Mohon tunggu...
Reti  Sufarni
Reti Sufarni Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Demam Korea di Kalangan Remaja

26 Januari 2018   08:45 Diperbarui: 26 Januari 2018   10:21 15958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sering kita dengar kata-kata hidup ini penuh dengan drama, yah.. itu sering kali kerap terjadi karena banyaknya drama yang muncul dipertelevisian indonesia. Tak dapat di pungkiri bahwa drama korea kini telah berbaur di kalangan anak sekolah, mahasiswa sampai kaum ibu-ibu pun menyukainya. Tidak susah lagi untuk di jumpai karena situs untuk mendownload nya sudah ada di internet atau tinggal copy paste dari teman untuk mengambil film drama yang di inginkan. 

Kini budaya-budaya asing seperti halnya k-pop sudah mencuat dan berbaur di masyarakat saat ini, yang nyata nya sekarang telah buming yang namanya demam korea. Mulai dari style nya, budaya nya, bahasanya, makanannya dan tata cara perlakuan pun kini banyak sekali ditiru oleh para kalangan anak muda seperti zaman sekarang. 

Kini artis-artis korea pun begitu sangat di gemari apalagi sampai merelakan dirinya untuk mengubah cara berpakaiannya dan juga menirukan bahasa korea tersebut. Memang tak selamanya dampak dari k-pop sendiri itu negatif akan tetapi virus-virus k-pop, drakor itu bisa juga mengajarkan kita untuk belajar bahasa asing dan mengetahui budaya-budaya yang mereka miliki.

Demam Korea atau Korean Wave sekarang sedang berkembang di Indonesia. Hal ini di akibatkan karena penyebaran dan pengaruh budaya Korea di Indonesia, terutama melalui dunia entertainment seperti music pop Korea dan drama-drama Korea. 

Demam Korea di Indonesia juga memberikan pengaruh yang besar bagi para remaja Indonesia seperti cara berpakaian dan bahkan hal ini dapat dilihat dengan adanya kemunculan boyband dan girlband Tanah Air. Kemunculan mereka cukup menjadi pengaruh bagi para Remaja Indonesia. Bagi para remaja Indonesia yang pada dasarnya mencintai music Indonesia, tentulah kemunculan boyband dan girlband memberikan warna baru yang dapat meramaikan industry music Indonesia. Sebaliknya, bagi para remaja yang sudah lama menyukai music luar daerah banyak yang beranggapan bahwa boyband dan girlband Indonesia menjiplak boyband dan girlband dari Korea yang sudah lebih dahulu ada. 

Demam Korea tentunya juga memberikan dampak positif dan negative bagi remaja Indonesia, mereka yang menyukai Korea cenderung lebih boros daripada remaja yang lebih menyukai music Indonesia, dan perilaku atau moral mereka cenderung lebih bebas, kadang tidak sesuai dengan kebudayaan dan tata karma bangsa Indonesia. Namun, dengan adanya demam Korea juga bisa menjadikan sebuah lapangan pekerjaan yang cukup menggiurkan, mengingat para peminat music atau drama Korea tidaklah sedikit. Selain itu, dampak positif lainnya adalah para pecinta Korea dapat saling berteman dan berbagi pengalaman bersama para K-popers lain. Tentu hal ini juga dapat mengajarkan agar mereka dapat bersosialisasi yang baik dengan orang lain.

Jika di lihat dengan pasti kini kebudayaan kita sendiri sudah sangat tidak menonjol lagi di sebabkan remaja zaman sekarang lebih menyukai kebudayaan asing dari pada budaya sendiri. Kini mereka lebih menyukai budaya asing dari pada budaya mereka sendiri. Banyak yang tampak jika dilihat dari segi negative nya tak jarang banyak ditemukan para remaja, mahasiswa dan bahkan ibu-ibu rumah tangga pun mulai menyukai ala-ala korea tersebut. 

Kini demam korea semakin lama semakin banyak merembak dikalangan masyarakat sekarang. Tidak dapat di pungkiri lagi bahwa korea sudah menajadi trend saat ini bahkan ada juga yang terlalu menyukai boyband korea tersebut secara berlebihan contohnya seperti berteriak histeris (berlebih-lebihan) terhadap boy band atau girl band korea, merayakan ulang tahun aktor secara berlebih-lebihan, memang semuanya tidaklah salah akan tetapi semua itu ada batas nya. 

Dalam halnya menyukai sesuatu itu di dasari dengan perasaan begitu juga dengan drama korea dengan sering-sering menonton drama korea, kita seperti merasakan menajadi seorang pemain utama di dalam drama tersebut. Sehingga menyebabkan perasanan kita menjadi terbawa suasana drama tersebut. Ini menyebabkan kecanduan tersendiri di dalam diri kita. 

Penulius pun sangat menyukai K-pop maupun Drakor ini, akan tetapi menurut penulis menonton ataupun mengefans kan sesuatu itu tidak harus secara berlebih-lebihan menggemari sesuatu itu menurut penulis harus wajar-wajar saja dengan kata lain tidak terlalu melebih-lebihakan nya. Merembaknya budaya korea ini membuat para generasi anak muda zaman sekarang semakin menjadi-jadi saja, terlihat dengan gaya mereka yang terlihat sudah tidak di katakan wajar lagi. 

Banyak dikalangan para remaja sekarang terutama di indonesia sudah sangat terlihat jelas bagaimana budaya korea ini sedikit demi sedikit menjangkit kepada remaja di indonesia hampir rata-rata dari kaum hawa ini tergila-gila dengan aktornya. Sebenarnya tidak salah untuk menyukai yang kita gemari akan tetapi yang wajar lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun