Bandura (1997) menjelaskan tiga komponen yang mendorong terciptanya efikasi diri yang meliputi:
- Ekspektasi terhadap hasil (Outcome expectancy), merupakan harapan pada kemungkinan hasil dari perilaku. Ekspektasi ini berbentuk perkiraan pemikiran mengenai perolehan hasil dan tujuan yang akan dicapai.
- Ekspektasi terhadap efikasi (Efficacy expectancy), merupakan ekspektasi pada timbulnya perilaku yang dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap kemampuan kinerja yang berhubungan dengan hasil.
- Nilai terhadap hasil (Outcome value), merupakan makna nilai atas hasil yang didapatkan individu yang dapat menyebabkan seseorang termotivasi untuk mendapatkannya lagi.
Bandura (1997) menyatakan bahwa efikasi diri dapat dibentuk oleh pengalaman keberhasilan yang didapatkan individu, penilaian terhadap diri dalam menjalani kegiatan sehari -- hari, dan peristiwa pada individu lain yang seolah dialami oleh diri sendiri. Figur (individu lain) yang dimaksudkan disebut dengan model. Perilaku pengamat dapat berubah setelah melakukan pengamatan terhadap model karena model memberi contoh tindakan untuk menghadapi situasi yang tidak nyaman. Model juga menunjukkan berbagai strategi yang efektif untuk menangani ketidaknyamanan / ancaman.
Seperti yang telah dijelaskan, bahwa efikasi diri merupakan hal yang sangat penting. Lantas bagaimana jika individu memiliki efikasi diri yang rendah ?
Teori sosial kognitif Bandura mengemukakan bahwa rendahnya efikasi diri dapat mengakibatkan bertambahnya kecemasan dan perilaku menghindar pada individu. Individu akan bersikap menghindar dari kegiatan -- kegiatan yang dirasa dapat menambah buruk situasi, ini disebabkan karena perasaan tidak mampu dalam menghadapi berbagai resiko (Bandura, 1997 dalam Rustika, 2012).Â
Hasil dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri yang rendah mengakibatkan tingkat stress yang tinggi, efikasi diri rendah mengakibatkan bertambahnya kecemasan orangtua ketika menghadapi anaknya mengalami permasalahan. Selain itu efikasi diri yang tinggi juga dipengaruhi oleh kondisi fisik individu yang sehat. Efikasi diri yang rendah menyebabkan kepuasan kerja yang rendah pada individu.
Apa yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan efikasi diri ?
Efikasi diri yang rendah pada individu dapat ditingkatkan dengan memberikan persuasi verbal. Persuasi verbal dapat dilakukan dengan memeberikan motivasi bahwa individu dapat menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Persuasi verbal tersebut akan mendorong individu untuk meningkatkan efikasi diri karena telah timbul rasa percaya terhadap pemberi informasi. Rasa percaya terhadap kemampuan diri yang meningkat membuat individu sulit untuk digoyahkan. Bandura (1997) dalam (Rustika, 2012) mengemukakan bahwa persuasi verbal dapat efektif jika pemberi informasi memiliki kemampuan dalam melakukan diagnosis terhadap kekuatan dan kelemahan individu, serta memiliki pengetahuan untuk membangun potensi diri individu. Â Selain itu, keadaan fisik dan suasana hati individu dapat memberikan pengaruh pada efikasi diri. Â Keadaan fisik yang sakit dan suasana hati yang sedih menyebabkan individu kurang yakin akan kemampuan dirinya. Individu dapat merubah keyakinan mengenai efikasi dirinya melalui memperbaiki keadaan tubuh, melakukan upaya menurunkan stress, merubah emosi yang negative, serta melakukan evaluasi mengenai pandangan terhadap kondisi diri (Bandura, 1997). Individu yang memperoleh keberhasilan ketika suasana hati positif akan menghasilkan efikasi diri yang tinggi. Sebaliknya, jika individu memperoleh kegagalan saat suasana hati negative akan menghasilkan efikasi diri yang rendah. Individu yang mengalami kegagalan dalam suasana hati positif akan berlebihan dalam memandang kemampuannya. Sedangkan individu yang berhasil dalam suasana hati negative akan merendahkan kemampuannya. Berdasarkan pendapat Ormond dalam (Raditiana, 2015) terdapat berbagai upaya untuk meningkatkan efikasi diri, diantaranya : (1) Pengetahuan dan kemampuan dasar diajarkan hingga individu menguasai. (2) Menunjukkan catatan atas progress siswa mengenai keterampilan -- keterampilan yang runyam. (3) Pemberian tugas yang mengarahkan pada persepsi siwa yaitu mereka dapat berhasil jika bekerja keras dan pantang untuk menyerah. (4) memberi keyakinan pada individu bahwa setiap orang bisa meraih kesuksesan, termasuk dirinya. (5) Memerhatikan kepada siswa mengenai model teman -- teman sebaya yang telah sukses. (6) Memberikan siswa tugas yang kompleks yang dibentuk dalam kegiatan -- kegiatan kelompok.
ReferensiÂ
Adicondro, N. And Purnamasari, A., 2011. Efikasi Diri, Dukungan Sosial Keluarga Dan Self Regulated Learning Pada Siswa Kelas VIII (Vol. 8). Universitas Ahmad Dahlan.
Bandura, A. (1977). Self-Efficacy: Toward A Unifying Theory Of Behavioral Change. Psychological Review, 84(2), 191--215. Https://Doi.Org/10.1037/0033-295X.84.2.191
Barakatu, A.R., 2007. Membangun Motivasi Berprestasi: Pengembangan Self Efficacy Dan Penerapannya Dalam Dunia Pendidikan. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 10(1), Pp.34-51.