Mohon tunggu...
Nuretha Purwaningtyas
Nuretha Purwaningtyas Mohon Tunggu... profesional -

Hanya seseorang yang suka berbagi, itu saja... ;)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hiduplah di Dalamnya...

24 Maret 2012   06:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:33 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini beberapa waktu yang lalu aku publish di notes fesbukku, baru kepikiran untuk meng-uploadnya di Kompasiana. Yaaah, hanya sebagai perenungan saja ;) ..... Mengawali buku " a Doctor without border", yang ditulis oleh dr James Maskalyk, dalam misinya bersama MSF (http://www.msf.org) di Sudan. Ada sebuah tulisan yang menggugah "tidurku", mengoyak mimpiku yang melenakan. Kutipan pidato wisuda Joan Didion (http://en.wikipedia.org/wiki/Joan_Didion), yang sudah diterjemahkan dengan baik tentunya...

"Aku tidak menyuruh kalian menciptakan dunia yang lebih baik karena kurasa kemajuan bukanlah sesuatu yang harus dicapai. Aku menyuruh kalian untuk hidup didalamnya. Tidak sekedar bertahan, tidak sekedar mengalaminya, tidak sekedar melewatinya begitu saja, tetapi hidup di dalamnya. Memperhatikannya. Mencoba mengambil maknanya. Hidup dengan nekat. Mengambil peluang. Membuat karya sendiri dan bangga terhadapnya. Menangkap momen Dan jika kalian bertanya padaku mengapa kalian harus melakukannya, aku bisa memberitahu bahwa kuburan adalah tempat yang nyaman, tetapi tak ada yang berpelukan disana. Mereka juga tidak menyanyi, atau melukis, atau berdebat, atau melihat riak gelombang di Amazon, atau menyentuh anak mereka. Dan itulah hal-hal yang harus dilakukan dicapai selagi kalian bisa dan semoga beruntung"

Highlight kalimat dengan Bold & Italic itulah adalah bagian yang aku suka. Yang menggugahku. Membangunkanku kembali. Tidak sekedar bertahan Tidak sekedar mengalami Tidak sekedar melewati TETAPI HIDUP DI DALAMNYA MEMPERHATIKANNYA MENCOBA MENGAMBIL MAKNANYA MENANGKAP MOMEN Hmmm, berapa momen sudah yang terlewatkanku? Berapa momen sudah yang tak kuperhatikan dan terlewat maknanya? Sudah berapa lama aku hanya bertahan? Sudah berapa episode yang aku hanya alami tapi tak tersarikan intinya? Sudah berapa lama aku hanya melewati setiap momen tanpa mampu menangkap maknanya? Hanya terlewat begitu saja [Sangatta, Februari 2011] dr James Maskalyk [www.sixmonthsinsudan.com]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun