Mohon tunggu...
Resty Septianie SR
Resty Septianie SR Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Berdisukusi Melalui Catatan

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Seorang PR Pandai Menulis, Haruskah? (Jurnal PKL Minggu ke VI)

16 Desember 2021   08:47 Diperbarui: 16 Desember 2021   08:53 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Public Relation (PR) sangat erat kaitannya dengan kemampuan berbicara seseorang, kebanyakan mahasiswa dari jurusan PR juga dinilai dapat memahami bagaimana caranya untuk tampil di depan khalayak, lalu perlukah seorang PR memiliki kemampuan menulis ?

Hal tersebut pernah juga dipaparkan oleh Rhenald dalam bukunya "Manajemen Kehumasan” yang menjelaskan bahwa kegiatan kehumasan didominasi oleh aktivitas tulis menulis dibanding kegiatan-kegiatan lainnya. “Sekitar 70 persen kegiatan humas merupakan aktivitas tulis-menulis, selebihnya merupakan aktivitas-aktivitas lainnya ”.

Pentingnya kemampuan menulis sangat saya rasakan terutama pada kegiatan pkl di minggu ke enam ini, sebagai karyawan magang di bagian crm sangat dituntut untuk dapat menghasilkan tulisan - tulisan berupa advetorial. Advetorial tersebut akan ditampilkan di media sosial, juga dibuat sedemikian rupa untuk disampaikan kepada publik internal sebagai bahan laporan mingguan.

Seorang PR akan dituntut untuk dapat membuat tulisan sesuai dengan instansi dimana ia berada, jika bekerja di instansi pemerintahan karya yang dihasilkan akan lebih banyak ke press relese, draft pidato, featurure dll. Bila bekerja di perusahaan profit saat ini PR akan lebih dituntut untuk pandai membuat karya tulis berupa advetorial seperti caption medsos, konten billboard, topik bulletin, serta konten report, disamping tugas utamanya sebagai sorang PR yakni membangun citra baik dari instansi dimana ia berada. 

Selain itu sesuai dengan pengalaman saya, perusahaan akan sangat memperhitungkan karyawan yang memiliki keahlian menulis disamping skill utama yang ia miliki (multitalent), dibanding dengan karyawan yang jika diberi tugas banyak menjawab 'tidak bisa' atau 'sepertinya itu bukan ranah saya'.

Jika pembaca masih merasa awam dalam membuat tulisan, berikut adalah pengalaman saya untuk dapat menghasilkan suatu tulisan :
1. Pahami Materinya, jika pembaca dituntut untuk membuat suatu topik pahami terlebih dahulu apa topik yang akan di sampaikan
2. Mulai Menulis Saja, jika pembaca telah paham mengenai topik bahasan langsung saja tuangkan dalam suatu tulisan jangan pikirkan bahasa atau lain sebagainya mulai saja tuangkan
3. Buat Sesuai Kebutuhan, nah dari tulisan yang telah dibuat pembaca dapat melakukan tinjauan terhadap tulisan tersebut, editlah dengan bahasa yang lebih baik, dan sesuaikan struktur tulisan dengan kebutuhan instansi.
4. Rajin - Rajinlah membaca, dalam hal ini cobalah baca hasil tulisan dari instansi yang sejenis dengan tempat dimana pembaca bekerja, dan cobalah untuk memahami bagaimana struktur penulisannya.  

Selamat mencoba ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun