus yang menantang, stimulus yang koheren dan bermakna, pembelajaran terjadi sepanjang waktu, dan umpan balik. Jadi intinya untuk memperkaya otak dibutuhkan kebaruan, tantangan, koheren, waktu, dan umpan balik.

Stimulus yang baru akanmemperkaya otak kita karena akan menambah input yang baru bagi otak. Selain itu, tantangan juga dibutuhkan agar diri kita merasa nyaman, aman, puas dengan diri dan keadaan kita. Sehingga dapat memperkaya otak. Guru bisa membantu siswa agar mampu menghadapi suatu tantangan. Bisa dengan cara mendorong siswa untuk menguji kemampuannya sendiri dalam proses pembelajaran. Stimulus juga harus koheren dan dan bermakna. Dengan stimulus yang berkesinambungan otak akan menerima input dengan mudah dan kebermaknaan stimulus akan membuat otak selalu mengingatnya.

Mencoba melakukan sesuatu dengan benar atau membuat kesalahan itu adalah umpan balik. Guru dalam pembelajaran harus bisa memberikan umpan balik, misalnya dalam mengoreksi hasil ujian guru harus menunjukkan jawaban siswa yag salah dan memberikan penjelasan terhadap jawaban yang benar. Hal ini akan memberikan umpan balik yang positif bagi siswa.

Umpan balik tidak hanya diberikan oleh guru bisa saja dalam pembelajaran dibentuk kerja kelompok. Di dalam kerja kelompok tersebut siswa akan berinteraksi dan saling mendapatkan penguatan sosial maupun akademik. Sehingga pada waktu siswa menyampaikan ide-ide dan perilakunya dia akan mendapatkan umpan balik langsung. Selain itu, interaksi dengan sumber-sumber dari luar seperti komputer, dan media cetak juga dapat memberikan umpan balik yang bermanfaat.

Sebagai guru harus bisa berbicara dengan hati-hati, mudah dipahami, berbicara dengan tujuan yangjelas dan membuat siswa mencatat persepsi mereka tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan. Cara ini akan membuat otak menghubungkan informasi dan memproses dengan baik sehingga lebih mengaktifkan otak. (KD 4)

Adi W. Gunawan. 2007. Genius Learning Strategy. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Jensen, Eric. 2008. Brain-Based Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun