Namun, penularan dari manusia ke manusia ini jarang terjadi. Sedangkan penularan tidak langsung terjadi melalui kontak dengan hewan atau menusia dengan barang-barang yang telah tercemar urin penderita, seperti alas kandang hewan, tanah, makanan, minuman dan jaringan tubuh.
Angka kematian akibat Leptospirosis di Indonesia termasuk tinggi, mencapai 2,5%-16,4%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, kasus Leptospirosis di daerah beriklim subtropis diperkirakan berjumlah 0.1-1 per 100.000 orang setiap tahun, sedangkan di daerah beriklim tropis kasusnya meningkat menjadi lebih dari 10 per 100.000 orang setiap tahun.
Gejala Leptospirosis terjadi dalam dua tahap. Di tahap pertama, seorang yang terjangkit Leptosprirosis akan mengalami demam, sakit kepala, ruam, otot terasa nyeri, sakit perut, muntah-muntah, atau diare, kulit atau area putih pada mata yang menguning.Â
Setelah mengalami gejala, penderita leptospirosis biasanya akan kembali pulih dalam waktu 1 minggu setelah sistem imunitas tubuh dapat mengalahkan infeksi.
Akan tetapi, sebagian penderita akan mengalami tahap kedua. Penyakit leptospirosis di tahap ini akan menyerang lebih banyak organ vital lain, sehingga membuat kondisi semakin buruk. Setelah memasuki tubuh, bakteri ini dapat menyebar melalui aliran darah dan sistem getah bening pada organ dalam tubuh.Â
Tahap kedua ini biasanya disebut juga sebagai penyakit Weil. Gagal ginjal akut, gagal jantung, manifestasi pendarahan, dan meningitis menjadi ancaman terburuk bagi penderita penyakit Weil ini.
Penderita leptospirosis umumnya tidak langsung berobat, karena keluhannya dirasa bisa sangat ringan. Di beberapa pasien, penyakit ini pun dapat sembuh dengan sendirinya dan gejalanya akan hilang dalam waktu 2-3 minggu.
Kemenkes menyebutkan beberapa hal yang dapat menghindari dan mengantisipasi diri dari penyakit Leptospirosis, antara lain Menghindari adanya tikus berkeliaran di sekitar kita, hindari bermain air saat banjir terutama jika mempunyai luka, gunakan alas kaki misalnya sepatu anti air bila terpaksa harus ke daerah banjir, dan segera berobat jika merasa sakit dengan gejala demam tiba-tiba, sakit kepala dan mual atau diare.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H