Dalam dunia pendidikan, guru merupakan pilar terpenting dalam mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Peran seorang guru tidak hanya sekedar pengajar, namun juga seorang pendidik yang menanamkan nilai-nilai moral, etika, dan karakter pada diri peserta didik. Namun, dalam tuntutan  abad ke-21 yang menuntut, etika profesi guru seringkali diuji. Inilah sebabnya mengapa penting  untuk mengintegrasikan peran, hak, tanggung jawab, keterampilan, pendidikan karakter dan pembelajaran abad ke-21 dalam  membangun sistem pendidikan yang berkualitas dan bermutu.Â
Guru memegang peranan yang sangat penting sebagai teladan moral bagi siswa. Sebagai subjek pendidikan karakter, guru harus mentaati kode etik profesi. Dalam konteks ini, Kode Etik Guru menjadi pedoman moral untuk memastikan bahwa segala keputusan yang diambil sesuai dengan prinsip keadilan, integritas, dan profesionalisme. Sayangnya, kejadian kasus pelanggaran etika yang dilakukan segelintir  guru dapat mencoreng citra profesi ini. Oleh karena itu, penerapan Kode Etik secara konsisten menjadi prioritas dan harus  didukung dengan pemantauan yang ketat dan terukur.
Di sisi lain, untuk menjamin guru mampu melaksanakan tugasnya secara optimal, mereka berhak mendapatkan penghargaan yang layak, baik dalam bentuk gaji maupun fasilitas penunjang. Hak ini harus diimbangi dengan kewajiban  untuk terus meningkatkan kualifikasi mereka melalui pelatihan, pendidikan lebih lanjut, dan keterlibatan dalam tantangan pendidikan. Ketidakseimbangan hak dan tanggung jawab dapat menjadi hambatan bagi guru untuk memberikan kontribusi penuhnya.
Kompetensi guru meliputi empat aspek utama:  pedagogik, profesional, sosial dan personal. Di era digital, keterampilan teknis juga diperlukan, guru diharapkan tidak hanya  memahami materi, namun juga mampu memanfaatkan teknologi untuk memberikan pembelajaran interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa abad 21.  pendidikan berkelanjutan  dan pelatihan teknologi bagi guru merupakan strategi penting untuk memenuhi kebutuhan ini.
Sebagai pembentuk karakter bangsa, pendidikan hendaknya tidak  hanya berfokus pada aspek kognitif saja. Guru harus menanamkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, dan empati dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan visi pendidikan karakter yang dicanangkan  pemerintah. Membangun ekosistem yang mendukung memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan komunitas.
Pembelajaran abad 21 menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas. Guru perlu mengubah paradigma mereka dari sekedar menyampaikan pengetahuan menjadi bertindak sebagai fasilitator yang menginspirasi siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat. Dengan menggunakan teknologi, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang kaya dan mendalam. Namun perubahan ini juga memerlukan dukungan kebijakan yang sangat jelas serta  penyediaan infrastruktur yang memadai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H